Wednesday, November 3, 2010

Mellyarti Syarif

Ujian Promovendus Dr. Mellyarti Syarif, M.Pd.

Layanan Rumah Sakit Bagian dari Obat untuk Sehat


PADANG --- Sejak terjadi peralihan sistem pengelolaan rumah sakit dari sosial oriented ke economic orinted, dari Perusahaan Jawatan (Perjan) ke Badan Layanan Usaha (BLU), juga diikuti perubahan iklim pelayanan kesehatan.

Salah satu dampaknya, rumah sakit dituntut lebih professional, dewasa, mandiri agar mampu bersaing. Selain menghadirkan peralatan canggih, dokter ahli, dan obat yang mujarab, rumah sakit juga butuh kehadiran para konselor.

Komplain pasien dan keluarga pasien di rumah sakit, umumnya bukanlah obat apa yang dipakai, tetapi pelayanan dan layanan prima dari manajemen rumah sakit. Persoalan seperti ini, merupakan wilayah kerja konselor, memberi pemahaman kepada pasien, memberi pengobatan kepada pasien dari sisi spiritualitas.

“Terbukit, pasien yang mendapat pelayanan bimbingan konseling di rumah sakit memperoleh kenyamanan dan kesabaran dalam menghadapi penyakit yang tengah dihadapinya. Ia akan mendapatkan kepuasan yang sangat tinggi dalam pelayanan rumah sakit,” ungkap Mellyarti Syarif menyimpulkan hasil disertasinya, di Aula Pascasarjana IAIN Imam Bonjol Padang, Kamis (5/8) malam.


Dosen Fakutas Dakwah ini menyatakan, pelayanan konseling di rumah sakit sangat dibutuhkan untuk mempercepat kesembuhan pasien. Sebab, ia menilai jika penyakit yang diderita pasien hanya sedikit, sementara beban mental yang tengah ditanggungnya lebih berat dari sakit yang dideritanya.

Berdasarkan penelitian Mellyarti di rumah sakit di Jawa Barat, rata-rata rumah sakit di sana memiliki pembimbing konselor di tiap rumah sakit. Bahkan, jumlahnya tidak sedikit. Sedangkan temuan Mellyarti di rumah sakit di Kota Padang, tidak banyak tenaga konselor yang ada.

“Rumah Sakit M Jamil yang besar saja, hanya ada satu tenaga bimbingan konseling,” tuturnya.

Selain keprihatinan tersebut. Pembantu Dekan III Fakultas Dakwah ini juga pernah merasakan buruknya pelayanan di rumah sakit di Kota Padang.

"Dulu pelayanan di Rumah Sakit berjalan sendiri-sendiri. Antara perobatan medis dan psikis terpisahkan. Sekarang, WHO merekomendasikan untuk mengintegrasikan pelayanan tersebut terhadap pasien. Di sinilah kehadiran konseling Islam sangat dibutuhkan di rumah sakit,"  ujar perempuan yang mengambil konsentrasi pendidikan Islam ini.

Kehadiran konselor Islam di rumah sakit, menurut Mellyarti sangat membantu dalam percepatan penyembuahan pasien. Sebab, fungsi konselor Islam tidak semata sebagai pembimbing rohani pasien. Lebih jauh, konselor islam juga membantu pasien untuk pasien lebih rajin beribadah. Pasien yang mendapat bimbingan konseling akan lebih sabar menerima sakitnya, sehingga ia menyadari jika penyakit yang sedang dideritanya adalah ujian dari Allah. Selain itu, bimbingan konseling juga akan membantu pasien untuk berzikir dan membaca Al-Qur’an.

“Pengulangan kata pada zikir akan menimbulkan energi penenangan yang luar biasa. Energi ini juga ada pada narkoba, namun narkoba merusak tubuh,” terangnya ketika menyampaikan disertasi di hadapan penguji.

Setelah menyampaikan disertasinya, istri dari Drs. Buchari R ini disuguhkan pertanyaan oleh para penguji yang diketuai oleh rektor IAIN Imam Bonjol, Prof. Dr. H. Sirajuddin Zar, M.A dan Prof. Dr. H. Awiskarni, M.Ag sebagai sekretaris sidang. Sedangkan bertindak sebagai penguji, Prof. Dr. H. A. Muri Yusuf, M.Pd., Prof. Dr. H. Syafruddin Nurdin, M.Pd, Prof. Dr. H. Salmadanis, M.Ag, Prof. Dr. H. Asnawir, Prof. Dr. Yahya Jaya.

Prof. Dr. H. Syafruddin Nurdin, M.Pd yang bertindak sebagai tim penguji satu memberikan ucapan selamat dan salutnya sebelum memberikan pertanyaan kepada Mellyarti Syarif.

“Dua doktor yang sebelumnya dikeluarkan pascasarjana berasal dari perguruan tinggi lain. Yang ketiga berasal dari IAIN. Padahal dalam daftar doktor di pasca sarjana, ada 604 calon doktor. Di tengah kesibukannya sebagai Pembantu Dekan III Fakultas Dakwah, beliau masih sempat meluangkan waktunya untuk kuliah dan menyelesaikan disertasi ini. Saya turut bangga,” ujar Pembantu Rektor I IAIN ini.

Perdebatan hangat pun terjadi antara Mellyarti dan tim penguji. Salah satu yang diperdebatkan adalah pemakaian istilah konselor atau penyuluh di rumah sakit. Mellyarti menyebutkan idealnya tenaga pembimbing rohani di rumah sakit disebut dengan istilah konselor. Masing-masing tim penguji mengkritisi disertasi ketua Persatuan Majelis Taklim ini.

Perdebatan hangat itu tak hanya membuat Mellyarti yang merasa tegang. Suaminya, Drs Buchari R yang duduk di belakangnya juga terlihat sama dengan Mellyarti. Bahkan Wakil Walikota Padang, H Mahyeldi yang juga hadir mengikuti acara promosi doktor tersebut juga ikut manggut-manggut mendengarkan pemaparan dari pengurus MUI Sumbar ini.

Tak hanya sampai disitu, setelah selesai diuji, wajah Mellyarti tampak mengucurkan keringat. Ini karena hasil disertasinya belum diumumkan oleh tim penguji apakah ia berhak meraih gelar doktor atau tidak. Mellyarti pun diberi beberapa semangat dari orang-orang terdekatnya hingga tim penguji membacakan hasilnya.

Pada pukul setengah sepuluh, Mellyarti dinyatakan lulus pada promosi doktor tersebut. Hal itu disampaikan Rektor IAIN, Prof. Dr. H. Sirajuddin Zar, M.A, yang bertindak sebagai ketua.

Sirajuddin juga mengumumkan jika kelulusan itu berdasarkan nilai-nilai yang juga dikumpulkan Mellyarti sebelumnya. Mellyarti juga mesti berbangga, selain lulus dengan predikat sangat memuaskan dengan IPK 3,50 ia juga dihadiahkan selamat dari Sirajuddin karena merupakan satu-satunya doktor pertama dari IAIN yang dicetak pascasarjananya, selain ia juga merupakan doktor perempuan satu-satunya yang dilahirkan pascasarjana.

Senyum bahagia jelas terpancar dari wajah Mellyarti dan suaminya. Di akhir acara, tim penguji pun menjabat tangan perempuan alumni Diniyah Puteri Padang Panjang ini sebagai ucapan selamat. Setelah itu, undangan dan keluarga pun ikut memberikan selamat atas lahirnya doktor baru dengan disertasi pelayanan bimbingan konseling dan penyuluhan islam terhadap pasien atas studi kasus di rumah sakit M jamil dan Ibnu Sina Padang. [] RELIS PANITIA UJIAN DOKTOR MELLYARTI SYARIF/FRESTI ALDI/ABDULLAH KHUSAIRI

No comments:

Post a Comment