Menunggu Kelahiran Televisi Komunitas

-

Abdullah Khusairi




Sebuah mimpi yang terus diusahakan agar terwujud di Fakultas Dakwah & Ilmu Komunikasi IAIN Imam Bonjol Padang adalah hadirnya sebuah Televisi Komunitas. Sebagai sarana laboratorium bagi mahasiswa. Proses kehadiran televisi komunitas terus berjalan, seiring tahapannya. Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang mengusung cita-cita melahirkan tenaga ahli kejuruan, Fakultas Dakwah & Ilmu Komunikasi terus berusaha untuk melengkapi sarana dan pra sarana. Televisi Komunitas merupakan sarana penting agar mahasiswa cakap dalam bidang broadcasting. Pada dasarnya Televisi Komunitas ini nantinya merupakan sarana dan prasarana sosialisasi pendidikan, selain sarana pokok pembelajaran bagi seluruh civitas akademika IAIN Imam Bonjol Padang. Bila dirunut arti penting Televisi Komunitas ini, ada beberapa hal yang didapat. Pertama, perlengkapan sarana belajar bagi mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Namun demikian, tetap saja, akan terlibat mengisi program pada televisi ini, jurusan lain yang ada di fakultas dakwah, seperti Bimbingan Penyuluhan Islam, Manajemen Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat. Terbuka pula untuk pelatihan-pelatihan khusus untuk mahasiswa IAIN Imam Bonjol Padang dari berbagai jurusan, yang memiliki minat broadcasting. Misalnya, pelatihan presenter, pelatihan cameramen, sutradara, reporter, produser, dsb. Mereka yang belajar secara tentatif ini akan diberikan sertifikat layak pakai, sehingga diharapkan, bila mereka mau melanjutkan ke bidang profesional, akan dapat digunakan. Kedua, kehadiran televisi komunitas diharapkan dapat menjadi tempat bagi para dosen untuk memberi pemikiran-pemikiran keilmuan yang dapat disiarkan. Lahirnya dialog-dialog keagamaan, maupun keilmuan lainnya, untuk menanggapi peristiwa-peristiwa aktual. Hal ini juga dilaksanakan secara teknis oleh mahasiswa. Ada beberapa keuntungan tentunya, dosen para pakar, akademisi, civitas akademika dapat ruang baru untuk aktualisasi diri. Mereka juga bisa diberikan sertifikat oleh pengelola lembaga televisi komunitas. Ketiga, ini penting bagi masa depan IAIN Imam Bonjol Padang.


Kehadiran televisi komunitas akan membantu membangun image di tengah masyarakat dengan cara memberitakan berita-berita positif lembaga dan mampu menjadi bumper conter attack isu dari luar lembaga. Dengan kekuatan pemancar yang dimiliki, secara teknis akan mampu memberikan pemahaman baru kepada masyarakat Kota Padang, dimana area televisi komunitas ini dapat diterima siarannya. Ini berkaitan erat pula sebagia media promosi bagi lembaga secara masif, tepat dan cepat. Keempat, televisi komunitas ini akan menjadi satu dari sekian banyak alasan calon mahasiswa menuntut ilmu ke IAIN Imam Bonjol Padang.


Artinya, televisi komunitas bisa menambah daya tarik bagi calon mahasiswa, baik di kota padang maupun di luar kota padang. Pengabaran hadirnya televisi komunitas, tentu saja melalui sarana dan media lain sebagai media promosi. Kelima, sebagai sebuah lembaga pendukung, televisi komunitas nantinya diharapkan mampu menghidupi diri sendiri, melalui aturan yang memungkinkan.


Dengan begitu, tidak banyak lagi menyusu kepada induk. Atau kapan perlu justru memberi pemasukan kepada IAIN Imam Bonjol Padang dengan cara bekerja sama. Terbukanya kerja sama dengan pihak-pihak berkepentingan terhadap publikasi yang ditujukan market pasar seperti mahasiswa, sangatlah besar peluang tersebut. Kini dengan hadirnya studio dan beberapa sarana teknis yang telah lama dimanfaatkan, lalu ditambah dengan kehadiran peralatan pemancar, agaknya harapan itu semakin besar. Kesempatan sangat terbuka untuk sedikit lebih bekerja keras agar semuanya terwujud. Kehadiran televisi komunitas tentu saja akan menaikkan moral lembaga. Semoga. []






Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

METODE TAFSIR TAHLILI

-
METODE TAFSIR TAHLILI ABDULLAH KHUSAIRI       Pendahuluan Salah satu dampak positif dari pernyataan Gubernur DKI Basuki Tjahya Purnama yang diduga menistakan agama oleh sebagian golongan ummat Islam adalah tafsir-tafsir al-Quran dibicarakan di ruang publik secara terbuka. Khususnya Surat al-Maidah ayat: 51. [1] Terlepas kepentingan politik praktis kekuasaan yang telah mengitari persoalan penafsiran surat al-Maidah ayat: 51 tersebut, yang jelas di panggung publik, media massa dan media sosial, tafsir al-Quran khusus ayat-ayat yang berkenaan dengan kepemimpinan telah disuarakan secara lantang. Persoalan serupa ini memang sering muncul dalam kontestasi politik menjelang dunia suksesi di daerah bahkan dalam Pemilihan Presiden. [2] Walau pun akhirnya, memang pendalaman kajian tafsir harus terus dipaparkan kepada publik agar tidak terjebak dalam logika sempit dan menjauhkan simpati dan menegasi keberagaman dan al-islam al-rahmat al-amin . [3]
Read more

RESENSI ASMARA DI ATAS HARAM

-
Image
Resensi Cinta dan Iman  Jadi Energi Judul                     : Asmara di Atas Haram Penulis                 : Zulkifli L. Muchdi Penerbit              : Erlangga Cetak                    : Maret 2012 Tebal                     : 466 Halaman ISBN                      : 978-979-099-835-3 Konsep hidup kita akan berbeda-beda, sesuai dengan pengetahuan yang kita miliki. Kita berpegang pada keyakinan, juga pada pola pikir yang kita bangun. Ia dipengaruhi oleh pengetahuan, agama, lingkungan dan juga cita-cita yang kita inginkan. Namun demikian, jika kita tanya ke dalam lubuk hati kita, apa yang kita cari dalam hidup ini? Filosof Yunani, Aristoteles ( 384 SM – 322 SM) pernah menjawabnya, manusia hidup mencari kebahagiaan. Kebahagiaan seperti apakah yang dicari oleh manusia? Jawabannya, kembali lagi kepada, apa pola pikir yang dibangun, apa agama, apa pengetahuan, dan seterusnya. Semua itu, menjadi modal untuk membangun watak seseorang. Sadar tidak sadar, ia akan d
Read more

#DIRUMAHAJA

-
Image
Jejak Kaki Regu Harimau ABDULLAH KHUSAIRI Satu foto seribu kata  Kata adalah kisah  Kisah adalah jejak  Jejak adalah kenangan!  Begitulah, setelah sebuah foto lama dan buram diposting di bilik percakapan mengabarkan seribu kisah di baliknya. Kisah 30 tahun silam. Tahun 1990.  Pada foto itu, anggota Regu Harimau Pondok Pesantren Al-Hidayah Sarolangun sedang berbaris tertib menuju lapangan upacara pada sebuah pagi yang sama serupa pagi ini, dari sebuah tenda yang dibuat serapi mungkin, walau tidak sekeren tenda-tenda "budak kini..." Begitu buram foto itu, tak lagi kelihatan siapa saja di dalamnya. Hanya yang jelas, ketua regu. Ya, ketua regu itu adalah Dr. Sufyan Ramli, M.Ag. paling kiri. Saya entah dimana, biasanya seingat saya, selalu berada di depan, atau nomor dua, sebab berbadan kecil. Anggota berbadan besar biasanya di belakang. Saya sudah lupa anggota-anggota lain. 
Read more