Bengkel Sastra : Pelatihan Penulisan Cerpen
Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat sebar virus sastra di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel). Hal ini berlangsung dalam bengkel sastra pelatihan penulisan sastra di SMAN 1 Painan bagi SLTA se Kabupaten Pessel, Jum’at (06/09).
Ridho Permana --- Painan
Pelatihan yang berlangsung selama tiga hari (05-07/09) ini bekerjasama dengan dinas pendidikan kabupaten. Dalam pelatihan ini menghadirkan pemateri sastrawan dan penulis papan atas seperti Papa Rusli, Darman Moenir, Gusti TF Sakai, Abdullah Khusairi.
Abdullah Khusairi sebagai pemateri pada hari kedua mengatakan, menulis sastra itu seperti berenang atau membawa sepeda. “Menulis sastra tidak perlu banyak teori tapi harus dicoba, seperti orang belajar berenang jika ingin bisa memang harus basah. Begitupun belajar sepeda memang harus jatuh dan didayung lagi, tiangnya harus diasah terus,” ujar pria asal Sarolangun ini.
Selain itu dihadapan 50 orang peserta ia menuturkan, sastra bukan hanya sekedar rasa, namun bagaimana membangun bata untuk sebuah cerita. “Kita tidak bisa hanya sekedar menulis dengan rasa namun dalam menulis juga penuh data dan kata-kata. Kata-kata yang penuh estetika, agar tulisan tersebut tidak pincang,” ujar penulis cerpen Ibu Minang tersebut.
“Untuk menulis cerpen itu minimal 8.000 karakter, dua spasi, enam halaman word. Dalam kalimat yang dibuat itu harus detail, juga tidak lupa gaya berbahasa, ide cerita, alur dan endingnya. Ada beberapa trik jika otak mulai buntu dalam menulis, pertama simpan tulisan favorit, kedua ubah sudut pandang, atur jarak tulisan, dan coba bicara pada anak-anak, intinya tulis apa yang bisa terlebih dulu lakukan riset dan banyak bertanya” tutur dosen jurnalistik di IAIN tersebut.
Sementara itu ketua panitia dari balai bahasa Tahtiha D.M mengatakan, untuk program dari balai bahasa ada tiga, bengkel sastra, penyuluhan bahasa, uji kopetensi berbahasa. “Bengkel sastra ini kita lakukan di tiga Kabupaten saat ini yaitu, Kabupaten Padang Pariaman, Agam, dan Pesisir Selatan (Pessel), alhamdulillah dua kabupaten telah selesai dan ini yang terakhir. Kemarin pelatihan dibuka Kabid Dinas Pendidikan Pessel pukul 08.30 WIB,” ujar Tahtiha.
Ia menambahkan, ada beberapa tujuan untuk melakukan pelatihan ini. “Kita coba memperkenalkan dunia sastra kepada pelajar, bisa bermasyarakat, dan menggali potensi yang ada. Kita apresiasi pelajar melalui sayembara cerpen dan dibukukan, dan pelajar yang telah mengikuti bengkel sastra ini pernah juara tingkat nasional,” ungkapnya.
“Dalam bengkel sastra ini bukan hanya penulisan cerpen, namun juga ada puisi dan musikalisasi puisi, untuk program penyuluhan bahasa itu dilakukan untuk guru dan duta bahasa dalam program uji kemampuan berbahasa dilakukan untuk mamhasiswa,” jelasnya.
Peserta Pelatihan Egit Putra mengatakan, pelatihan ini penting sekali karena melatih kreatifitas pelajar dibidang sastra .”Selain pelajaran di sekolah dalam pelatihan inilah pelajar juga bisa mengasah kemapuan dalam bidang kepenulisan cerpen. “Saya sangat tertarik belajar menulis cerpen dari sejak SLTP, dulu saya pernah menulis cerpen dengan judul “Makna sebuah penantian” disini saya ingin mengasah bakat itu kembali,” ujar Egit.
Selain itu Adita Siswi SMAN 1 Painan mengatakan, dengan pelatihan ini kita bisa menambah ilmu serta wawasan. “Dari SLTP saya pernah menulis dan Alhamdulillah saya mendapat harapan tingkat provinsi dan juara tingkat kabupaten,” Ujar Dita.
“Cita-cita saya memang ingin menjadi penulis dari Sekolah Dasar (SD), saya menilai pematerinya tidak membosankan, gaul, semoga tahun depan acara ini bisa lebih lama dilaksanakan,” ungkap penulis cerpen Batu Biduak dan Mak Lam ini. []
Dimuat di Padang Ekspres Minggu, 8 September 2013
dan www.suarakampus.com
No comments:
Post a Comment