Suksesi
Sengit Sang Mantan
Pasangan
Petahana
ABDULLAH
KHUSAIRI
Pemilihan Langsung Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwako) Padang akan berlangsung
sengit. Petahana akan berhadapan dengan sang mantan. Mahyeldi
Ansharullah-Emzalmi adalah pasangan petahana yang hari ini masih berlangsung.
Mungkin saja, keduanya akan saling menyapa sebagai sang mantan.
Jalan
politik yang bersimpang di akhir periode pasangan petahana sudah menjadi
lumrah. Ini juga terjadi antara pasangan Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah
dengan Wakil Wali Kota Padang Emzalmi. Keduanya maju dengan pasangan
berbeda-beda dalam Pilwako Serentak 2018 ini.
Mahyeldi
Ansharullah memilih berpasangan dengan Hendri Septa, pentolan Partai Amanat
Nasional (PAN) Padang. Keduanya didukung PKS-PAN. Sementara Emzalmi memilih
berpasangan dengan Desri Ayunda, kalangan profesional yang tahun 2014 lalu
merupakan seterunya dalam Pilwako putaran kedua. Begitulah, politik praktis
memang menawarkan dinamika yang kelihatan akrobatik. Emzalmi-Desri Ayunda
didukung koalisi besar yang terdiri dari Partai Golkar, PDI Perjuangan, PPP,
Hanura, Gerindra, Nasdem, PKB, PPP dan Partai Demokrat.
Melihat
kontestasi politik yang muncul ini, di atas kertas, dua pasangan kontestan yang
akan meraih simpati warga kota Padang sangatlah seimbang. Bila berdasarkan hasil
suara Pemilu Legislatif (Pileg), angka partai koalisi tentu saja lebih besar.
Namun galibnya Pilwako, Pilgub, sering terjadi tidak linear antara suara Pileg
dengan Pilgub dan Pilgub. Ini disebabkan beberapa faktor, di antaranya adalah
ketertarikan publik terhadap figur yang tampil, isu putra asli daerah, juga
irisan-irisan ideologis. Biasanya, di dalam partaipun, para pentolannya
terpecah dalam membawa “jamaahnya” untuk menyeberang ke calon lain. Ini lumrah
saja.
Apa
yang menarik dibaca dalam kontestasi dua pasang petahana yang sudah bersimpang
jalan ini? Salah satunya, hasil kerja mereka berdua sepanjang periode yang
sedang berjalan. Keduanya tentu akan klaim keberhasilan kepemimpinan secara
terpisah. Secara kasat mata, di bawah kepemimpinan Mahyeldi
Ansharullah-Emzalmi, tidak ada yang terlalu luar biasa. Kesuksesan menata pasar
merupakan lanjutan periode sebelumnya, Fauzi Bahar-Mahyeldi Ansharullah. Jika
Pantai Padang yang kita banggakan kini tacelak,
juga hampir seluruhnya dana provinsi. Juga jalan by pass, jalan baru ke Malinkundang, merupakan lanjutan pembangunan
dari sebelumnya. Begitu pula kantor wali kota dan hal-hal lain. Artinya, pada
salah satu sudut paling kritis, belum ada yang bisa dapat membuat keduanya bisa
klaim secara khusus. Namun demikian, patut diapresiasi apa yang sudah dan
sedang berjalan. Lagi-lagi, tidak mungkin mereka menyebut hasil kerja sendiri-sendiri
tanpa melibatkan pasangan. Keduanya merupakan satu paket periodik yang
diamanatkan warga kota Padang. Walau nantinya para tim sukses akan menyebut
kesuksesan masing-masing, namun hakikatnya, keduanya satu paket yang bekerja
sama. Sesuai dengan bidang pembagian masing-masing.
Kalau
begitu, patut dilirik bagaimana kekuatan kedua pasangan Mahyeldi
Ansharullah-Hendri Septa dan Emzalmi-Desri Ayunda. Mahyeldi Ansharullah-Hendri
Septa, didukung PKS-PAN. Dua partai yang beraliran religius-nasionalis-reformis.
PKS terkenal dengan suara solid, sebagai partai dakwah menengah kota. PAN partai reformis yang lahir dari pentolan
Muhammadiyah, pernah memenangkan Pemilu di Padang.
Mahyeldi
tentunya akan memaparkan pengalaman sepanjang kepemimpinannya di Kota Padang.
Kekuatan kader PKS satu ini selain kalangan kampus, juga kedaerahan. Ia adalah
salah satu kebanggaan masyarakat Kota Padang yang berasal dari Kabupaten Agam. Mahyeldi
tentunya dapat meraih suara dari loyalis di kalangan ASN dan Para Guru di
lingkungan Pemko Padang serta alumni Unand, khususnya Fakultas Pertanian. Sedangkan
Hendri Septa, putra mahkota bagi anggota DPR RI fraksi PAN, Asli Chaidir. Asli
Chaidir peraih suara tertinggi dalam Pileg 2014, yang mengantarnya ke Senayan.
Hendri Septa menjabat ketua DPD PAN Kota Padang, sang ayah juga pernah di DPR Provinsi dan pernah menjabat ketua DPW
PAN Sumbar. Hendri Septa pernah duduk sebagai anggota DPRD Padang di Sawahan.
Basis suaranya di Kecamatan Lubuk Kilangan.
Membaca Emzalmi
Bagaimana
dengan Emzalmi? Walau tidak mungkin mengalkulasi suara koalisi, namun tentu
saja ada kader militan yang harus diperhitungkan. Ditambah lagi dengan loyalis
di kalangan ASN dan Para Guru, pedagang serta masyarakat Kuranji, Pauh dan Koto
Tangah. Emzalmi dikenal sebagai birokrat yang memiliki pengalaman karier yang
mumpuni untuk Kota Padang. Hampir separuh hidupnya diabdikan di lingkungan
Pemko Padang. Kepakarannya adalah tata kota. Pemilih rasional sangat
memertimbangkan ini.
Emzalmi
akan didukung loyalis Desri Ayunda yang pernah mendukungnya pada Pilwako 2014.
Pegawai Semen Padang ini dikenal luas di seluruh kalangan karena aktivitas
sosial kemasyarakatannya selama ini. Basisnya selain Lubuk Kilangan, sama
dengan Hendri Septa, dimana PT SP berada, juga Tabiang, Koto Tangah dan Padang
Barat, dimana Desri Ayunda dibesarkan. Jangan lupa, hasil pada periode lalu,
Kecamatan Bungus Teluk Kabung dan Kecamatan Padang Selatan, Desri Ayunda begitu
kuat.
Begitu
seimbangnya kekuatan dua pasangan ini dapat diprediksi selisih kemenangan
nantinya akan sangat tipis. Hingga dua pasang ini berdiri di garis start,
kekuatan kemenangan sangat tergantung dalam mengelola wacana visi dan misi.
Kekuatan tim dalam membangun simpati ke khalayak. Sejauh ini, gerakan dua pasangan
ini belum begitu dominan ke masyarakat. Masih bermain di media massa, media
sosial dan media luar ruang. Mahyeldi-Emzalmi masih menjabat, mereka tentunya
bekerja atas nama jabatan mereka, walau tetap saja rentan dengan nuansa
sosialisasi. Ini tidak terelakkan.
Banyak
komentar di media sosial, sepertinya Pilwako Padang sudah selesai sebelum
digelar, dimana Mahyeldi tetap dapat melanjutkan periode berikutnya, siapapun
yang mendampingi. Pendapat ini lumrah ketika perhitungan kekuatan lawan yang
muncul. Apalagi dengan head to head. Berat
juga. Dimana kekuatan masing-masing kontestan akan bangkit. Ditambah isu
kampanye yang disajikan untuk warga Kota Padang. Galibnya sebuah pertarungan,
baik olahraga maupun dalam politik, semuanya bisa terjadi. Malahan, biasa
terjadi tim lemah mampu mempercundangi tim kuat. Keduanya, bila telah sampai di
garis start, mereka sama kuatnya. Punya kekuatan dan punya kelebihan serta
tentunya punya kelemahan.
Akhirnya,
Padang Kota Tercinta adalah sebuah kota yang memiliki warga yang cerdas,
terpelajar dan berpikir maju serta rasionalis-agamis. Pilwako Padang hendaknya
berjalan dengan lancar dan meriah tanpa harus mengedepankan cara-cara yang
curang. Ingatkanlah para tim sukses masing-masing. Jauhi fitnah. Ingat,
serangan negatif akan menjadi positif bagi lawan! Selamat bersuksesi duo mantan
petahana. [] dimuat di SINGGALANG, Januari 2018
OPINI TERKAIT
OPINI TERKAIT
No comments:
Post a Comment