Judul : Amuk Tun Teja : Kumpulan Cerpen
Pengarang : Marhalim ZainiPenerbit : Pustaka Pujangga
Cetakan : I, Juli 2007
Tebal : xx + 120 hlm
Mengenal sosok Marhalim Zaini lebih dekat, membuat tak henti bibir berdecak kagum. Seorang sastrawan Riau masa kini yang pernah menerbitkan Antologi Puisi Segantang Bintang, Sepasang Bulan (Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau, 2003) dan Langgam Negeri Puisi (Dewan Kesenian Bengkalis, 2004), Kumpulan Naskah Drama; Di Bawah Payung Tragedi (2003), Kumpulan Esai; Tubuh Teater (2004) dan dua Novel: Getah Bunga Rimba (2005) dan Hikayat Kampung Mati yang pernah dimuat bersambung di Harian Riau Pos dan diterbitkan oleh Penerbit Adicita Yogyakarta. Kali ini ia menghadirkan suasana suram dalam Kumpulan Cerpennya dengan judul Amuk Tun Teja.
Amuk Tun Teja yang diangkat penulis menjadi judul buku Kumpulan Cerpennya ini diambil dari Cerpennya pada halaman 93, yang mengisahkan seorang nenek renta yang datang tiba tiba ke sebuah perkantoran tempat tokoh Aku bekerja. Nenek renta ini menyeracau…gila rupanya.
“Air dalam bertambah dalam/ hujan di hulu belum lagi teduh/hati dendam bertambah dendam/dendam dahulu belum lagi sembuh! Sampai hati kau, Tuah! Kau renjiskan minyak wangi guna-guna itu ke ranjangku. Pengecut itu namanya!”
Begitu pantun nenek tua yang disinyalir gila ini …Akhirnya setelah perdebatan sengit antara tokoh Aku dan nenek tua, nenek Tun memilih menusukkan keris ke perutnya sendiri. Dan mati…
Penulis kelahiran Teluk Pambang, Bengkalis, Riau 31 tahun lalu ini sempat kuliah di IAIN Imam Bonjol Padang, namun tidak sampai selesai. Beliau yang pernah mengasuh tabloid Shoutul Jami’ah di kampus tersebut kemudian pindah ke Yogyakarta dan merampungkan studinya di Institut Seni Indonesia, jurusan teater.
Membaca 15 Cerita Pendek yang terangkum dalam Kumpulan cerpen ini membuat pembaca seolah dibawa ke dalam suasana yang kelam. Kekuatan Marhalim adalah menulis dengan diksi dan metafora yang puitik. Sempurna indah, meski kelam.
“Demikianlah, kau kukekalkan. Segalanya yang sempat kukenang. Dan hidup di tepian ini, tak banyak yang dapat kuberi nama pada setiap yang singgah, selain laut yang selalu menyimpan ketakterdugaan. Dan aku yakin kau di sana. Aku sering mencuri kabar dari mulut-mulit para pelaut yang singgah, bahwa kau masih di sana. Di suatu tempat yang terlampau asing untuk disebut.” (Hal 2).
Demikian tadi kutipan dari cerpennya yang berjudul “Belajar Bercinta dengan Laut” yang menceritakan tentang kesetiaan nenek tua pada Hang Jebat kekasihnya yang hilang ditelan ombak di laut. Cerpen ini pernah dimuat di Koran Tempo, Minggu 19 Juni 2005 lalu.
Tak mudah memang mengartikan paragraf demi paragraf yang terangkum dalam cerpen-cerpen Marhalim. Pembaca diajak berhenti sejenak memaknainya, hal ini dikarenakan Marhalim membungkus cerita ini dengan kalimat-kalimat puistis metaforis. Butuh ruang kontemplatif bagi pembaca untuk mengerti apa yang disiratkan. Ia sangat bersahaja dalam bertutur, dan embaca buku ini seperti sedang mendengarkan Marhalim bersenandung, menyanyikan lagu-lagu kepedihan.
Gambaran suasana muram juga dapat dibaca dalam cerpen yang berjudul “Malam Lebaran di Pelabuhan”. Dikisahkan pertemua seorang yang bernama Tok Bayan (berdarah Melayu) yang tersingkir dari puaknya dengan Markus berdarah Ambon. Nasib buruk telah mempertemukan mereka. Dan mereka bertujuan sama…pulang ke kampung halaman. Namun akhirnya Tok Bayan dan Markus tak pulang, mereka bersama pergi ke Masjid dan bermaafan pada hari raya, serta tak lupa makan ketupat di kedai kopi Lela.
Cerpen dengan judul “Pengantin Hamil” mengisahkan tentang perempuan yang hamil sebelum menikah. Sejak itu terjailah perubahan tata nilai dalam kehidupan. Hamil di luar nikah dianggap sebagai kelaziman. Bahkan kehamilan dijadikan senjata untuk mewujudkan perkawinan yang sedianya tak berestu.
Marhalim telah mengetengahkan kehidupan yang kental dengan aroma Melayu di dalam buku Kumpulan Cerpen ini. Membaca cerpen ini membangkitkan rindu, bagi pembaca yang berdarah Melayu..ya…..seperti saya ini (Nai) sumber: www.evolia.wordpress.com
Tuesday, June 29, 2010
Friday, June 25, 2010
Launching Suara Kampus Online
Awal berdirinya, Suara Kampus lahir 1977, menggunakan sistem manual. Untuk mewadahi civitas akademika IAIN Imam Bonjol dalam menuangkan intelektualitasnya dalam bentuk tulisan. Lahir dengan tema Mengemban Tri Dharma Perguruan Tinggi dan Berpartisipasi dalam Pembangunan Daerah.
Hal ini disampaikan Aktivis Pers Mahasisa Suara Kampus periode pertama, Emma Yohanna saat launching portal berita suarakampus.com, Rabu (23/06/2010) di Gedung Serbaguna IAIN Imam Bonjol Padang.
“Saya teringat masa lalu ketika kami menerbitkan Suara Kampus dengan sistem manual. Namun kini, perjuangan dan usaha keras kami dilanjutkan adik-adik ini dengan menerbitkan suara kampus versi online. Saya bangga, karena ada generasi penerus dengan semangat juang yang tinggi. Selamat!” ujarnya bernostalgia.
Anggota DPD RI ini berharap, dengan adanya media baru yang memiliki jangkauan yang luas, portal berita suarakampus.com ini, bisa menjadi control dan sarana berkreatifitas bagi civitas akademika.
Pemimpin Umum LPM Suara Kampus Suara Kampus Andri El Faruqi mengatakan, pesatnya perkembangan teknologi informasi akhir-akhir ini memicu lahirnya portal berita suarakampus.com.
“Kami meneruskan dan menorehkan sejarah baru, dengan menetaskan new media sebagai wadah untuk berkreatifitas dalam meningkatkan produktifitas berkarya. Serta dalam meneruskan amanat founding father Yulizal Yunus dan Zaili Asril, kami akan memberikan warna baru terhadap perkembangan pers mahasiswa di Indonesia,” ujarnya
Awalnya, Suara Kampus yang juga disebut Shout Al- Jami’ah beredar dalam bentuk tabloid (1978-1981), bentuk koran besar (1981-1983), bentuk majalah dengan cover separasi full color (1983-1989), 1989 kembali dalam bentuk tabloid, namun keseluruhannya berbentuk cetak. Tapi sekarang, Suara Kampus memiliki dua versi, cetak dan online.
“Dengan adanya portal berita ini, kita bisa menyampaikan informasi aktual di kampus ini ke seluruh alumni yang tersebar di dalam maupun di luar negeri ini,” ujarnya.
Sementara, Pemimpin Redaksi Suarakampus.com, Syofia Fitri mengatakan, isi suarakampus tak jauh berbeda dengan versi cetaknya, seperti Berita Kampus, Berita Daerah, Opini, Feature, Cerpen, Essay, Puisi, Profil, Tokoh, serta Life Style yang didalamnya ada konsultasi akademik dan agama.
“Tentunya, dengan adanya suarakampus.com, informasi atau peristiwa yang ada di sekitar dan luar kampus bisa dengan cepat, akurat kami sampaikan kepada para pembaca.” ujarnya.
Launching Suara Kampus Online ini dimeriahkan oleh, Talkshow Konvergensi Media Cetak ke Online yang disampaikan oleh Abdullah Khusairi, Mantan Pemimpin Redaksi News Portal www.padang-today.com dan Akademisi IT Politeknik Unand, Yuhefizar, M.Kom. Juga digelar lomba penulisan Opini, Penyiar Radio. Disponsori oleh Operator Seluler, XL. [] Andri El-Faruqi
Hal ini disampaikan Aktivis Pers Mahasisa Suara Kampus periode pertama, Emma Yohanna saat launching portal berita suarakampus.com, Rabu (23/06/2010) di Gedung Serbaguna IAIN Imam Bonjol Padang.
“Saya teringat masa lalu ketika kami menerbitkan Suara Kampus dengan sistem manual. Namun kini, perjuangan dan usaha keras kami dilanjutkan adik-adik ini dengan menerbitkan suara kampus versi online. Saya bangga, karena ada generasi penerus dengan semangat juang yang tinggi. Selamat!” ujarnya bernostalgia.
Anggota DPD RI ini berharap, dengan adanya media baru yang memiliki jangkauan yang luas, portal berita suarakampus.com ini, bisa menjadi control dan sarana berkreatifitas bagi civitas akademika.
Pemimpin Umum LPM Suara Kampus Suara Kampus Andri El Faruqi mengatakan, pesatnya perkembangan teknologi informasi akhir-akhir ini memicu lahirnya portal berita suarakampus.com.
“Kami meneruskan dan menorehkan sejarah baru, dengan menetaskan new media sebagai wadah untuk berkreatifitas dalam meningkatkan produktifitas berkarya. Serta dalam meneruskan amanat founding father Yulizal Yunus dan Zaili Asril, kami akan memberikan warna baru terhadap perkembangan pers mahasiswa di Indonesia,” ujarnya
Awalnya, Suara Kampus yang juga disebut Shout Al- Jami’ah beredar dalam bentuk tabloid (1978-1981), bentuk koran besar (1981-1983), bentuk majalah dengan cover separasi full color (1983-1989), 1989 kembali dalam bentuk tabloid, namun keseluruhannya berbentuk cetak. Tapi sekarang, Suara Kampus memiliki dua versi, cetak dan online.
“Dengan adanya portal berita ini, kita bisa menyampaikan informasi aktual di kampus ini ke seluruh alumni yang tersebar di dalam maupun di luar negeri ini,” ujarnya.
Sementara, Pemimpin Redaksi Suarakampus.com, Syofia Fitri mengatakan, isi suarakampus tak jauh berbeda dengan versi cetaknya, seperti Berita Kampus, Berita Daerah, Opini, Feature, Cerpen, Essay, Puisi, Profil, Tokoh, serta Life Style yang didalamnya ada konsultasi akademik dan agama.
“Tentunya, dengan adanya suarakampus.com, informasi atau peristiwa yang ada di sekitar dan luar kampus bisa dengan cepat, akurat kami sampaikan kepada para pembaca.” ujarnya.
Launching Suara Kampus Online ini dimeriahkan oleh, Talkshow Konvergensi Media Cetak ke Online yang disampaikan oleh Abdullah Khusairi, Mantan Pemimpin Redaksi News Portal www.padang-today.com dan Akademisi IT Politeknik Unand, Yuhefizar, M.Kom. Juga digelar lomba penulisan Opini, Penyiar Radio. Disponsori oleh Operator Seluler, XL. [] Andri El-Faruqi
Wednesday, June 23, 2010
Muhammadiyah Salurkan Miliaran Rupiah
Padang—Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumbar juga berperan aktif dalam pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa. Miliaran rupiah langsung disalurkan untuk pemberdayaan ummat dan fasilitas ummat.
Sekretaris Tim Rehab Rekon PWM Sumbar, Bakhtiar MAg, memaparkan, rencana aksi rehab rekon Muhammadiyah Sumbar melingkupi, bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang keagamaan, pemulihan sosial, bidang pertanian, bidang ekonomi mikro dan bidang perumahan warga.
”Kini masih berlangsung. Rencana aksi Muhammadiyah hingga 2012. Karena kerugian yang dialami akibat bencana gempa tak kurang dari Rp44 Miliar," jelas Bakhtiar.
Hingga kini, bantuan yang telah langsung diserap ke masyarakat dari donatur sudah mencapai Rp.7 Miliar. Di antara bantuan tersebut adalah, dari Bupati Kabupaten Bantul, Idham Samawi yang dikumpulkan melalui Penerbit Kedaulatan Rakyat, Rp1,8 M untuk Pembangunan Masjid Perguruan Muhammadiyah Marapalam Padang.
Wali Kota Jakarta Selatan, Syahrul Effendi, melalui Gerakan Sosial Rantau (Gesor) sebanyak Rp750 Juta untuk Pembangunan Masjid SMK Simp. Haru. Dari World Vision untuk 8 Lokal SMK Simp. Haru.
PWM Jawa Timur sebanyak Rp1,6 M digunakan untuk Komplek Aisyiyah Ulak Karang RP600 Juta, Panti Asuhan Aisyiyah Lubuh Basung RP500 Juta, Rumah Bersalin PKU Muhammadiyah Balaiselasa Rp500 Juta.
”Dari PWM Jogja, juga dibantu 1 Unit Ambulan, sedangkan dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, melalui Lazis dibangun 45 Rumah Tanjung Sani, Sei Batang, Maninjau Agam. Sedang dikerjakan sekarang," jelas Dosen IAIN Imam Bonjol Padang ini.
PWM Sumbar juga membuka rekening Rehab Rekon demi membantu masyarakat. Dari rekening ini, bantuan telah disalurkan untuk 81 unit fasilitas umum seperti, masjid, sekolah, dan panti asuhan, senilai Rp510 juta.
Muhammadiyah Sumbar yang memiliki 134 Cabang dan 758 Ranting, bahu membahu untuk membantu ummat. Bantuan tak boleh dibiarkan menumpuk.
”Sebagai organisasi yang memiliki anggota di seluruh pelosok Sumbar, PWM terus bergerak untuk membangkitkan ummat," ujarnya. [abdullah khusairi] Bulletin R&R Sumbar Edisi IV Tahun Juni 2010
Sekretaris Tim Rehab Rekon PWM Sumbar, Bakhtiar MAg, memaparkan, rencana aksi rehab rekon Muhammadiyah Sumbar melingkupi, bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang keagamaan, pemulihan sosial, bidang pertanian, bidang ekonomi mikro dan bidang perumahan warga.
”Kini masih berlangsung. Rencana aksi Muhammadiyah hingga 2012. Karena kerugian yang dialami akibat bencana gempa tak kurang dari Rp44 Miliar," jelas Bakhtiar.
Hingga kini, bantuan yang telah langsung diserap ke masyarakat dari donatur sudah mencapai Rp.7 Miliar. Di antara bantuan tersebut adalah, dari Bupati Kabupaten Bantul, Idham Samawi yang dikumpulkan melalui Penerbit Kedaulatan Rakyat, Rp1,8 M untuk Pembangunan Masjid Perguruan Muhammadiyah Marapalam Padang.
Wali Kota Jakarta Selatan, Syahrul Effendi, melalui Gerakan Sosial Rantau (Gesor) sebanyak Rp750 Juta untuk Pembangunan Masjid SMK Simp. Haru. Dari World Vision untuk 8 Lokal SMK Simp. Haru.
PWM Jawa Timur sebanyak Rp1,6 M digunakan untuk Komplek Aisyiyah Ulak Karang RP600 Juta, Panti Asuhan Aisyiyah Lubuh Basung RP500 Juta, Rumah Bersalin PKU Muhammadiyah Balaiselasa Rp500 Juta.
”Dari PWM Jogja, juga dibantu 1 Unit Ambulan, sedangkan dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, melalui Lazis dibangun 45 Rumah Tanjung Sani, Sei Batang, Maninjau Agam. Sedang dikerjakan sekarang," jelas Dosen IAIN Imam Bonjol Padang ini.
PWM Sumbar juga membuka rekening Rehab Rekon demi membantu masyarakat. Dari rekening ini, bantuan telah disalurkan untuk 81 unit fasilitas umum seperti, masjid, sekolah, dan panti asuhan, senilai Rp510 juta.
Muhammadiyah Sumbar yang memiliki 134 Cabang dan 758 Ranting, bahu membahu untuk membantu ummat. Bantuan tak boleh dibiarkan menumpuk.
”Sebagai organisasi yang memiliki anggota di seluruh pelosok Sumbar, PWM terus bergerak untuk membangkitkan ummat," ujarnya. [abdullah khusairi] Bulletin R&R Sumbar Edisi IV Tahun Juni 2010
Monday, June 21, 2010
TPT BNPB Sosialisasi Bantuan Tahap II
PADANG---Satu minggu terakhir, Tim Pendukung Teknis (TPT) BNPB Rehab Rekon Sumbar melaksanakan sosialisasi ke daerah. Seluruh camat, di bawah koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dikumpulkan untuk menyamakan visi dan misi dalam pelaksanaan realisasi bantuan tahap II.
Daerah sosialisasi tersebut adalah, Kota Padang, Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, Padangpanjang, Tanahdatar, Kota Pariaman, Padangpariaman, Pasaman Barat dan Pasaman.
"Karena sedikit berbeda format pelaksanaan bantuan, maka sosialisasi ini dilaksanakan," ungkap Koordinator TPT BNPB Rehab Rekon Sumbar, Dr. Sugimin Pranoto, M.Eng, tadi siang.
Daerah yang sudah diberi sosialisasi adalah, Kota Padang, Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, Padangpanjang, Tanahdatar, Padangpariaman, Pasaman Barat.
Segera menyusul, Selasa (22/6), Kota Pariaman. Hari ini, Senin (21), sosialisasi program ini di Simpang Empat, Kabupaten Pasaman Barat.
Bantuan gempa khusus untuk perumahan, langsung dihandle pemerintah pusat. BNPB langsung mengucurkan dana ke Pokmas dengan koordinasi Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) yang ditunjuk oleh kepala daerah melalui BPBD.
"Sedangkan untuk infrastruktur dan gedung pemerintah, tetap dihandle Pemprov Sumbar," ujar Sugimin.
Persoalan-persoalan yang muncul pada tahap I telah dievaluasi dengan seksama oleh BNPB. Hasilnya, pola dirubah tanpa menghilangkan substansi tujuan bantuan.
Akan turun tahap II ini, Rp2,4 Triliun, alokasi untuk perumahan Rp1,9 Triliun, Infrastruktur Rp478 Miliar. [] Abdullah Khusairi
Daerah sosialisasi tersebut adalah, Kota Padang, Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, Padangpanjang, Tanahdatar, Kota Pariaman, Padangpariaman, Pasaman Barat dan Pasaman.
"Karena sedikit berbeda format pelaksanaan bantuan, maka sosialisasi ini dilaksanakan," ungkap Koordinator TPT BNPB Rehab Rekon Sumbar, Dr. Sugimin Pranoto, M.Eng, tadi siang.
Daerah yang sudah diberi sosialisasi adalah, Kota Padang, Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, Padangpanjang, Tanahdatar, Padangpariaman, Pasaman Barat.
Segera menyusul, Selasa (22/6), Kota Pariaman. Hari ini, Senin (21), sosialisasi program ini di Simpang Empat, Kabupaten Pasaman Barat.
Bantuan gempa khusus untuk perumahan, langsung dihandle pemerintah pusat. BNPB langsung mengucurkan dana ke Pokmas dengan koordinasi Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) yang ditunjuk oleh kepala daerah melalui BPBD.
"Sedangkan untuk infrastruktur dan gedung pemerintah, tetap dihandle Pemprov Sumbar," ujar Sugimin.
Persoalan-persoalan yang muncul pada tahap I telah dievaluasi dengan seksama oleh BNPB. Hasilnya, pola dirubah tanpa menghilangkan substansi tujuan bantuan.
Akan turun tahap II ini, Rp2,4 Triliun, alokasi untuk perumahan Rp1,9 Triliun, Infrastruktur Rp478 Miliar. [] Abdullah Khusairi
Thursday, June 17, 2010
Dewan Asal Sumbar Beri Rekomendasi
Padang---Keterlambatan penyaluran bantuan untuk korban gempa, bagi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI asal pemilihan Sumbar menjadi catatan untuk Pemprov. Tampaknya, manajemen penanggulangan bencana menjadi sangat penting dan prioritas dikuasai.
"Sangat lambat, sudah enam bulan lebih. Ini menunjukkan ketidakmampuan menyerap dana bantuan. Sementara, ketika kami ke lapangan, ke daerah pemilihan kami, rakyat menagih. Padahal, kita berjuang untuk mendapatkan dana bantuan di tingkat nasional," ungkap Anggota DPR RI, Fraksi Golkar, Nudirman Munir SH MH, dalam pertemuan evaluasi bantuan kebencanaan di Gubernuran, pertengahan bulan lalu.
Hal senada diungkapkan Michel El Qudsi dari fraksi PAN. Tokoh muda asal Sumbar ini menyatakan, Pemprov Sumbar harus menghargai perjuangan yang telah dilakukan dengan cara menyerap dana secara cepat. "Kita sungguh kecewa," ujar Michel.
Koordinator Tim Pendukung Teknis (TPT) BNBP Rehab Rekon Sumbar, Dr. Sugimin Pranoto, M.Eng, dalam presentasi bulanannya menyatakan, aturan keuangan daerah melalui Peraturan Gubernur (Pergub) salah satu menjadi kendala di samping kesiapan masyarakat.
"Kita telah berusaha maksimal agar penyerapan baik di sektor ekonomi produktif, sektor perumahan, sektor kesehatan, agar semuanya sejalan," ujar Sugimin di hadapan Anggota DPR-RI dan unsur dari Pemprov Sumbar.
Dalam dua kali pertemuan tersebut, catatan tentang mekanisme baru untuk penyerapan dana yang lebih cepat digagas dan direkomendasikan.
Sementara itu, penjelasan dari Ketua Tim Pelaksana Teknis Rehab Rekon Pemprov Sumbar, yang juga Kepala Dinas Pra Sarana Jalan dan Tata Ruang Permukiman (Prasjal Tarkim) Dodi Ruswandy, menyadari dan memaklumi seluruh proses yang lambat. Namun kehati-hatian yang membuat semua ini harus sesuai aturan.
Dodi juga menjelaskan program lanjutan beberapa sarana transportasi yang sering terkena dampak bencana. Salah satunya adalah jalur Lembah Anai.
"Membutuhkan dana yang besar agar jalur ini aman untuk dilewati," jelas Dodi.
Pemerintah berencana akan memasang jaring pengaman di dua titik perbukitan rawan longsor di daerah Lembah Anai. Pemasangan jaring untuk mengantisipasi jatuhnya batuan dan material lain dari tebing yang retak akibat gempa 30 September 2009 lalu. Pengaman berupa jaring mampu menahan bebatuan yang beratnya mencapai 30 sampai 50 ton. Jaring ini juga akan disanggah dengan pondasi kuat dari tembok. Sehingga bebatuan yang jatuh dari tebing bisa tersangkut di jaring dan tidak jatuh ke badan jalan.
Dua titik yang akan diberi jaring dengan panjang 80 meter dan 20 meter dan ketinggian mencapai 70 meter membutuhkan biaya Rp 20 miliar. “Untuk itu kita sudah ajukan anggaran ke pemerintah pusat,” kata Dodi.
Selain jalan negara di Lembah Anai yang kini rusak akibat dihantam banjir dan longsor, pemerintah juga memprioritaskan perbaikan jalan di kawasan Sitinjau Laut, Lubuk Silasih yang terban.
Dua daerah tersebut merupakan jalan vital yang menghubungkan sejumlah kabupaten dan kota di Sumatera Barat. Jalan Lembah Anai merupakan jalur yang menghubungkan Padang dengan Bukittinggi, sedang Lubuk Silasih adalah jalan penghubung Padang dengan Solok. Keduanya juga termasuk jalan negara yang merupakan jalur Padang menuju Pekanbaru dan Jambi.Pascagempa, perbukitan di dua kawasan tersebut, khususnya Lembah Anai mengalami keretakan yang sangat serius. Bahkan akhir-akhir ini sering terjadi longsor di Lembah Anai.
Saat ini, perbaikan jalan di Lembah Anai telah rampung sekitar 80 persen sedangkan untuk kawasan Sitinjau Laut, kata Dodi, saat ini masih ada kekurangan dana sebesar Rp 30 miliar lagi.
Kekurangan dana tersebut juga berimbas kepada proyek perbaikan infrastruktur di kawasan tersebut sehingga saat ini masih terbengkalai. [] Abdullah Khusairi
"Sangat lambat, sudah enam bulan lebih. Ini menunjukkan ketidakmampuan menyerap dana bantuan. Sementara, ketika kami ke lapangan, ke daerah pemilihan kami, rakyat menagih. Padahal, kita berjuang untuk mendapatkan dana bantuan di tingkat nasional," ungkap Anggota DPR RI, Fraksi Golkar, Nudirman Munir SH MH, dalam pertemuan evaluasi bantuan kebencanaan di Gubernuran, pertengahan bulan lalu.
Hal senada diungkapkan Michel El Qudsi dari fraksi PAN. Tokoh muda asal Sumbar ini menyatakan, Pemprov Sumbar harus menghargai perjuangan yang telah dilakukan dengan cara menyerap dana secara cepat. "Kita sungguh kecewa," ujar Michel.
Koordinator Tim Pendukung Teknis (TPT) BNBP Rehab Rekon Sumbar, Dr. Sugimin Pranoto, M.Eng, dalam presentasi bulanannya menyatakan, aturan keuangan daerah melalui Peraturan Gubernur (Pergub) salah satu menjadi kendala di samping kesiapan masyarakat.
"Kita telah berusaha maksimal agar penyerapan baik di sektor ekonomi produktif, sektor perumahan, sektor kesehatan, agar semuanya sejalan," ujar Sugimin di hadapan Anggota DPR-RI dan unsur dari Pemprov Sumbar.
Dalam dua kali pertemuan tersebut, catatan tentang mekanisme baru untuk penyerapan dana yang lebih cepat digagas dan direkomendasikan.
Sementara itu, penjelasan dari Ketua Tim Pelaksana Teknis Rehab Rekon Pemprov Sumbar, yang juga Kepala Dinas Pra Sarana Jalan dan Tata Ruang Permukiman (Prasjal Tarkim) Dodi Ruswandy, menyadari dan memaklumi seluruh proses yang lambat. Namun kehati-hatian yang membuat semua ini harus sesuai aturan.
Dodi juga menjelaskan program lanjutan beberapa sarana transportasi yang sering terkena dampak bencana. Salah satunya adalah jalur Lembah Anai.
"Membutuhkan dana yang besar agar jalur ini aman untuk dilewati," jelas Dodi.
Pemerintah berencana akan memasang jaring pengaman di dua titik perbukitan rawan longsor di daerah Lembah Anai. Pemasangan jaring untuk mengantisipasi jatuhnya batuan dan material lain dari tebing yang retak akibat gempa 30 September 2009 lalu. Pengaman berupa jaring mampu menahan bebatuan yang beratnya mencapai 30 sampai 50 ton. Jaring ini juga akan disanggah dengan pondasi kuat dari tembok. Sehingga bebatuan yang jatuh dari tebing bisa tersangkut di jaring dan tidak jatuh ke badan jalan.
Dua titik yang akan diberi jaring dengan panjang 80 meter dan 20 meter dan ketinggian mencapai 70 meter membutuhkan biaya Rp 20 miliar. “Untuk itu kita sudah ajukan anggaran ke pemerintah pusat,” kata Dodi.
Selain jalan negara di Lembah Anai yang kini rusak akibat dihantam banjir dan longsor, pemerintah juga memprioritaskan perbaikan jalan di kawasan Sitinjau Laut, Lubuk Silasih yang terban.
Dua daerah tersebut merupakan jalan vital yang menghubungkan sejumlah kabupaten dan kota di Sumatera Barat. Jalan Lembah Anai merupakan jalur yang menghubungkan Padang dengan Bukittinggi, sedang Lubuk Silasih adalah jalan penghubung Padang dengan Solok. Keduanya juga termasuk jalan negara yang merupakan jalur Padang menuju Pekanbaru dan Jambi.Pascagempa, perbukitan di dua kawasan tersebut, khususnya Lembah Anai mengalami keretakan yang sangat serius. Bahkan akhir-akhir ini sering terjadi longsor di Lembah Anai.
Saat ini, perbaikan jalan di Lembah Anai telah rampung sekitar 80 persen sedangkan untuk kawasan Sitinjau Laut, kata Dodi, saat ini masih ada kekurangan dana sebesar Rp 30 miliar lagi.
Kekurangan dana tersebut juga berimbas kepada proyek perbaikan infrastruktur di kawasan tersebut sehingga saat ini masih terbengkalai. [] Abdullah Khusairi
Subscribe to:
Posts (Atom)