Kisah Pagi

Kebahagiaan aku kecil yang ditunggu ketika emak pulang dari pasar adalah penganan bernama cendil dan gethuk. Emak sudah tahu agar aku tak ikut ke pasar, main saja di rumah, nanti dibawakan makan. Ketika emak datang, maka ambillah keranjang belanjanya. Cari saja di dalam keranjang itu, pasti dapat.
"Awas ada tulang ikan," emak takut bocah itu tertusuk. Bocah itu memang lasak.
35 tahun berlalu...
"Kenapa tidak pakai gula aren cair?" tanya saya sama mbak penjual.
Pagi tadi, sepulang dari jalan pagi. Ketemu cendil dan gethuk.
Lalu saya ceritakan tentang emak saya sering belikan makanan ini versi gula aren. Tak apa, ini sudah membangunkan kenangan kecil puluhan tahun silam. Ketika emak pulang dari pasar dengan wajah sumringah dan indah.
"Dulu begitu pak, tak banyak yang suka," jawabnya. Mbaknya panggil bapak, catat itu.

Pada lain waktu...
"Jangan lupa beli DD."
"Huh. Anak kinilah kenamanya," menggerutu dalam hati tapi tetap harus beli. Video Call berakhir.
"Apa itu, dompet dhuafa?"
"Ehei, bukan. Dunkin Donuts," jawab putri kecil itu. Seulas senyumnya yang sulit dilupakan.
Nak, maukah engkau tahu Dunkins Donuts versi ayah masih kecil? Ya ini, cendil dan gethuk. Selamat pagi...

Comments

Popular posts from this blog

METODE TAFSIR TAHLILI

RESENSI ASMARA DI ATAS HARAM

#DIRUMAHAJA