Iwosumbar.com, Padang – Hasil Pemilu secara resmi ada di tangan KPU, itu mesti dinanti 22 Mei. Bersabarlah, agar jangan mudah terprovokasi oleh siapapun.
Menurut pengamat pemikiran komunikasi Islam dari UIN Iman Bonjol Padang Abdullah Khusairi, Hormatilah KPU. Walau memang dianggap paling buruk kinerjanya, tetapi saya memahami ada yang lemah dalam lembaga KPU, terangnya pada media ini Selasa (30/4/2019).
Abdullah Khusairi juga mengatakan, Bagi politisi ulung, bisa memandang peristiwa suksesi punya kelemahan di sana-sini. Tetapi kelemahan itu tidaklah rusak semuanya. Ada kelebihan yang perlu diapresiasi. Ini yang tak muncul. Mungkin KPU harus berbenah soal komunikasi massa.
“Kini, soal pelanggaran harus diproses secara hukum. Harus diekspos, agar kita semua menghargai kejujuran dan menghormati hukum”. Tegas mantan wartawan Padang Ekspres tersebut.
Dia juga menambahkan, Sebagai pendidikan demokrasi, kita mesti belajar dari pemilu 2019 ini. Ada ide agar pilpres 1 periode, 7 tahun. Mungkin itu baik. Ada ide, agar pilpres dan pileg dipisahkan. Mungkin juga perlu pertimbangan.
Soal pilpres, siapapun yang terpilih nanti, harus membangun kekuatan untuk merangkul perbedaan, membangun toleransi, hentikan politik identitas, hentikan isu-isu yang kontraproduktif untuk pembangunan karakter sebuah bangsa.
“Indonesia harus menunjukkan proses demokratisasi yang hebat di mata dunia. Jangan cengeng, kalah bikin rusuh. Model begini akan menyulitkan kemajuan”. Pungkas Abdullah Khusairi. (**)
No comments:
Post a Comment