Saturday, November 27, 2010

141 Ribu Rumah Segera Dibantu

Yose Singgalang

PADANG - SINGGALANG Pada penghujung 2010 ini sebanyak 141.000 rumah ketegori rusak berat dan sedang harus sudah mendapat bantuan rehab rekon. Sebelumnya sudah selesai 7.634 unit. Pada 2011, sebanyak 33.361 unit mendapat bantuan serupa.
Bantuan rehab rekon pascagempa untuk rumah rusak berat Rp15 juta dan rusak sedang Rp10 juta. Pengelolaan dan penyaluran dana ini dilakukan pemerintah lewat kelompok masyarakat (pokmas).
Pada 2010, penyaluran dana dibagi atas tiga tahap. Tahap I untuk 7.634 unit rumah. Tahap IIa 22 ribu dan IIb 120 ribu unit. Rumah tersebut tersebar di berbagai kabupaten kota, terbanyak di Padang Pariaman.
Kepala Dinas Prasjal dan Tarkim Sumbar Dody Ruswandi dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Rehab dan Rekonstruksi I, Fachruddin kepada Singgalang, Kamis (14/10) menyatakan kerusakan rumah memang terbanyak terdapat di Padang Pariaman, yaitu 74.222 unit. Rinciannya berat 57.931 unit dan rusak sedang 16.291 unit. Di posisi kedua Kota Padang dengan 69.413 unit, dengan rincian 33.597 unit rusak berat dan 35.816 rusak sedang.

Kearifan Lokal Punya Nilai Pendidikan Karakter

PADANG, HALUAN --- Pendidikan karakter yang telah menjadi ketentuan di undang-undang sistem Pendidikan Nasional pada dasarnya telah ada dalam kearifan local di Ranahminang. Tokoh-tokoh kemerdekaan dari Ranahminang, merupakan produk dari pendidikan berkarakter dari Ranahminang.
Demikian dikatakan Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, usai membuka acara Seminar Nasional Integrilisasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter untuk Membangun Peradaban Bangsa Berkualitas, di Pasca Sarjana IAIN Imam Bonjol Padang, Kamis (25/11).
“Ya. Seperti pendidikan surau itu. Memberikan pendidikan lebih. Kognitif, apektif dan psikomotorik,” jawab Irwan ketika ditanya wartawan.
Irwan dalam sambutannya menyatakan kebahagiaan atas kehadiran UU Sisdiknas yang mencantumkan pendidikan karakter. Pengalaman empiris sebagai pendidik yang ia tempuh selama ini telah membuktikan pentingnya pendidikan karakter tersebut.
“Saya bangga, karena saya ketua tim Rancangan Undang-Undang (RUU) ini. Kini tugas kita, tugas para pakar pendidikan, adalah mencari pola terbaru dari pendidikan berkarakter tersebut,” tutur Irwan.
Pengetahuan yang diberikan sekolah, masih bersifat kognitif, belum banyak lembaga pendidikan yang berhasil masuk dan berusaha untuk ke wilayah apektif dan psikomotorik. Karena memang, system pendidikan yang ada baru mampu demikian.

Wednesday, November 3, 2010

Mellyarti Syarif

Ujian Promovendus Dr. Mellyarti Syarif, M.Pd.

Layanan Rumah Sakit Bagian dari Obat untuk Sehat


PADANG --- Sejak terjadi peralihan sistem pengelolaan rumah sakit dari sosial oriented ke economic orinted, dari Perusahaan Jawatan (Perjan) ke Badan Layanan Usaha (BLU), juga diikuti perubahan iklim pelayanan kesehatan.

Salah satu dampaknya, rumah sakit dituntut lebih professional, dewasa, mandiri agar mampu bersaing. Selain menghadirkan peralatan canggih, dokter ahli, dan obat yang mujarab, rumah sakit juga butuh kehadiran para konselor.

Komplain pasien dan keluarga pasien di rumah sakit, umumnya bukanlah obat apa yang dipakai, tetapi pelayanan dan layanan prima dari manajemen rumah sakit. Persoalan seperti ini, merupakan wilayah kerja konselor, memberi pemahaman kepada pasien, memberi pengobatan kepada pasien dari sisi spiritualitas.

“Terbukit, pasien yang mendapat pelayanan bimbingan konseling di rumah sakit memperoleh kenyamanan dan kesabaran dalam menghadapi penyakit yang tengah dihadapinya. Ia akan mendapatkan kepuasan yang sangat tinggi dalam pelayanan rumah sakit,” ungkap Mellyarti Syarif menyimpulkan hasil disertasinya, di Aula Pascasarjana IAIN Imam Bonjol Padang, Kamis (5/8) malam.