Thursday, March 26, 2020

#KULIAHONLINE

mytwitt


mahasiswa tak membaca buku yang dianjurkan. kok tahu? ya dari pertanyaannya. wawasannya dalam mengungkapkan pikiran. padahal, kuliah online menuntut mahasiswa jujur pada diri sendiri, disuruh baca ini baca itu harusnya dilakukan. #kuliahonline

memang sejak pulang program doktor, masuk ke kelas, harapan bertemu dengan mahasiswa yang kritis, punya bacaan yang luas, begitu besar. tetapi zaman telah berubah. mereka cenderung memilih mendengar saya saja, saya asyik aja. tetapi itu sangat jelek buat mereka. #kuliahonline

ada iklim yang buruk terbangun di dunia pendidikan yang saya kira memang tidak semua. pengalaman saya menunjukkan, keasyikan berakademik itu sangat menurun drastis. mahasiswanya banyak main PUBG-ML, juga ular-ular itu. mahasiswinya sibuk tik-tok. #kuliahonline


kini mereka entah dimana, sebab kampus ditutup, dampak Covid-19, pengajaran dilakukan secara online. saya anjurkan baca-baca tulisan saya, agar saya tak perlu menjelaskan lagi pikiran-pikiran saya. juga ditunjukan buku-buku penting, sayangnya budaya baca kian lemah... #kuliahonline

dimana petunjuk mereka lemah itu? ketika ujian semester mereka tidak mampu merangkai kata menjadi penuh kertas doublefolio. cenderung jawab singkat, padahal pertanyaan terbuka untuk menjelaskan tema. saya kecewa sekali kapasitas dan kualitas yang seperti itu... #kuliahonline

ada satu kelas, saya hanya menemukan satu dua orang yang bisa diharapkan. entah mengapa, saya tak menemukan lagi. kesadaran atas kualitas ini juga sangat buruk di antara para dosen. mereka tak peduli amat. jadi wajar, output tak bisa dibanggakan. #kuliahonline

beberapa kali saya kirim buku versi PDF, biar mereka baca. saya berharap ada feedback, tapi tidak ada. setiap mereka bertanya, seperti bukan pertanyaan mahasiswa. mereka sangat normatif, tidak liar dan kritis. diam sampai akhir kuliah. tak suka dan takut nanya. #kuliahonline

saya tanya, buku apa yang sudah dikhatamkan sesuai tema. diam saja. apa persiapan masuk kuliah, diam saja. lalu saya ceramah sepanjang 80 menit. mengerikan, itu terjadi pada 4mpat kelas. saya coba ubah pola, ada perubahan tapi amat lamban. #kuliahonline

pada suatu hari saya minta dievaluasi gaya ngajar, pada diam. saya coba lagi, ada yang bicara, ngaku merasa bersalah karena begitu bodohnya. saya tanya, selama ini sama dosen lain bagaimana, mereka boleh tidak aktif. ada pemakalah tapi sistem diskusi buruk. #kuliahonline

"kuliah dengan bapak terasa saya sangat bodoh," kira-kira begitu kalimatnya. ya udah, saya berusaha untuk menurunkan ekspektasi, saya berhati-hati agar mereka tidak tersinggung dan enjoy. resikonya, mereka tampak enteng, lambat masuk, ogah-ogahan. mengecewakan. #kuliahonline

ketika pejabat-pejabat kampus pidato tentang mimpi-mimpi masa depan tentang kemajuan, saya jadi malu pada diri sendiri. impian tinggi tetapi ada yang sedang tak mereka pahami di kelas-kelas yang begitu buruk sistem kuliah. mahasiswa milenial, dosen kolonial. hahaha. #kuliahonline

saya menyadari, masih ada yang cakap, kreatif, berprestasi dalam kuliah. sekali lagi, itu tak banyak. bahkan menjadi aneh bagi sebagian yang lain. #kuliahonline.

saya baru tahu ada dosen yang sepanjang tahun mengajar dengan model ceramah, tidak pernah online, tidak pernah isi laporan, disuruhnya pegawai, evaluasi bahkan revolusi memang perlu di dunia pendidikan. sebab disrupsi sudah tiba sebelum kampus jadi museum. #kuliahonline

kampus yang tidak berubah akan segera jadi museum, kata pejabat kemendikbud. pada konteks disrupsi pendidikan, itu benar. jika tak ada perubahan signifikan dalam sistem pengajaran, kurikulum, tenaga pengajar, tenaga kependidikan, revolusi dimulai dari sini. #kuliahonline.

kini #kuliahonline dilakukan, saya sangat yakin tidak sangat efektif jika kesadaran keilmuan begitu rendah, hanya mengejar gelar sarjana. sedangkan kapasitas kesarjanaannya jauh di bawah rata-rata. sekian. []

No comments:

Post a Comment