Beri Pendidikan Politik,
Dongkrak Partisipasi ke TPS
Padang Ekspres • Senin, 03/03/2014 12:16 WIB
Solok, Padek—Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap calon anggota legislatif (caleg) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), DPRD Sumbar, DPR RI, atau DPD RI, bersumber dari sikap dan perbuatan para anggota dewan yang sudah terpilih itu sendiri. Ketika telah menjadi anggota dewan, banyak yang tidak berbuat untuk masyarakat, tapi lebih mendahulukan kepentingan pribadi dan partai.
Hal itu disampaikan Pengamat Politik dari Unand Rozi Dateno Putri Hanida, saat menjadi pembicara saat Bimbingan Teknis (Bimtek) Relawan Demokrasi KPU Kabupaten Solok di Aula Royal Denai Hotel Bukittinggi, Jumat (28/2) lalu.
“Ini salah satu faktor pemicu munculnya sikap apatis masyarakat tidak mau datang ke TPS untuk memilih. Makanya, angka partisipasi pemilih semakin lama, semakin berkurang,” ujar Rozi.
Selain Rozi Dateno Putri Hanida, juga hadir sebagai narasumber Dosen Komunikasi IAIN Imam Bonjol Padang Abdullah Khusairi dan Divisi Sosialisasi KPU Sumbar, Nova Indra.
Lebih lanjut Rozi menjelaskan, menjadi tanggung jawab parpol untuk meningkatkan dan mengembalikan kepercayaan masyarakat yang sudah banyak apatis untuk memilih. “Namun, parpol maupun para caleg seakan tidak peduli. Padahal, mereka yang butuh suara,” jelas dosen Fisip Unand itu.
Kendati demikian, KPU perlu diapresiasi. Meski sebagai penyelenggara pemilihan, KPU berinisiatif membentuk relawan demokrasi untuk mengimbau masyarakat menggunakan hak pilih mereka dengan sebaik-baiknya.
“Seharusnya parpol yang giat memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Tapi, kenyataannya tidak. Makanya, sebagai anak bangsa yang dipilih sebagai relawan demokrasi, kita harus berbesar hati menjalankan amanah, agar demokrasi di negeri ini semakin membaik,” tegas Rozi.
Dosen Komunikasi IAIN Imam Bonjol Padang Abdullah Khusairi mengatakan, anggota relawan demokrasi mesti cakap berkomunikasi dengan masyarakat. Mereka mengajak dan membawa masyarakat untuk memilih harus dengan memberikan pemahaman yang bisa diterima akal dan daya tangkap pemilih. “
Wajar saja jika mereka tak mau memilih karena kecewa pada caleg. Tapi, dengan kecakapan relawan demokrasi memberikan alasan-alasan yang mudah dicerna masyarakat, saya yakin pemilih akan mau ke TPS,” ujarnya.
Di sela-sela diskusi tersebut, salah seorang peserta Bimtek mengatakan, mubazir saja relawan menyosialisasikan dan mengajak masyarakat untuk memilih, sementara tayangan di televisi selalu menghujat dan menyajikan keburukan anggota dewan maupun caleg dan parpol.
Menjawab itu, Abdullah Khusairi menerangkan, sebagai salah satu dari empat pilar demokrasi, media massa baik cetak, elektronik, wajar memberikan pendidikan politik pada masyarakat. Dengan kata lain, tayangan-tayangan mesti mampu mengubah pola pikir masyarakat terhadap anggota dewan.
Di sisi lain, Divisi Sosialisasi KPU Sumbar, Nova Indra mengatakan, rendahnya angka partisipasi pemilih dipicu sikap pemilih yang cenderung pragmatis. Dengan kata lain, pemilih mau datang ke TPS, jika diberi iming-iming imbalan dari caleg. “Ini pendidikan politik yang tidak baik. Makanya, sebagai relawan demokrasi, kita harus meniadakan terjadi sikap pragmatisme ini di tengah-tengah masyarakat,” kata Nova Indra.
Selain itu, Nova Indra berharap, sebagai relasi KPU, relawan demokrasi betul-betul bersikap independen. Dengan kata lain, jangan sampai relawan yang mengampanyekan caleg di tengah-tengah masyarakat.
Relawan berfungsi untuk menyadarkan masyarakat agar mau datang ke TPS untuk memilih. Jangan sampai hal ini dimanfaatkan caleg,” papar Nova Indra.
Ketua KPU Kabupaten Solok, Elwiza mengatakan hingga saat ini, angka partisipasi pemilih di Kabupaten Solok belum mencapai 75 persen. Dia berharap, dengan kesungguhan kerja para relawan demokrasi ini dapat menggenjot angka partisipasi pemilih. Dimana, pada Pemilu tahun 2009 lalu, angka partisipasi pemilih di Kabupaten Solok hanya 68,4 persen.
“Setidaknya, angka partisipasi pemilih di Kabupaten Solok mencapai 75 persen. Kita sangat berharap pada para relawan demokrasi,” kata Elwiza.
Senada dengan itu, Divisi Sosialisasi KPU Kabupaten Solok, Jons Manedi mengatakan, hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI), angka partisipasi pemilih di Kabupaten Solok terhitung 31 Desember 2013 lalu hanya mencapai 61 persen, dari 263.208 jiwa Daftar Pemilih Tetap (DPT) terhitung 17 Januari 2014, yang tersebar pada 964 Tempat Pemungutan Suara (TPS). “Makanya pihak kita giat melakukan partisipasi,” beber Jons. ( ricky selayo )
No comments:
Post a Comment