Ki Ja'far
Hasan
Jejak Ulama
Sarolangun
Buku
Jaringan Ulama Nusantara Awal Abad XVII
dan XVIII, magnum opus Profesor Azyumardi Azra telah diterbitkan berulang
kali untuk memenuhi kebutuhan keilmuan sepanjang masa. Buku ini mengurai secara
detail dengan fakta-fakta yang kuat tentang kiprah para ulama di Nusantara.
Sayangnya, sejak diterbitkan pertama 1994 hingga edisi revisi berulang kali,
belum ada penelitian yang menonjol dan diterbitkan untuk melengkapi jaringan
ulama itu ke pelosok-pelosok. Padahal, peran ulama-ulama yang belum tertulis
tersebut begitu besar melahirkan generasi baru, para akademisi yang hadir hari
ini.
Catatan
di atas lahir begitu saja ketika beberapa waktu lalu mendapat kabar dilantiknya
Dr. Rafidah, SE, ME sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
Siapa
Dr. Rafidah, SE, ME ini? Dia seorang dosen, doktor bidang ekonomi jebolan
Universitas Tri Sakti. Putri Sulung Dr. Rafi'i Nazari (alm.). Siapakah Rafi'i
Nazari? Dia jebolan Fakultas Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah tahun
1990/1991. Lahir di Sarolangun, Desember 1942. Wafat Agustus 1990. Rafi'i
Nazari pernah pula menjabat Wakil Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi tahun 1978 dan menjadi
anggota DPRD Provinsi Jambi tahun 1979-1982.
Rafi'i
Nazari teman sepermainan Khatib Quzwain, yang namanya disematkan ke RSUD di
Kabupaten Sarolangun. Nama Rafi'i Nazari juga layak disematkan ke sebuah
tempat, gedung, untuk pembangunan di Kabupaten Sarolangun. Atas kiprah semasa
hidupnya. Pada Curiculum Vitae di
lembaran karya akhir doktornya yang berjudul Illat dan Dinamika Hukum Islam (Disertasi UIN Syarif Hidayatullah:
1990/1991), pernah menjabat berbagai jabatan strategis pembangunan di Provinsi
Jambi.
Jejak Ulama
Itu
Siapa
ayah Rafi'i Nazari, kakek dari Dr. Rafidah, SE, ME itu? Dialah yang penulis
maksud dalam tulisan ini merupakan jejak para ulama yang perlu dituliskan
secara lengkap oleh sejarawan setempat. Ayah Rafi'i Nazari adalah Ki Ja'far
Hasan (w.1983). Dia adalah ulama yang sangat disegani pada masa hidupnya. Seingat
penulis, Sarolangun berduka pada tahun kepergiannya karena kehilangan ulama
kharismatik, tempat bertanya tentang agama bagi masyarakat.
Ki
Ja’far Hasan dikenal sebagai guru mengaji agama dengan kitab-kitab kuning yang
tebal di rumahnya, Kampung Masjid Kelurahan Dusun Sarolangun. Namanya masih
melekat dalam memori kolektif masyarakat setempat. Anak cucu keturunannya mudah
dikenal karena garis keturunan ini memiliki kemiripan yang bisa menjadi penanda,
walaupun sedikit. Ki Ja'far Hasan merupakan guru dari Khatib Quzwain, sebelum
kedua teman sepermainan itu pergi mengaji hilir ke Jambi Seberang melalui
Sungai Tembesi dan Sungai Batanghari. Itulah jalur transportasi pada masa itu.
Rafi'i
Nazari tidak sendirian. Ada kakak-kakaknya yang juga sangat disegani, karena
keturunan dan ilmu yang diberikan Ki Ja'far Hasan. Kakak Raf'i Nazari adalah
Zaharuddin (alm.), pernah menjabat Kepala Sekolah MAN Filial Sarolangun, M.
Zaki (alm.), pernah menjabat Kepala Sekolah MTsN Sarolangun, Anwar (alm.),
pernah menjabat sebagai Kepala Pondok Pesantren al-Hidayah Sarolangun. Pada
perkawinan kedua, setelah isteri pertama meninggal dunia, Ki Ja'far Hasan
memiliki dua putra, Faizan dan Suhaili Safiq, keduanya kini adalah guru di MTsN
dan MAN Sarolangun.
Keulamaan
Ki Ja'far Hasan belum dilacak sedemikian rupa, namun dari ingatan kolektif
masyarakat dapat dijelaskan, sebelum Rafi'i Nazari dan Khatib Quzwain mengaji
ke Madrasyah Sya'adatudarrain, Jambi Seberang, Ki Ja'far Hasan sudah lebih
dahulu mengaji ke sana. Jebolan Madrasyah ini umumnya menjadi ulama di daerah
masing-masing di sepanjang jalur Sungai Tembesi.
Perlu
ada penelitian lebih lanjut agar Ki. Ja'far Hasan dapat dipetakan dalam
jejaring ulama yang berkiprah di Sarolangun, Jambi. Kemudian ditarik lagi
geonologi keilmuannya hingga ke guru-guru mereka di Madrasyah Syaadatuddarrain.
Madrasyah ini bersentuhan langsung pula dengan Abdus Samad al-Palimbani (1704-1789
M), dimana tokoh terakhir ini dituliskan oleh Profesor Azyumardi Azra di dalam
buku Jaringan Ulama Nusantara Awal Abad
XVII dan XVIII.
Satu
bukti nyata di tengah jamaah dan keluarganya tentang kiprah Ki Ja'far Hasan
adalah tempat bertanya perihal agama dan meminta nama-nama bayi yang lahir pada
masa itu. Nama-nama itu diambil dari tokoh-tokoh dalam kitab kuning bacaannya.
Sekadar menyebutkan, nama-nama seperti Ibnu Jauzi (Tokoh Hadits), Ibnu Rif'ah
(Tokoh Hadits), Salahuddin Al Ayyubi (Jenderal Perang Islam), Ibnu Tastari
(Tokoh Sufi), Salman Al Farisi (Sahabat Nabi dari Persia), Ummi Kalsum (Bintang
Penyanyi Qasidah), Abdullah Khusairi (Tokoh Sufi), Siti Khalila, Rhaudatul
Husna, Haitamy, Zakaria Anshory, dll. Banyak keluarga dengan bangga menyatakan,
nama anaknya diberikan oleh Ki Ja'far Hasan.
KI JA'FAR HASAN |
Semoga
tulisan ini membuka mata para ilmuwan dan sejarawan untuk menggali jejak ulama
di daerah masing-masing dengan pendekatan-pendekatan teori sejarah yang
memungkinkan dapat menggalinya. Salam. []
Penulis adalah Dosen Pemikiran Islam - Kajian
Media Massa
di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK)
Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol
Padang.
Dimuat di Halaman Opini Harian Pagi Jambi Ekspres,
Minggu, 29 Desember 2019
Minggu, 29 Desember 2019
No comments:
Post a Comment