Jadilah Mahasiswa Aktif, Jangan Gunakan Sertifikat Bodong
PADANG --- Satuan Kredit Ekstra Kurikuler (SKEK) itu memiliki tujuan ideal mendorong mahasiswa aktif mengumpulkan bukti shahih aktif di dunia kemahasiswaan. Agar kegiatan tidak cuma kelas kuliah namun juga mengembangkan diri. Munculnya iklan jasa sertifikat bodong, yang berseliweran di social media, menunjukkan adanya perilaku menyimpang di tengah mahasiswa semester akhir.
"Saya sudah pernah mengusulkan tinjau ulang SKEK ini beberapa tahun silam, mengingat kemajuan teknologi telah memudahkan pemalsuan sehingga banyak sertifikat bodong. Usulan saya hilang di jalan saja. Sekarang, saya usul agar Penasehat Akademik (PA) agar aktif setiap semester untuk mengevaluasi perkembangan mahasiswa asuhnya," ungkap Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang, Dr. Abdullah Khusairi, S.Ag, MA, di ruang kerjanya, Jumat (10/1).
Menurutnya, pada dasarnya SKEK itu sudah ideal untuk mendorong mahasiswa menjadi aktif. Tidak sekadar jadi peserta seminar namun juga kegiatan lain, seperti pengurus organisasi mahasiswa di dalam kampus, maupun di luar kampus. Banyak juga yang berhasil, dimana sejak semester-semester awal sudah aktif.
"Sukses mahasiswa itu; sukses akademik, sukses soft skill, sukses jaringan pertemanan, sukses wawasan kebangsaan, keagamaan, dll. Banyak juga yang hanya sukses akademik semata tetapi gagal di tiga sukses lain. Padahal, untuk jadi sarjana paripurna itu tidak satu bidang saja. SKEK mendorong itu," ujar mantan Pimpinan Umum Tabloid Suara Kampus Periode 1999-2000 itu.
SKEK harus dipenuhi mahasiswa ketika memasuki masa semester akhir sebagai syarat untuk komprehensif. Banyak mahasiswa semester akhir mengakali dengan memanfaatkan jasa pembuatan sertifikat bodong. Sertifikat ini bisa digunakan untuk syarat komprehensif dengan persentase kecukupan tertentu.
"Itu jelas perilaku menyimpang dan membohongi diri sendiri. Juga membohongi orang tua. Merugikan dan memalukan. Ada baiknya, sejak semester satu sudah terkumpulkan dan memang melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler. Banyak hal positif jika aktif mengembangkan diri. Itulah maksud dari SKEK itu. Bukan sekadar sertifikat bodong, apa gunanya jika diri tidak berkembang," papar Khusairi.
Khusairi mengharapkan agar sejak mahasiswa berperilaku positif, tidak menyimpang, menganggap gampang, serba mengakali, sehingga itu bisa terbawa setelah jadi sarjana. "Tentu saja itu akan berakhir tidak baik," tegasnya.
Menurutnya, perlu dorongan, pengawasan, juga evaluasi setiap mahasiswa oleh Penasehat Akademik (PA) masing-masing secara langsung dan periodik. Tidak hanya ketika akan tamat saja. "Termasuk SKEK, PA mestinya memeriksa setiap semester, bukan ketika akan ujian akhir untuk tamat saja," usulnya. [] Sofi Asri www.suarakampus.com
No comments:
Post a Comment