Saturday, March 9, 2019

teologi pada pagi

berislam dgn dasar ilmu agama yg lemah cenderung membuat org mudah emosi menghadapi persoalan. kecenderungan teologi khawarij lebih mengemuka drpd teologi asya'riyah yg washatiyah. #teologi

sementara, mereka yg memiliki dasar ilmu yg kuat cenderung lebih menggunakan nalar kritis sehingga kelihatan liberal bagi kaum khawarij. kafir mengkafirkan adalah pola lama menolak kebenaran yg dtg dari berbagai perspektif. kebenaran tafsir senyatanya tdk pernah absolut. #teologi


dua kutub itu -khawarij & liberal- sedari klasik tumbuh didasari oleh godaan kekuasaan. demikian diungkapkan Harun Nasution. kini, peristiwa itu berulang lagi, kepentingan kekuasaanlah yg membuat gesekan itu terjadi lagi. di belahan bumi yg lain bergesekan menimbul api. #teologi

bukan soal dasar yg kokoh dan tak kokoh pada sumber konflik tetapi ambisi kuasa yg telah menutup jalan kebenaran lain. sikap teologis begini terus mengeras karena provokasi dan uang. tempat mengisi perut. jadi, ini tak murni soal aqidah tetapi soal politik. #teologi

soal teologi hanyalah tameng dan sandaran saja. tidak lagi murni. sebenarnya masalah sosial agama, sosial politik, sosial ekonomi tetapi diseret ke wilayah teologi. karena melalui teologi, awam bisa diyakni sebagai persoalan ilahiyah. #teologi

jika ingin menguasai orang bodoh, bungkus dengan agama, kata Ibn Rusyd. begitu banyak yg membungkus diri dgn agama melalui simbol-simbol kesalehan padahal di balik itu, misinya tiada lain adalah kepentingan terhadap kuasa uang-kuasai politik, escapisme-existention. #teologi

sayangnya, pada sisi lain, orang berilmu tak ikut ambil bagian dari keadaan. atau paling tidak sangat terlambat. semuanya telah terkoyak-koyak, baru ikut mendamaikankan keadaan. agama politik-politik agama berbaur tak menentu, semua mengaku paling suci dan benar. #teologi

jika sedikit ingin menjernih, maka perlu calm down. menahan diri. merenungi jalan teologis yg sudah diambil. demi ummat. bahwa tidak semua bisa dibawa ke wilayah teologis. mungkin saja mesti diselesaikan di wilayah kompromi melalui ilmu komunikasi; negoisasi! #teologi

tariklah ke wilayah paling sepi ke dalam diri. bahwa, setiap persoalan sosial politik mesti diselesaikan dgn ilmu sosial juga. ini kajian peradaban, bukan kajian paradigma-dogma. terlalu kecil kapasitas keilmuan setiap org untuk menegakkan kebenaran atas nama diri dan kelompok.

memahami para politisi yg nyinyir mengkritisi keadaan, haruslah diapresiasi sebagai kebebasan. namun nyinyir atas nama kebencian dan tak mendapat bagian, hanya akan memperlihatkan kekalahan. sementara itu, yg sedang memegang kendali harusnya juga menahan diri. berbagi. #teologi

muara semua itu, secara jujur soal bagi kuasa dan uang. sebab perut tak punya nalar jika sudah lapar. ini saja sebenarnya persoalan yg sering menambah runyam dalam sosial keagamaan. agama yg sejatinya membangun keteraturan hidup bukan dibawa ke suasana sebaliknya. #teologis

demikian kajian #teologis pagi ini. salah dan kurang, mohon maaf. saya masih belajar dan tak berhenti belajar. saya bukan serba tahu tetapi ingin berbagi atas nama kebajikan ummat, tidak ada pula politik-politik kekuasaan. salam.

No comments:

Post a Comment