Pilih Pemimpin Religius


*Raker MUI Padang Bahas Kriteria Pemimpin

[caption id="attachment_2718" align="alignleft" width="150"]MUZAKARAH: Kepala Dinas Sosial Kota Padang, Hariadi Dahlan memberi sambutan mewakil Wako Padang, di hadapan para ulama dalam acara Muzakarah dan Raker MUI Kota Padang, di Asrama Haji Jl. Rasuna Said, Selasa (7/5). Muzakarah membicarakan tentang kepemimpinan Kota Padang. (Abdullah Khusairi)  MUZAKARAH: Kepala Dinas Sosial Kota Padang, Hariadi Dahlan memberi sambutan mewakil Wako Padang, di hadapan para ulama dalam acara Muzakarah dan Raker MUI Kota Padang, di Asrama Haji Jl. Rasuna Said, Selasa (7/5). Muzakarah membicarakan tentang kepemimpinan Kota Padang. (Abdullah Khusairi)[/caption]

PADANG --- Pilih pemimpin yang mengusung nilai keagamaan dan menjaga moral. Punya kepedulian tinggi terhadap kaum papa. Ulama diminta untuk memberi pencerahan kepada ummat agar tidak salah pilih.

"Sederhana saja rumusannya, sedangkan kita pilih pemimpin yang baik, belum tentu kota ini baik. Apalagi kalau salah pilih. Pemimpin yang tidak memihak kepada nilai agama dan menjadi gawang moral rakyat," ungkap Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang, Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag, ketika memberi muzakarah dalam Rapat Kerja MUI Kota Padang, Selasa (7/5).

Duski Samad juga menyatakan, rumusan kearifan dalam memilih dari calon-calon yang muncul ini bagi MUI, belum mampu menyebut nama. "Karena belum ditetapkan, walaupun sebenarnya, perang opini sudah dimulai," ujar Dekan Fakultas Tarbiyah ini.

Duski Samad panel bersama dalam Muzakarah, bersama Ketua DPC NU Kota Padang, H. Guswandi Lc. MA, Ketua DPD Muhammadiyah Kota Padang, H. Maigus Nasir, S.Pd, dan Ketua DPC Perti Kota Padang, Drs. Zulkarnaini Khamsa. Dihadiri para ulama se-Kota Padang dan Kepala Kemenag Kota Padang, Yetrizal Khatib dan Ketua MUI Sumbar, Prof. Dr. H. Syamsul Bahri Khatib.

Muzakarah mengambil tema, Kepemimpinan Formal dan Sikap Ulama dalam Pemilihannya. Pada saat itu, Maigus Nasir memaparkan kepemimpinan versi Muhammadiyah. Dimana, kaderisasi dari Ormas Muhammadiyah dilakukan agar tidak terjadi kekosongan calon pemimpin.
Sementara itu, Guswandi menyatakan, kepemimpinan ideal itu serupa rasulullah. Hanya saja, dalam sistem demokrasi sekarang ini, memilih pemimpin dan golput, mengharuskan MUI mengambil jalan fatwa.

"Golput, atau tidak memilih sangat tergantung bagaimana situasi. Jika pemimpin yang akan dipilih tidak ada yang layak, maka bisa haram dipilih. Tetapi sungguh pun begitu, memilih pemimpin itu bisa pula wajib, sunnah dan harus," jelasnya.

Wacana Ulama
Kepala Dinas Sosial Kota Padang, Hariadi Dahlan dalam sambutannya di hadapan peserta Muzakarah dan Raker, mengharapkan agar ulama memiliki peran serta yang aktif untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pembangunan Kota Padang.

"Di antaranya, menyuarakan program pengentasan kemiskinan, wacana pemilihan pemimpin ideal dan isu bencana. Peran MUI sangat besar agar suksesnya program pembangunan pemerintahan di Kota Padang," ujar Hariadi Dahlan mewakili Wali Kota Padang.

Ketua Panitia Raker dan Muzakarah MUI Kota Padang, Irwandi menyatakan, acara ini digelar untuk memantapkan program kerja dan menyatukan visi antara pengurus, baik di tingkat kota maupun kecamatan.

"Selain muzakarah, Raker juga membahas keorganisasian, program kerja, juga beberapa rekomendasi," tegas Kasubag TU Kemenag Kota Padang ini. [Abdullah Khusairi] www.hariansinggalang.co.id


//

Comments

Popular posts from this blog

METODE TAFSIR TAHLILI

RESENSI ASMARA DI ATAS HARAM

#DIRUMAHAJA