Monday, February 26, 2018

KOMENTAR - SINGGALANG


Suksesi Sengit Sang Mantan
Pasangan Petahana

ABDULLAH KHUSAIRI

Pemilihan Langsung Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwako) Padang akan berlangsung sengit. Petahana akan berhadapan dengan sang mantan. Mahyeldi Ansharullah-Emzalmi adalah pasangan petahana yang hari ini masih berlangsung. Mungkin saja, keduanya akan saling menyapa sebagai sang mantan.

Jalan politik yang bersimpang di akhir periode pasangan petahana sudah menjadi lumrah. Ini juga terjadi antara pasangan Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah dengan Wakil Wali Kota Padang Emzalmi. Keduanya maju dengan pasangan berbeda-beda dalam Pilwako Serentak 2018 ini.


Mahyeldi Ansharullah memilih berpasangan dengan Hendri Septa, pentolan Partai Amanat Nasional (PAN) Padang. Keduanya didukung PKS-PAN. Sementara Emzalmi memilih berpasangan dengan Desri Ayunda, kalangan profesional yang tahun 2014 lalu merupakan seterunya dalam Pilwako putaran kedua. Begitulah, politik praktis memang menawarkan dinamika yang kelihatan akrobatik. Emzalmi-Desri Ayunda didukung koalisi besar yang terdiri dari Partai Golkar, PDI Perjuangan, PPP, Hanura, Gerindra, Nasdem, PKB, PPP dan Partai Demokrat.

Melihat kontestasi politik yang muncul ini, di atas kertas, dua pasangan kontestan yang akan meraih simpati warga kota Padang sangatlah seimbang. Bila berdasarkan hasil suara Pemilu Legislatif (Pileg), angka partai koalisi tentu saja lebih besar. Namun galibnya Pilwako, Pilgub, sering terjadi tidak linear antara suara Pileg dengan Pilgub dan Pilgub. Ini disebabkan beberapa faktor, di antaranya adalah ketertarikan publik terhadap figur yang tampil, isu putra asli daerah, juga irisan-irisan ideologis. Biasanya, di dalam partaipun, para pentolannya terpecah dalam membawa “jamaahnya” untuk menyeberang ke calon lain. Ini lumrah saja.

Apa yang menarik dibaca dalam kontestasi dua pasang petahana yang sudah bersimpang jalan ini? Salah satunya, hasil kerja mereka berdua sepanjang periode yang sedang berjalan. Keduanya tentu akan klaim keberhasilan kepemimpinan secara terpisah. Secara kasat mata, di bawah kepemimpinan Mahyeldi Ansharullah-Emzalmi, tidak ada yang terlalu luar biasa. Kesuksesan menata pasar merupakan lanjutan periode sebelumnya, Fauzi Bahar-Mahyeldi Ansharullah. Jika Pantai Padang yang kita banggakan kini tacelak, juga hampir seluruhnya dana provinsi. Juga jalan by pass, jalan baru ke Malinkundang, merupakan lanjutan pembangunan dari sebelumnya. Begitu pula kantor wali kota dan hal-hal lain. Artinya, pada salah satu sudut paling kritis, belum ada yang bisa dapat membuat keduanya bisa klaim secara khusus. Namun demikian, patut diapresiasi apa yang sudah dan sedang berjalan. Lagi-lagi, tidak mungkin mereka menyebut hasil kerja sendiri-sendiri tanpa melibatkan pasangan. Keduanya merupakan satu paket periodik yang diamanatkan warga kota Padang. Walau nantinya para tim sukses akan menyebut kesuksesan masing-masing, namun hakikatnya, keduanya satu paket yang bekerja sama. Sesuai dengan bidang pembagian masing-masing.

Kalau begitu, patut dilirik bagaimana kekuatan kedua pasangan Mahyeldi Ansharullah-Hendri Septa dan Emzalmi-Desri Ayunda. Mahyeldi Ansharullah-Hendri Septa, didukung PKS-PAN. Dua partai yang beraliran religius-nasionalis-reformis. PKS terkenal dengan suara solid, sebagai partai dakwah menengah kota.  PAN partai reformis yang lahir dari pentolan Muhammadiyah, pernah memenangkan Pemilu di Padang.

Mahyeldi tentunya akan memaparkan pengalaman sepanjang kepemimpinannya di Kota Padang. Kekuatan kader PKS satu ini selain kalangan kampus, juga kedaerahan. Ia adalah salah satu kebanggaan masyarakat Kota Padang yang berasal dari Kabupaten Agam. Mahyeldi tentunya dapat meraih suara dari loyalis di kalangan ASN dan Para Guru di lingkungan Pemko Padang serta alumni Unand, khususnya Fakultas Pertanian. Sedangkan Hendri Septa, putra mahkota bagi anggota DPR RI fraksi PAN, Asli Chaidir. Asli Chaidir peraih suara tertinggi dalam Pileg 2014, yang mengantarnya ke Senayan. Hendri Septa menjabat ketua DPD PAN Kota Padang, sang ayah juga pernah  di DPR Provinsi dan pernah menjabat ketua DPW PAN Sumbar. Hendri Septa pernah duduk sebagai anggota DPRD Padang di Sawahan. Basis suaranya di Kecamatan Lubuk Kilangan.

Membaca Emzalmi
Bagaimana dengan Emzalmi? Walau tidak mungkin mengalkulasi suara koalisi, namun tentu saja ada kader militan yang harus diperhitungkan. Ditambah lagi dengan loyalis di kalangan ASN dan Para Guru, pedagang serta masyarakat Kuranji, Pauh dan Koto Tangah. Emzalmi dikenal sebagai birokrat yang memiliki pengalaman karier yang mumpuni untuk Kota Padang. Hampir separuh hidupnya diabdikan di lingkungan Pemko Padang. Kepakarannya adalah tata kota. Pemilih rasional sangat memertimbangkan ini.

Emzalmi akan didukung loyalis Desri Ayunda yang pernah mendukungnya pada Pilwako 2014. Pegawai Semen Padang ini dikenal luas di seluruh kalangan karena aktivitas sosial kemasyarakatannya selama ini. Basisnya selain Lubuk Kilangan, sama dengan Hendri Septa, dimana PT SP berada, juga Tabiang, Koto Tangah dan Padang Barat, dimana Desri Ayunda dibesarkan. Jangan lupa, hasil pada periode lalu, Kecamatan Bungus Teluk Kabung dan Kecamatan Padang Selatan, Desri Ayunda begitu kuat.

Begitu seimbangnya kekuatan dua pasangan ini dapat diprediksi selisih kemenangan nantinya akan sangat tipis. Hingga dua pasang ini berdiri di garis start, kekuatan kemenangan sangat tergantung dalam mengelola wacana visi dan misi. Kekuatan tim dalam membangun simpati ke khalayak. Sejauh ini, gerakan dua pasangan ini belum begitu dominan ke masyarakat. Masih bermain di media massa, media sosial dan media luar ruang. Mahyeldi-Emzalmi masih menjabat, mereka tentunya bekerja atas nama jabatan mereka, walau tetap saja rentan dengan nuansa sosialisasi. Ini tidak terelakkan.

Banyak komentar di media sosial, sepertinya Pilwako Padang sudah selesai sebelum digelar, dimana Mahyeldi tetap dapat melanjutkan periode berikutnya, siapapun yang mendampingi. Pendapat ini lumrah ketika perhitungan kekuatan lawan yang muncul. Apalagi dengan head to head. Berat juga. Dimana kekuatan masing-masing kontestan akan bangkit. Ditambah isu kampanye yang disajikan untuk warga Kota Padang. Galibnya sebuah pertarungan, baik olahraga maupun dalam politik, semuanya bisa terjadi. Malahan, biasa terjadi tim lemah mampu mempercundangi tim kuat. Keduanya, bila telah sampai di garis start, mereka sama kuatnya. Punya kekuatan dan punya kelebihan serta tentunya punya kelemahan.

Akhirnya, Padang Kota Tercinta adalah sebuah kota yang memiliki warga yang cerdas, terpelajar dan berpikir maju serta rasionalis-agamis. Pilwako Padang hendaknya berjalan dengan lancar dan meriah tanpa harus mengedepankan cara-cara yang curang. Ingatkanlah para tim sukses masing-masing. Jauhi fitnah. Ingat, serangan negatif akan menjadi positif bagi lawan! Selamat bersuksesi duo mantan petahana. [] dimuat di SINGGALANG, Januari 2018 

OPINI TERKAIT

No comments:

Post a Comment