IAIN Imam Bonjol Padang Dies Natalis ke-45
PADANG --- Sejak dulu pendidikan karakter telah menjadi bagian dari khazanah pemikiran bagi intelektual muslim. Karena pendidikan bagi agama Islam adalah usaha untuk membumikan ajaran. Sehingga terciptanya karakter umat manusia yang insanul kamil.
Demikian benang merah dari Seminar Pendidikan Karakter dengan tema, Menakar Potensi Perguruan Tinggi sebagai basis Pendidikan Karakter, yang ditaja IAIN Imam Bonjol Padang, Jumat (2/12).
"Islam sebagai sebuah ajaran, mengajak manusia membentuk ummat yang ideal (ummatan wasathan), ummat yang baik (khaira ummah)," ungkap Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Prof.Dr.Abuddin Natta.
Abuddin Natta menurunkan makalah berjudul Pendidikan Karakter dalam Wacana Intelektual Muslim dan Khazanah Dunia Pendidikan Islam.
"Islam memiliki peran penyelamatan manusia dari kehancuran, dengan cara memberikan hudan (petunjuk), syifa’ (obat penawar), mau’idzah (ajaran yang menyentuh hati), dan rahmat bagi seluruh alam," jelas Abuddin di hadapan Civitas Akademika IAIN Imam Bonjol Padang.
Dikatakannya, seluruh komponen pendidikan Islam asas, tujuan, kurikulum, bahan ajar, pendidik, lingkungan, dan lembaga pendidikan dibangun berdasarkan nilai-nilai moral ajaran Islam.
"Karakter ajaran Islam, yaitu ajaran yang mengutamakan keseimbangan, kesesuaian dengan fithrah manusia, kesesuaian dengan perkembangan zaman, tempat, waktu dan keadaan, tidak menyulitkan, sederhana, mudah dikerjakan, menekankan perpaduan antara kognisi, afeksi dan psikomotorik, terbuka, dan dinamis," paparnya.
Selain Abuddin Nata, juga tampil Dra. Diah Hastianti, M.Pd dari Pusat Kurikulum & Perbukuan Kemendiknas. Ia menurunkan makalah Strategi Pembinaan dalam Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah.
Diah Hastianti banyak memaparkan data program kerja yang sudah menjadi percontohan untuk pendidikan karakter.
Sedangkan Prof. Dr. Duski Samad, M.Ag, memaparkan makalah bertajuk Mengembangkan Pendidikan Berkarakter: Menguak Tradisi Pesantren Hingga Jamiah.
”Banyak lokal genius (kearifan lokal) dari pesantren yang perlu diambil untuk menjadi bagian penting dari pendidikan karakter,” tegas Duski.
Dies Natalis Ke-45
Seminar Pendidikan Karakter digelar setelah Rapat Senat Terbuka Dies Natalis yang dipimpin Rektor IAIN Imam Bonjol Padang, Prof. Dr. H. Makmur Syarif, SH. M.Ag.
Hadir pada kesempatan tersebut, Dirjen Pendidikan Tinggi Kemenag RI, Prof. Dr. H. Mohammad Ali mewakili Menteri Agama dan Gubernur Sumbar, Prof. Dr. H. Irwan Prayitno.
“Ini usia yang matang. Semoga IAIN Imam Bonjol mampu mempertahankan eksistensinya di tengah masyarakat. Masyarakat kita yang terbingkai dalam kemajemukan. Keberagaman pendapat, kebebasan berekspresi. Bergandeng tanganlah untuk maju, dengan kekuatan yang ada. Mulai dari NU, Muhammadiyah, Tarbiyah Islamiyah, Hizbur Tahrir, hingga FPI.” Demikian sambutan menteri agama yang dibacakan Mohammad Ali, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI .
Irwan Prayitno menyatakan, Pemprov Sumbar merasakan kehadiran IAIN Imam Bonjol Padang selama ini. Dimana, lulusannya sudah mengisi ruang keummatan yang sangat penting.
“Ini hari penting bagi IAIN. Maju terus. Tingkatkan peran. Ketika masalah karakter bangsa ini sedang tergerus. IAIN punya kewajiban untuk ikut menyumbangkan pemikiran dan aksinya,” ujar Irwan. Irwan Prayitno adalah anak pasangan dari Drs.Jamrul Jamal SH-Sudarni Sayuti, keduanya adalah pensiunan dari tenaga pengajar di IAIN Imam Bonjol Padang. [Abdullah Khusairi] sumber: www.hariansinggalang.co.id
No comments:
Post a Comment