Surau, Ruang Dialektika Orang Minang
Berpikir Dinamis
BANKSTOWN, SYDNEY --- Surau dalam budaya minangkabau adalah ruang proses dialektis tesis antitesis dari lapau dan pasa. Lapau dan pasa adalah kegiatan sosial antara kebutuhan sosial sedangkan surau menjawab kebutuhan sosial dan spiritual.
Demikian dikatakan Guru Besar Sosiologi Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang, Prof. Nurus Shalihin, M.Si, Ph.D, di hadapan puluhan jamaah Surau Sydney Australia (SSA), Gartmore Avenue, Bankstown, Selasa malam hari (24/9).
"Artinya, surau, pasa, lapau, adalah ruang kehidupan bagi orang minang yang kini cuma berkaki satu, yaitu tarekat. Jauh sebelumnya, surau berkaki banyak sekali menunjang keberadaannya. Wadah penting laki-laki minang tumbuh dengan karakter yang teruji," ujar Nurus.
Menurut Nurus, di surau merupakan transformasi ilmu, budaya, dan seni yang diberikan dalam bentuk mengaji dan latihan silat. Surau sebagai pusat perubahan dari anak-anak kemudian pancaroba ke remaja hingga dewasa.