Abdullah Khusairi, MA/Dosen Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol Padang
Petasan dan mercun itu sebenarnya bukanlah budaya Islam. Tapi kenyataannya, setiap ramadhan datang, jumlah petasan yang meledak pun semakin banyak. Jelas tidak ada hubungan dengan Islam. Hanya saja, itu bagian dari hobi remaja atau anak muda kita.
Hobi semacam itu harus disalurkan. Kalau tidak, beginilah yang terjadi. Banyak yang bermain petasan atau mercun tidak pada tempatnya. Seperti contoh, pada saat jamaah sedang melaksnakan sholat tarawih. Itu jelas mengganggu. Daripada menganggu lebih baik disalurkan pada kegiatan serupa tapi tidak mengangu
Misalnya canon ball atau atau sejenis lainnya. Ini akan lebih membuat sobeX merasa lebih baik ketimbang harus menyalakan petasan tidak pada tempatnya. Jika melakukan dengan hobi lain, sobex bisa menyalurkan hobi tapi tidak menganggu orang lain.
Selain dengan hal tersebut, sobeX juga pandai memfilter diri. Petasan jelas berbahaya, apalagi polusi suara menganggu siapa saja. Lebih cerdas jika seandainya menyalakannya di tempat yang tidak akan mengganggu orang lain. Sebagai remaja, tentunya sobeX lebih tahu yang mana yang lebih berpengaruh dan yang mana yang tidak. Lebih baik dicerdasi saja. Sudah sejak lama pemerintah melarang peredaran petasan, tapi tetap juga beredar hingga sekarang, tinggal tindakan bijak dari sobeX sendiri apakah masih mau menggangu kenyamanan orangtua kita yang sedang beribadah dengan bunyi-bunyian tersebut. [fresti]sumber, padang ekspres
Keren mas, saya baru tau tentang ini
ReplyDelete