Posts

Showing posts from March, 2020

#DIRUMAHAJA

Siapa Baca Tulisanmu!  ABDULLAH KHUSAIRI   Hari ini tak ada yang ditulis. Kosong. Cuma baca-baca saja. Tak ada yang penting-penting amat untuk dibagikan. Perasaan kian masgul, saja. Apa itu masgul? Mungkin sama dengan galau. Lha, kok galau. Galau tak bisa keluar untuk ngopi-ngopi, nongkrong, diskusi, juga beberapa agenda penting harus cancel. Saya memang suka nongkrong untuk berdiskusi. Apalagi? Ya, bulan tua nan pasi di ujung ranting. Hehehe. Apa pula itu, tanggal satu dua hari lagi!  Hari ini tak ada yang ditulis. Kosong. Cuma baca-baca saja. Lha, ini nulis apa? Nulis apa saja. Hehehe. Begini, ya, buat apa menulis? Memangnya ada yang baca? Sekarang zaman video, gambar bergerak, tidak lagi teks? Jadul amat, nggak ada waktu untuk membaca, apalagi panjang-panjang.  Saya coba menjawab. Soal dibaca atau tidak, itu urusan lain. Urusan saya, ya menulis. Menulis apa yang saya mau. Kalau tak mau baca, ya sudah, tak dosa pun! Hahaha. Saya menulis seperti olahraga, untuk diri s

#DIRUMAHAJA

Tidak Boleh Mudik!  ABDULLAH KHUSAIRI  Twitter @KemenkesRI menganjurkan Jangan Mudik! Sebab itu bisa menyebarkan Covid-19 bagi handai taulan di kampung halaman. Covid-19 menyebar seiring dengan sebaran para ummat manusia yang berhubungan satu sama lain.  Ini satu pukulan lagi karena Covid-19. Pukulan pertama tidak boleh kemana-mana, #DirumahAja. Kedua, tidak boleh Jumatan. Pukulan ketiga ini, sepertinya masih lama tetapi sudah diumumkan! Sudah diprediksi perang melawan Covid-19 bakal memakan waktu lama.  Hampir masuk minggu ketiga, walau minggu-minggu pertama, satu dua kali sering keluar, terasa mulai berat menjalani hari-hari di #DirumahAja. Untung saja ada pelarian-pelarian, kompensasi dengan hal-hal positif. Banyak cerita sama anak-anak, banyak di depan laptop. Tidak Jumatan, sudah membuat sedih sendiri. Baca saja tulisan sebelum ini. 

#DIRUMAHAJA

Suasana Bathin Tentang Covid-19  di Media Sosial   ABDULLAH KHUSAIRI Setiap daerah tidak memiliki suasana bathin yang sama dalam memahami ketakutan pada daerah lain. Beda daerah beda pula merasakannya. Beberapa teman di kabupaten-kota yang berbeda berkomentar santai dan belum merasakan ketakutan yang berlebihan. Sementara, pada tingkat provinsi, hampir sama, sudah ketakutan semua. Begitu pula awalnya, ketika Covid-2019 masih berada di Wuhan, negeri ini belum mengalami suasana mengerikan.  Pada ruang percakapan di lini masa juga begitu, ada yang masih berdebat panjang soal masih Jumatan atau tidak. Pada suatu daerah mungkin saja masih merasakan seperti biasa, ketakutan belum melanda. Status ODP, PDP, belum ada di daerah tersebut, sehingga belum ada ketakutan. Ada teori dalam journalism, teori nilai berita (news value), sesuatu akan sangat berarti bagi public di suatu daerah bilamana peristiwa itu begitu dekat dengan dirinya. Nilai berita tersebut disebut, proximity. Faktor ke

#DIRUMAHAJA

Kisah Hari Jumat ABDULLAH KHUSAIRI ini rahasia, maaf kalau melow... air mata menetes sendiri nggak pergi jumatan kali kedua. separah ini harus kita jalani... #statusfacebook #statuswhatsapp #statustwitter #dirumahaja Respon dari teman-teman di akun media sosial saya beragam. Ada yang ikut hanyut jadi melow, ada pula yang datar-datar saja, ada pula yang tajam. Misalnya, Dr. Faizin, MA menyatakan "lebih sedih mereka yang setiap jumat di atas mimbar." Saya balas dengan emoticon saja. Sebab kami sangat tahu maksudnya.  Status itu tiba-tiba saja ada dalam kepala dan saya catat langsung waktu seharusnya saya mesti berada di masjid. Langsung posting. Minggu lalu saya juga sudah tak ke masjid tapi tidak begitu melow. Mungkin ini kali kedua, yang harusnya harus pergi. Sebab jarang sekali saya tidak jumatan. Saya diajarkan agar terus jumatan. Jangan pernah ditinggalkan sampai tiga kali, saya diajarkan, muslim yang tidak jumatan hingga tiga kali akan mendapat huku

#KULIAHONLINE

mytwitt mahasiswa tak membaca buku yang dianjurkan. kok tahu? ya dari pertanyaannya. wawasannya dalam mengungkapkan pikiran. padahal, kuliah online menuntut mahasiswa jujur pada diri sendiri, disuruh baca ini baca itu harusnya dilakukan. #kuliahonline memang sejak pulang program doktor, masuk ke kelas, harapan bertemu dengan mahasiswa yang kritis, punya bacaan yang luas, begitu besar. tetapi zaman telah berubah. mereka cenderung memilih mendengar saya saja, saya asyik aja. tetapi itu sangat jelek buat mereka. #kuliahonline ada iklim yang buruk terbangun di dunia pendidikan yang saya kira memang tidak semua. pengalaman saya menunjukkan, keasyikan berakademik itu sangat menurun drastis. mahasiswanya banyak main PUBG-ML, juga ular-ular itu. mahasiswinya sibuk tik-tok. #kuliahonline

#DIRUMAHAJA

Bosan  ABDULLAH KHUSAIRI Bosan. Padahal baru beberapa hari. Masih terasa lama April tiba. Lebih bosan lagi bila mengingat, kalau status #Dirumahaja diperpanjang. Saya iseng panasin mobil, lalu keluar. Ternyata sepi. Tidak seperti biasa. Teringat beberapa tahun silam ke Penang, kotanya sepi. Hanya banyak mobil parkir saja. Orang memang banyak di dalam gedung. Nah, Kota Padang seperti itu. Di jalanan sepi sekali, padahal hari ini, Senin. Semoga #Dirumahaja segera berakhir.  Membaca berita-berita tentang Corona Virus Dieases (Covid-19), terasa kian menakutkan. Sebab #Dirumahaja merupakan langkah awal. Sedangkan langkah selanjutnya, setelah 14 hari ke depan baru dilihat hasilnya. Deteksinya. Seberapa banyak yang ke rumah sakit menyerahkan diri. Semoga kita baik-baik saja, amin. 

#SERIKULIAHAN

Merumuskan Ide ABDULLAH KHUSAIRI  Pada sebuah pelatihan penulisan Farid Gaban menerangkan kiat-kiat menulis dengan cara merumuskan ide dasar. Mulailah dari apa yang ingin dikatakan. Rumuskan itu dalam sebuah kalimat sederhana.Setelah itu, di kertas atau pikiran, buatlah outline berisi dua sampai enam poin yang akan menjadi unsur tulisan. Jika tidak ada yang ingin dikatakan, bicaralah dengan orang-orang sekitar untuk mendapatkan ide tulisan dari mereka. Banyak diskusi, nonton film, baca buku, buku apa saja boleh.  Seketika kita tahu apa yang akan diungkapkan lewat kata-kata, segera tulislah. Ambil satu poin (dalam outline) setiap kali dan buktikan/tunjukkan sebelum Anda berpindah ke poin lain. Draft pertama sudah pasti tidak akan sempurna. Setelah itu tulis ulang: rewrite. 

#SERIKULIAHAN

Menulis Seperti Berbicara  ABDULLAH KHUSAIRI Begitu banyak kiat-kiat menulis yang tersebar di online ini. Mahasiswa-mahasiswi hari ini sangat beruntung dengan keadaan ini. Sayangnya, terlalu menikmati copy-paste tanpa ingin sedikit berpeluh. Copy-paste tanpa menyebut sumber itu laku buruk. Plagiat. Mencuri. Semua itu akan berakhir buruk dalam dunia kepenulisan. Buruk bersebab tidak ada pengembangan narasi. Niatnya mau jalan pintas, cari dan copy-paste tidak mengembangkan nalar.  Tulisan ini ditulis langsung tanpa dikonsep lebih dahulu. Ditulis seperti berbicara kepada seorang kawan yang sedang berhadapan. Bedanya, saya berbicara dalam hati lalu mengetiknya dengan cepat. Ini dimungkinkan ketika kemampuan tangan saya yang dilatih untuk bekerja sesuai irama yang saya pikirkan. Berbeda dengan orang yang tidak mampu mengirim pesan kepada jari-jarinya di keyboard, akan sangat lamban merealisasikan apa yang dipikirkan. Ini persoalan teknis yang menyakitkan bagi yang malas belajar s

#SERIKULIAHAN

Pengalaman Menulis  ABDULLAH KHUSAIRI Setiap kata perlu dipertanggungjawabkan. Setiap ketukan jari terhadap huruf di keyboard adalah sejarah. Setiap kalimat yang dibangun menunjukkan siapa penulisnya. Setiap tulisan dalam bentuk karya adalah sidik jari penulisnya. Jika masih ada stupid mistake maka sebuah naskah belum layak dihidangkan kepada khalayak.  "Goblok!" kata Prof. Dr. Azyumardi, MA, CBE suatu ketika di dalam kelas kuliah di Sekolah Pascasarjana (SPS) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat. 

Work from Home

HIKMAH COVID-19  Inilah hikmahnya sebuah kebijakan pemerintah. Bisa banyak di depan laptop, di rumah. Saya bisa menulis bebas. Blog ini dibuat untuk menumpahkan apa yang dirasakan, dipikirkan, serta hal-hal yang mungki dibagikan ke ruang publik.  Virus Corona dengan nama kesehatan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) mewabah menjadi ketakutan yang berlebihan. Bersebab informasinya tidak terkendali sehingga menyaru banyak kepentingan politik, kepentingan ekonomi, di balik berita-berita yang sebenarnya berawal sangat netral.