Posts

Showing posts from November, 2006

TEMPURUNG KEPALA

Penulis buku Jaringan Ulama di Nusantara, Prof Dr H Azyumardi Azra, dalam sebuah kesempatan memberikan materi kuliah menyatakan pentingnya penguatan institusi agama dalam mengembangkan ummat. Kemajuan peradaban selalu dimulai dari berkembangnya cara berpikir ummat. Cara berpikir berhubungan erat dengan cara pandang, sedangkan cara pandang membutuhkan wawasan dan kearifan dari ilmu-ilmu. Ilmu-ilmu didapatkan dari penguatan institusi agama; seperti institusi pendidikan, keagamaan dan organisasi keagamaan. Putra Lubuk Alung Pariaman yang segera menyerahkan estafet Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Ciputan Jakarta ini, juga mengatakan, di tengah arus global dengan berbagai aliran pemikiran, adalah pantas jika terjadi kehausan orang terhadap agama. Hal ini membuat lahirnya tasawuf modern, karena corak kehidupan agama di perkotaan yang bersentuhan dengan industri. Agama secara tidak sengaja memberi konsekwensi terhadap industri. Sekedar misal, perkembangan model fashion. Sayangnya, pada tatara

RESENSI NU Studies

Berselancar di Ombak Zaman Judul: NU Studies Penulis : Ahmad Baso Penerbit : Erlangga Cetakan : Agustus 2006 Resensiator : Abdullah Khusairi JIKA pandangan kita terhadap Nahdhatul Ulama (NU) sebagai organisasi agama dengan corak tradisional? Ada baiknya membaca buku ini. Ada banyak hal yang bisa membantah pandangan kita selama ini. Salah satunya adalah, anak muda NU lebih dinamis dan modern menatap zaman. Mereka menyadari benar, adalah sesuatu yang percuma, kalau memiliki stigma pemikiran modern tetapi justru lamban menerima perubahan. Pada tataran ini, NU bermain selancar yang mahir di gelombang zaman. Pemikiran yang diteruskan aksi strategis telah membuat posisi dan image tradisional kini luruh satu-satu. ?Setidaknya itulah yang tergambar dalam buku NU Studies ini. Memotret dari dalam wajah NU dari realitas zaman ke zaman. Dipaparkan oleh penulisnya, elit dan kaum ”kiai sarung” ternyata mampu menguasai rezim digitalisasi tanpa gagap menyergap, tanpa menggoyahkan kultu

MAKAN TEMAN

Saya dapat pengalaman menarik dalam sebuah perjalanan. Dua orang dewasa bercerita tentang salah seorang dari mereka telah dimakan oleh temannya sendiri. ”Kenapa tidak kau usut?” komentar lawan bicaranya. ”Saya tak mau memperpanjang masalah,” jawab yang bercerita. ”Lha. Kalau begitu anda rela dimakan terus menerus.” ”Bukan rela. Tapi sangat naif rasanya. Uang saya yang dia makan itu tak seberapa. Saya tahu sedang ditipu tapi yang penting menjaga pergaulan. Biarlah satu kali ini saja. Saya pikir, teman saya itu akan malu sendiri, saya yakin dia akan tahu saya menertawai dia.” ”Alasan yang sedikit bisa diterima. Tapi orang seperti itu biasanya tidak sejauh itu arif ia berpikir.” ”Ya, biarlah. Pergaulan ini macam-macam bentuknya. Teman dan saudara antara satu dengan yang lainnya tentu berbeda.” ”Tapi kita mesti punya sikap jantan. Kalau sudah merugikan tapi diam saja itu pertanda membiarkan diri teraniaya.” ”Saya menghargai sikap anda dan semoga anda menghargai kebodohan saya. Saya tetap b

Konfirmasi

Hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpa suatu musibah kepada suatu kaum. (QS.Al Hujarat; 6) Maka kalau ada isu beredar, janganlah cepat percaya. Bertanyalah, cari tahu kepastiannya dengan sumber yang benar-benar menguasai persoalan. Konfirmasi (memastikan) adalah sebuah keharusan. Apalagi jika ingin menyampaikan kepada yang lain. Harus benar-benar terukur kebenaran faktual materi informasi yang disampaikan. "Seorang jurnalis bukan saja harus konfirmasi agar berita yang disampaikan medianya bernas. Tapi juga harus verifikasi. Keduanya berbeda. Konfirmasi itu memastikan. Verifikasi itu menjernihkan. Silahkan buka buku, Sembilan Elemen Jurnalisme (Pantau 2003), ditulis Bill Kovach," ujar dosen komunikasi massa sebuah universitas swasta di Padang. Usaha verifikasi dilakukan dengan melihat aturan, bertanya pada pakar bukan untuk jadi sumber berita, selanjutnya juga termasuk memapa

SAJAK USAI LEBARAN

Usai Lebaran Kau dayung ke hulu melawan arus Tembesi menuju nasib kalah menang akhir lebaran orang-orang menyudahi salam. Kebencian kita tak terbatas siang malam menangisi dusun mati. Jiwa kita teramat sepi mengering sungai dan sawah air mata doa serupa kabut sesat di jalanan. Mengusir ke ujung nasib muara terasing dan terbuang di subuh paling hina. Dusun kita di huni hantu kita pergi dengan segenap resah membakar jiwa dan lebaran mengusir kerinduan kebencian kebisuan. Sarolangun Jambi, Oktober 2006 Kemarau Ini Semacam duka senja kita berkerontang di tanah merekah sawah-sawah memekik pilu meranggas kisah tersedih. "Hujankan kami di ujung malam wahai Wahdatul Wujud" Suara tak terperi requem terindah yang pernah terdengar aduh betapa kita sadar sungai mengalir kecil dan embun tiada menetes. Asap mengepung di horison tak terselam mata bathin kekosongan bersama kebodohan demi kebodohan yang membisik keserakahan. Akal dan hati kita telah kering dari segala makna. Hijau daun kedama

KABINET HBA-ENDRA

The right man the right place. The wrong man the right place. The right man the wrong place. The wrong man the wrong place. Kalimat di atas selalu menjadi acuan ketika orang bicara kabinet. Dimana harapan menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat akan membawa kesuksesan team work. Sebaliknya, orang yang tidak tepat di tempat yang tidak tepat akan membuat program amburadul. Dan akan terjadi ketimpangan bila orang yang tidak tepat di tempat yang tepat atau juga orang yang tepat pada tempat yang tidak tepat. Hal terakhir acap kali menggagalkan semua sasaran yang akan dituju dalam team work. Pasca dilantiknya pasangan Bupati Kabupaten Sarolangun, H Hasan Basri Agus (HBA)-Wakil Bupati Cik Endra sebuah harapan besar tertumpang kedua pemimpin bumi Sepucuk Adat Serumpun Pseko ini. Harapan itu sebuah bayang-bayang kemajuan di masa depan. Dapatkah dua tokoh ini membawa Kabupaten Sarolangun sebagai "bintang" di tingkat nasional? Sungguh sebuah impian yang harus jadi kenyataan

BUPATI SAROLANGUN

Image
BERSAMA BUPATI SAROLANGUN, Hasan Basri Agus. Kamis (3/11), pukul 20.00 WIB. Lelaki murah senyum itu menyambut hangat kedatangan penulis di kediaman.

Selamatkan Iklim Investasi Pasbar

Ketua DPRD Kabupaten Pasaman Barat Asgul SE meminta agar Pemkab Pasaman Barat tidak mempersulit investor yang akan menanam modalnya di Pasaman Barat. Sebagai kabupaten baru, selayaknya Pemkab mengakomodasi keinginan investor, bukan memilih dan memilah sehingga menuai kekecewaan. "Saya mendesak agar iklim investasi Pasbar kondusif. Karena ini citra ke depan sebagai kabupaten baru. Saya mendapat laporan, ada investor yang kecewa karena izin survei diganti dengan investor lokal. Padahal investor ini sudah menjalankan aktivitas survei dan segera eksplorasi. Seterusnya akan melaksanakan eksploitasi. Lokasi Kuasa Penambangan (KP) sama dengan KP untuk investor lokal," kata Asgul kepada koran ini, di Padang, kemarin. Dikatakannya, investor yang sangat kecewa tersebut PT Sumatra Ina Minerindo (SIM), milik investor Inggris yang ternama dan memiliki lahan tambang biji besi di berbagai tempat di Indonesia. Salah satunya di Kutai Kalimantan. ?KP tersebut terletak di Nagari Airbangis Kecam