SAJAK USAI LEBARAN

Usai Lebaran

Kau dayung ke hulu
melawan arus Tembesi
menuju nasib kalah menang
akhir lebaran orang-orang menyudahi salam.

Kebencian kita tak terbatas
siang malam menangisi dusun mati.

Jiwa kita teramat sepi mengering sungai dan sawah
air mata doa serupa kabut sesat di jalanan.

Mengusir ke ujung nasib muara terasing
dan terbuang di subuh paling hina.
Dusun kita di huni hantu kita pergi dengan segenap resah membakar
jiwa dan lebaran mengusir kerinduan kebencian kebisuan.
Sarolangun Jambi, Oktober 2006

Kemarau Ini

Semacam duka senja kita berkerontang di tanah
merekah sawah-sawah memekik pilu meranggas kisah tersedih.
"Hujankan kami di ujung malam wahai Wahdatul Wujud"
Suara tak terperi requem terindah yang pernah terdengar aduh betapa kita
sadar sungai mengalir kecil dan embun tiada menetes.

Asap mengepung di horison tak terselam mata bathin kekosongan bersama kebodohan demi
kebodohan yang membisik keserakahan. Akal dan hati kita telah kering
dari segala makna. Hijau daun kedamaian kini meranggas mengguning pasi.
Sripelayang Sarolangun, Oktober 2006

Segurat Cerita

Dimana kita tak lupa begitu saja
di ujung derita bersua
aku rindu mencium kering tahi kerbau di padang kita
berlari di pematang sawah lalu hilang dalam ilalang hutan

Mengapa begitu jauh masa lalu tertinggal?
menjemputnya lelah langkah ingatan berjejak darah juga air mata

Segenap cinta bebatuan sungai perjalanan pada napal tanpa
batas ke lubuk-lubuk kenangan aku kita tak juga bersua atas kedewasaan
cepat beranak di ujung waktu.

Semua telah hanyut ketuaan menghujam
wajah kita membiaskan sejuta kenangan bergurat pahit dan manis. Adakah
cinta serupa kenangan membawa sorak remaja.

Aku masih diam menunggu
jawaban di sela kecipak air dalam mimpi.
Sarolangun, Oktober 2006

SAJAK INI JUGA DIMUAT DI Jambi Independen EDISI MINGGU, 5 OKTOBER 2006

Comments

  1. Assalamu'alaikum wr wb.

    Bg, salam kenal; Sila bertandang ke blogku:
    http//biduksajak.blogspot.com

    Aku juga belajar menulis sajak-sajak..

    Ahmad David Kholilurrahman
    (Budak Guruntuo, Sarolangun)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

METODE TAFSIR TAHLILI

RESENSI ASMARA DI ATAS HARAM

#DIRUMAHAJA