Prof. Duski Samad Pimpin MUI Padang
PADANG --- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang mendesak Pemko Padang agar menertibkan Angkutan Kota (Angkot) dan Buskota yang memakai kaca gelap dan musik yang berlebihan.
"Kita meminta agar Pemko bersama jajarannya untuk menertibkan segera. Karena mengganggu kenyamanan pengguna Angkot dan Biskota."
Demikian rekomendasi dari Komisi C dalam Musyawarah Daerah MUI Kota Padang VIII, yang digelar di Kampus Pascasarjana IAIN Imam Bonjol Padang, Rabu (4/7).
"Moda transportasi kita sudah sampai pada titik yang paling berbahaya. Rawan tindak kriminal," ungkap salah seorang Anggota Komisi C, Drs. Aditiawarman, M.Ag.
Selain rawan tindak kriminal, angkot dan bus kota di Kota Padang tidak ramah terhadap Manula atau usia lanjut.
Terdapat enam rekomendasi dari rapat komisi ini, di antaranya, penertiban timbangan dan takaran yang digunakan dalam transaksi jual beli. Ini untuk menjaga hak ummat dalam mualamat.
Selanjutnya, mendesak Pemko untuk menertibkan dan mengawasi objek wisata yang berpotensi sebagai tempat maksiat.
Kemudian juga, mendesak Pemko, melalui Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama Kota Padang agar meningkatkan pengawasan penggunaan teknologi informasi (TI) dan komunikasi. Misalnya, telepon seluler yang dapat mengakses internet di kalangan pelajar.
"Ini bukan rekomendasi menjelang Ramadhan semata. Tapi juga permanen hasil dari Musda ini untuk Pemko Padang," tegas Aditiawarman.
Dari Kota Ke Provinsi
Musda VIII kali ini sekaligus pisah sambut dari Ketua MUI Kota Padang, Prof. Dr. H. Syamsul Bahri Khatib yang telah dipercayakan memimpin MUI Sumbar, beberapa waktu lalu.
"Kita berharap, peran MUI Kota Padang makin lebih baik dengan kepengurusan baru. Bersama-sama Pemko Padang, membangun ummat yang madani," ungkap Buya Syamsul, demikian ia akrab disapa.
Musda VIII mengambil tema Melalui Musda VIII MUI Kota Padang, kita tingkatkan kualitas keberagamaan ummat dalam rangka mewujudkan masyarakat madani.
"Musda ini diikuti dari unsur kecamatan, MUI Kota Padang, juga MUI Sumbar. Juga ada tokoh-tokoh Ormas keagamaan. Totalnya, 86 peserta," ungkap Ketua Panitia Musda VIII MUI Kota Padang, Drs. H. Abd. Rahman, MA
MUI Tempat Mengadu
Wali Kota Padang, Dr. H. Fauzi Bahar, M.Si dalam sambutan saat membuka Musda VIII MUI Kota Padang menyatakan, MUI adalah tempat ia mengadu persoalan keagamaan. Banyak program religi di Kota Padang, merupakan masukan berharga dari MUI.
"Mulai dari Pesantren Ramadhan, Subuh Mubarakah, Asma' al Husna, Zakat, hingga gerakan beras segenggam, tiada lain masukan dari para ulama di MUI," ungkap Fauzi Bahar.
Tekad Fauzi Bahar dalam program pembangunan keagamaan memang sangat menonjol. Bagi MUI Kota Padang, ini sesungguhnya telah menunjukkan Pemko Padang sangat perhatian untuk membangun spiritualitas warga kota.
Pengurus Baru
Musyawarah para ulama Kota Padang kemarin berhasil memilih ketua MUI periode 2012-2017. Melalui pemilihan yang bercorak ala MUI, terpilih Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag, sebagai ketua dan Prof. Dr. H. Awiskarni, M.Ag sebagai sekretaris. Keduanya dipilih secara aklamasi sebelum acara Musda VIII ditutup secara resmi. (abdullah khusairi)
No comments:
Post a Comment