PEKAN APRESIASI TEATER #6

Teater Satu Lampung: Kisahkan Cara Rakyat Kecil Melawan Kekuasaan
Kamis, 15 Oktober 2015 10:40 wib


Padang Panjang, sumbarsatu.com—Hari ketiga, Rabu (14/10/2015), Pekan Apresiasi Teater (PAT) #6, yang digelar di Kampus ISI Padang Panjang, menampilkan 2 repertoar: “Wageupap” dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh karya Teuku Afifudin dengan sutradara Afrimer.

Pementasan digelar di Gedung Pertunjukan Hoerijah Adam, dan “Orang-orang yang Setia” karya dan sutradara Iswadi Pratama dari Teater Satu Lampung di Teater Arena Mursal Esten.

Seperti hari-hari sebelumnya, gelaran alek teater dua tahunan ini, dua gedung yang digunakan untuk pertunjukan selalu dipadati penonton. Semangat penonton yang cukup tinggi ini sesungguhnya menjadi modal sosial untuk peningkatan kualitas iven ini ke depannya.

“Wageupap” dengan bentuk garapan berbasis tradisi rakyat Aceh, dibuka dengan kedai kopi yang kehadirannya sudah menjadi bagian kehidupan sosial masyarakat di daerah ini. lalu, seperti kebanyakan kedai-kedai di wilayah Nusantara, selalu dijadikan ruang publik untuk mengeluarkan unek-unek.

Di Aceh sendiri, dalam seni sastra, memiliki 80 cerita rakyat yang terdapat dalam bahasa Aceh, Aneuk Jame, Tamiang, Gayo, Alas, Haloban, Kluet. Kekayaan ini jadi inspirasi dan modal kultural yang sangat berharga. Misalnya, puisi rakyat yang dikenal dengan hikayat. Salah satu hikayat yang terkenal adalah Hikayat Prang Sabi (Perang Sabil).

Namun “Wageupap” malam itu, tidak sedang membahasakan Hikayat Prang Sabi.  Tapi “Wageupap” sedang ingin mengatakan bahwa bermain teater itu bukan sesuatu yang ribet dan penuh pakem sehingga membuat kreativitas jadi tergerus. Maka, “Wageupap”, dengan bahasa komunikasi dielek Aceh yang kental, hadir apa adanya. Tampil bak mementas di gelaran peringatan 17  Agustusan. Sarat banyolan dan komedian. ISBI Aceh hadir untuk PAT #6 ini memang menghibur sekali.

Sementara itu, pementasan “Orang-orang yang Setia” digelar tak lama setelah “Wageupap” usai tampil, berhasil memesona, malah memukau ratusan penonton di Teater Aren Mursal Esten. Kamatangan akting aktor senior Teater Satu Lampung itu, menjadi taruhan malam. Dan kedua aktor ini: Deri Erwanto dan Budi Laksana, memang hebat.

Rahman dan Samin, nama tokoh dalam cerita itu, dua orang yang sudah memasuki usia uzur, bersahabat erat sudah puluhan tahun. Keduanya tinggal di gubuk yang setiap saat terancam digusur aparat. Keduanya mendapat penghargaan dari Gubernur setempat. Lalu, mereka menumpahkan kegembiraan itu, pada malam sebelum upacara penerimaan pada pagi harinya.

“Kedua tokoh Rahman dan Samin yang dihadirkan malam itu, tidak mengecewakan saya. Perjalanan saya ke Padang terasa nyaman karena saya sangat apresiatif dengan pertunjukan “Orang-orang yang Setia” Teater Satu Lampung,” kata Abdullah Khusairi, penulis cerpen, yang malam itu setelah pementasan langsung menuju Padang kepada sumbarsatu.com, Kamis (15/10/2015).

Menurutnya, penampilan kedua aktor dalam “Orang-orang yang Setia” itu bisa jadi sebagai referensi, tolak ukur, dan pembelajaran bagi mahasiswa dan peserta PAT #6.

“Semua yang dimiliki keduanya tergarap maksimal. Karakternya sangat terbentuk. Jelas dan natural. Tidak dibuat-buat. Naskahnya juga kuat. Beberapa improvisasi di atas panggung terkelola sangat piawai. Ada enam kejutan yang saya rasakan. Dan pementasan sangat komunikatif,” kata dosen IAIN IB Padang dan yang juga sering menjadi host di TVRI Sumbar ini.

Siangnya, PAT #6 menggelar seminar teater dengan pembicara Fathul Al Husein dari ISBI Bandung, Rusdi Subuh dari UM Malaysia, Putu Fajar Arcana dari Harian Kompas, dan Hendri Jinadul Barkah dari ISI Padang Panjang. (NA) Sumber : www.sumbarsatu.com

Comments

Popular posts from this blog

METODE TAFSIR TAHLILI

RESENSI ASMARA DI ATAS HARAM

#DIRUMAHAJA