Peluncuran SarangIdea Institute

Sarangidea Institute  Siap Tetaskan Karya


983823_10151384545347854_665020537_nPeluncuran Sarangidea Institute, Senin (27/5), dilanjutkan apresiasi dan diskusi antologi puisi dwi bahasa “Air Tulang Ibu” karya Zelfeni Wimra, dihadiri para akademisi, sastrawan dan budayawan Sumbar. Turut hadir dalam peluncuran tersebut, dua sastrawan Indonesia Darman Moenir dan Papa Rusli Marzuki Saria.

Darman Moenir menyampaikan apresiasinya atas peluncuran Sarangidea, komunitas yang terdiri dari pekerja seni, penulis, dan pendidik dalam bidang seni, bahasa, sastra, jurnalistik, dan media massa.


“Saya mengapresiasi lahirnya institut Sarangidea ini. Ide pendiriannya sangat bagus, apalagi nanti di Sarangidea ini juga menyediakan TOEFL Centre, semoga dapat menjadi jalan bagi para sastrawan maupun kritikus sastra untuk lebih memahami budaya asing, sehingga memudahkan mereka dalam menerjemahkan karya sastra dengan baik,” ungkapnya.


Ketua Dewan Penasehat Sarangidea Sheiful Yazan, saat meresmikan Sarangidea Institute mengatakan, Sarangidea merupakan wilayah pengembangan otak kanan dan terbuka bagi siapa saja yang berminat dengan kajian pengembangan bahasa, sastra, seni, jurnalistik, media massa dan aktivitas kreatif lainnya.


Peresmian Sarangidea Institute yang berlokasi di Jln. Sarang Gagak, Kelurahan Anduring, Padang, ditandai dengan penandatanganan di atas lukisan puisi karya Kang Ipul “Cericit Tempua Lanang” dan “Beri Aku Sarang, Bukan Sangkar atau Kandang”, puisi yang berisi tentang makna filosofis ‘sarang’ untuk Sarangidea Institute.


Penandatanganan puisi sebagai simbol diresmikannya Sarangidea, dimulai dari Dewan Penasehat Sheiuful Yazan atau akrab disapa Kang Ipul, diikuti Pendiri Abdullah Khusairi, Zelfeni Wimra, Arwemi Sheiful, selanjutnya Darman Moenir, Papa Rusli, Abel Tasman, Esha Tegar Putra, Fatris MF, Romi Zarman, serta para sastrawan, budayawan dan akademisi yang hadir dalam acara tersebut.


“Dengan demikian, Sarangidea siap menjadi sarang bagi mereka yang berpikir bebas, tempat ide-ide dierami, ditetaskan, lalu diterbangkan sebagai karya, dan begitu seterusnya,” ungkap Abdullah Khusairi, Konseptor sekaligus Pendiri Sarangidea Institute. (Yeni)

Comments

Popular posts from this blog

METODE TAFSIR TAHLILI

RESENSI ASMARA DI ATAS HARAM

#DIRUMAHAJA