DR. H. RAFI'I NAZARI

Kakek (1991) - Cucu (2019) 

Bersanding Riang ... 


DR. H. Rafi'i Nazari adalah kakek saya dari garis ibu. Dia adalah paman dari emak saya. Adik nenek saya. Anak seorang ulama yang sangat masyhur di daerah Sarolangun dan sekitarnya, Ki. Ja'far Hasan. 

Dr. Rafi'i Nazari tercatat sebagai staf pengajar di Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Thaha Syaifuddin (STS) Jambi, yang sebelumnya bernama IAIN STS Jambi. Lahir di Sarolangun, berkiprah di Jambi (181 Km). Menjadi santri di Pondok Pesantren Sya'adattuddarrain, Jambi Seberang, bersama teman seiringnya, Dr. H. Khatib Quzwain. Mereka adalah duo sahabat yang menjadi orang hebat di masanya. Kini keduanya telah tiada. Saya menemukan disertasi kakek saya ini, setelah bolak-balik di lemari disertasi pada Perpustakaan Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat saat berhari-hari sedang menulis disertasi saya agar bisa segera bisa meraih gelar doktoral. Lalu saya pinjam dan pergi ke tempat fotocopy. Disertasi yang ditulis Tahun Ajaran 1990/1991, tahun ia promosi sebagai doktor. 


DR. H. RAFI'I NAZARI
Nun jauh di Sarolangun, tahun itu, saya hanyalah bocah yang baru menjadi santri di Pondok Pesantren (Ponpes) al-Hidayah, yang dikelola oleh kakak dari Rafi'i Nazari, bernama Anwar--- yang juga tentunya, paman emak saya. Saya hanya mendengar kisah-kisah dari jauh tentang salah seorang kakek, jadi doktor. Sebagai bagian keluarga besar Ki. Ja'far Hasan, ikut bahagia. Setelah tamat di tingkat Tsanawiyah di Ponpes, saya pindah ke Madrasyah Aliyah Negeri (MAN) Sarolangun, yang kepala sekolahnya adalah kakak dari Anwar, bernama Nazaruddin.

Saya beruntung, mendapat langsung pengajaran dari dua kakek; Anwar dan Nazaruddin. Tetapi tidak Rafi'i. Hanya sesekali bertemu. Tetapi 28 tahun kemudian, hari ini, sembari menulis disertasi sendiri, saya dapatkan disertasi Rafi'i. Disertasi yang ditulis dengan mesin ketik ini, sangat tebal. Eh, satu orang lagi, saudara tertua Anwar, Nazaruddin, Rafi'i yang pernah jadi Kepala Sekolah MTsN Sarolangun, namanya M. Zaki Ja'far Hasan. Tapi saya tak pernah mendapat pendidikan langsung darinya. 

Hingga akhirnya duo disertasi kakek-cucu ini bisa bersanding, di gambar sebelah tulisan ini. Ah, ini hanya kerja iseng saja. Sekadar nostalgia dan romantisme. Hanya ingin menjelaskan, saya dapat mengejar jejak kakek ke Ciputat. Saya bahagia. Tak banyak paman-paman saya, sepupu-sepupu emak atau juga anak-anak mereka, yang bisa mengejarnya di tengah tuntutan, target capaian dan kehidupan yang berbeda. Hidup adalah pilihan! 

Walau beda bidang kajian, paling tidak, generasi demi generasi ada satu dua yang meneruskan garis akademik ini. Semoga buyut, kakek, nenek, yang sudah mendahului kami berbahagia dengan kabar ini. [AK] 

Comments

Popular posts from this blog

METODE TAFSIR TAHLILI

RESENSI ASMARA DI ATAS HARAM

#DIRUMAHAJA