HIKMAH COVID-19
Inilah hikmahnya sebuah kebijakan pemerintah. Bisa banyak di depan laptop, di rumah. Saya bisa menulis bebas. Blog ini dibuat untuk menumpahkan apa yang dirasakan, dipikirkan, serta hal-hal yang mungki dibagikan ke ruang publik.
Virus Corona dengan nama kesehatan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) mewabah menjadi ketakutan yang berlebihan. Bersebab informasinya tidak terkendali sehingga menyaru banyak kepentingan politik, kepentingan ekonomi, di balik berita-berita yang sebenarnya berawal sangat netral.
Ini peristiwa kemanusiaan. Harusnya saling menghormati dan menjaga hati. Tidak menggunakannya untuk kepentingan apapun. Jurnalisme Kebencanaan mengajarkan agar para jurnalis bekerja atas nama kemanusiaan. Mementingkan kepentingan umum.
Semua itu kembali ke hati, kembali ke pikiran orang-orang yang ingin begitu. Memang ada yang menjalankannya tetapi banyak juga yang tidak. Kini kita mesti beranjak agar mengikuti anjuran orang kesehatan, hidup bersih! Itu juga anjuran agama!
Selama karantina sekeluarga di rumah, saya banyak mendengar lagu, membaca, menulis, main sama anak-anak, bersih-bersih rumah, mencoba untuk tidak banyak mengonsumsi informasi yang memang dicurigai diproduksi oleh orang-orang yang tak berkompeten. Tapi sudahlah, mereka juga bekerja sesuai dengan kapasitas pikirannya. Sayang memang, mereka bekerja di ruang publik yang membutuhkan kekuatan moral-etik agar tidak serampangan.
Hikmah lain yang awalnya orang-orang malas online, malas kuliah online, kini bisa dilakukan. Saya pertama melakukannya di googleclassroom.com, juga di whatsappgroups. Mengasyik juga. Saya kasihan dengan dosen-dosen senior yang belum move on, malas belajar komputer, malas online, sehingga sangat tergantung dengan operator. Saya baru tahu, kalau yang menjalankan tugas penilaian salah seorang dosen senior adalah seorang operator komputer. Oke juga, jika ada operator, kalau tidak?
Semua mengalami kekacauan yang layak diamati dan diteliti, sebagai fenomena sosial di era disrupsi ini. []
No comments:
Post a Comment