Tuesday, February 27, 2018

REFLEKSI


R E F L E K S I
Jalan Politik
Andre Rosiade

ABDULLAH KHUSAIRI
Kolomnis

Andre Rosiade (AR) akhirnya tidak ikut dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwako) Padang. Politisi muda ini memilih, membangun berkiprah politiknya di tingkat nasional. Padahal kans AR belum habis untuk ikut Pilwako Padang. Sempat muncul nama AR yang akan berpasangan dengan Ketua PPP Kota Padang, Maidestal Hari Mahesa (ESA), tetapi “pasangan muda” ini kandas sebelum sampai ke KPU. Kembang tak jadi.

Kini, mantan aktivis Universitas Tri Sakti ini, wara-wiri di media lokal dan nasional; televisi, media online, media cetak dan radio. Ada-ada saja isu yang dibahasnya. Baliho AR juga masih banyak di seputaran Kota Padang. AR masih ada dan tidak menghilang. Isu-isu lokal dibawanya ke nasional. Sebaliknya, isu-isu nasional juga dibawanya ke lokal. Tidak ada hari tanpa AR di media massa.


Pertanyaan awal, pernah saya ajukan ke AR melalui sebuah tulisan; Andre Rosiade Ada Apa Denganmu? Pertanyaan lanjutannya, untuk kontek sekarang, Andre Rosiade, apa yang kau cari? Kenapa tak lagi berminat lagi di Pilwako Padang? Apakah gagal memainkan peran dalam percaturan lobi tingkat partai? AR membalasnya, pertimbangan paling penting diambilnya adalah memilih untuk memenangkan Prabowo sebagai Presiden RI dalam Pilpres dan ikut Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 nanti. Walau, katanya, Prabowo memang sudah merestuinya untuk ikut di Pilwako Padang namun setelah melihat peta lapangan, pilihan terbaik adalah memilih jalan lain.

AR sudah membaca keadaan. Head to Head tidak terelakkan antara duo incumbent yang pecah kongsi, Mahyeldi Ansharullah-Emzalmi. Mahyeldi Ansharullah memilih tokoh muda dari Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Padang, Hendri Septa. Pasangan ini didukung PKS-PAN. Sementara itu, Emzalmi memilih Desri Ayunda. Emzalmi-Desri Ayunda didukung Partai Golkar, PDI Perjuangan, PPP, Hanura, Gerindra, Nasdem, PKB, PPP dan Partai Demokrat. Desri Ayunda belum dilupakan warga Kota Padang. Pernah ikut Pilwako sebelumnya, tetapi kandas oleh Mahyeldi-Emzalmi di putaran kedua. Kini Desri Ayunda dipilih Emzalmi untuk menjadi bakal calon wakil wali kota. Pilihan paling strategis bagi Emzalmi guna menghadapi “sang mantan.” Kekuatan sepertinya seimbang ketika sama-sama berada di starting grid nanti.

AR akhirnya minta maaf kepada tim kerja dan warga Kota Padang atas pilihan politik tersebut. Juga kepada Ketua PPP Kota Padang, Maidestal Hari Mahesa, yang sempat disebut sebagai “poros baru penuh harapan” dua anak muda Kota Padang. AR memang belum kandas, sebagai politisi muda, ia memiliki jalan yang masih panjang. Ia sedang merintis jalan politik yang tidak saja untuk diri tetapi untuk kepentingan daerah di tingkat nasional. Begitulah pengakuannya.

Politisi Muda
AR mencuat menjadi politisi muda di tingkat nasional sejak Pilpres 2014. Ketika itu, ia sebagai bagian dari tim kampanye pemenangan Prabowo-Hatta. Pilpres usai, AR masih bersetia dengan barisan Prabowo hingga kini. Duduk di jajaran fungsionaris DPP Gerindra yang terkenal lantang mengkritisi setiap kebijakan pemerintahan Jokowi-JK. Sebuah posisi yang strategis untuk selalu tampil menyuarakan sikap kritis di media massa.

Sejak itulah, AR wara-wiri di televisi nasional hingga kini. Alumni SMUN 2 Padang ini tak pernah diam. AR selalu punya isu-isu baru yang menarik dibawanya ke awak media. Baru-baru ini, ia membuat surat terbuka untuk Presiden RI Joko Widodo, agar memerhatikan aspirasi masyarakat Lubuk Kilangan dan Masyarakat Sumbar atas nasib PT. Semen Padang (PTSP) yang dijadikan sub kecil dari PT. Semen Indonesia (PTSI). Perjuangan Spin Off Jilid II tampaknya berada di tangan AR. Surat terbuka tersebut juga disampaikan ke Pj. Ketua DPR RI, Fadlizon, senior AR di Gerindra. Sepertinya, permintaan agar PT.SP tetap memiliki struktur dan manajemen seperti semula, serta punya kemandirian dalam mengembangkan bisnis semen akan lempang jalannya. Semoga.

Akankah AR akan bisa duduk di senayan, seperti mimpi yang telah dipilihnya? Akankah terus memenangkan Prabowo sebagai Presiden RI pada Pilpres 2019? Waktulah yang menjawabnya. Namun yang jelas, jalan politik AR sebagai tokoh muda sudah dijalur yang tepat. Tampil sebagai politisi muda lebih menjanjikan dari pada harus berhadapan dengan para politisi senior di tingkat kota. Malahan, AR lebih bisa menentukan persoalan daerah dan persoalan nasional jika ia tetap berada di tempat sekarang. Kini yang perlu bagi AR, warga Kota Padang bersiap-siap mengantarkan AR ke senayan tanpa itu, AR tidak lebih kuat dari sekarang.

Jalan politik seseorang memang sangat ditentukan pilihan-pilihan saat yang sempit. Bagi politisi ulung, membaca momentum dalam mengambil pilihan selalu ditentukan oleh “jam terbang politik” yang telah dilalui. Kini, AR sedang memerbanyak jam terbang itu secara sadar maupun tidak. Langkah berliku dan mendaki dalam politik tentunya akan terus dilakoninya.

Pada konteks politik kekinian, pilihan hidup sebagai politisi hendaknya tidak lagi sebuah “kecelakaan sejarah” dari pada tidak ada yang mesti dilakukan. Ada banyak kasus, mereka yang di legislatif terpilih karena “kecelakaan sejarah” sehingga legislatif menjadi lemah dan mudah goyah dalam menghadapi kuatnya eksekutif. Hal ini sering terjadi di daerah kota dan kabupaten.

Karenanya, mesti disiapkan sejak awal dan muda seperti AR. Sebagai sesama orang muda, saya tentunya mendukung agar AR terus berjuang untuk ummat di jalan politik kekuasaan. Teruskanlah, AR! [] https://www.harianhaluan.com/news/detail/68257/jalan-politik-andre-rosiade

No comments:

Post a Comment