Wakil Bupati Agam di Padang Ekspres
Tak Shalat, Masyarakat Tak dapat Kredit
Banyak cara dilakukan pemerintah, baik pusat maupun daerah untuk mengatasi masalah kemiskinan. Triliunan rupiah dana dikucurkan untuk mengatasi masalah krusial bangsa tersebut. Akan tetapi, dalam perjalanannya pengawasan terhadap bantuan yang disalurkan relatif minim, sehingga banyak bantuan tidak tepat sasaran dan tidak jelas realisasi riilnya.
Di samping itu, pendampingan bagi masyarakat penerima bantuan dalam bentuk skim kredit juga dirasakan masih kurang, sehingga penerima tidak bisa mengelola dengan baik dana yang diterimanya. Kendala tersebut sudah disikapi Kabupaten Agam sejak dua tahun lalu dengan mendirikan lembaga kredit mikro nagari (KMN) berbentuk Baitul Maal at-Tanwil (BMT).
saha yang menggunakan prinsip syariah tersebut, sudah berkembang pesat. Dampaknya pun saat ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat miskin, terutama yang tinggal di sekitar BMT. Kredit yang disalurkan kepada masyarakat miskin, pengembaliannya menggunakan sistem bagi hasil.
Untuk mendapatkannya, tinggal datang dan isi surat permohonan yang tersedia di BMT. Setelah itu, calon penerima kredit diharuskan mengikuti pelatihan manajerial dan bimbingan keagamaan di masjid selama lima hari.
Selama pelatihan, calon penerima kredit dinilai oleh beberapa orang petugas pendamping untuk menilai apakah mereka layak atau tidak menerima kredit. ”Apabila mereka meninggalkan shalat lima waktu sekali saja, mereka langsung dinyatakan gugur sebagai penerima kredit. Jadi, syaratnya hampir sama dengan syarat masuk surga,” jelas Wakil Bupati Agam Ardinal Hasan saat berdiskusi di redaksi Padang Ekspres, kemarin.
Dalam diskusi yang dihadiri Kepala Divre Riau Pos Group Padang/Pimpinan Umum Padang Ekspres St Zaili Asril itu, Ardinal Hasan menyebutkan, biasanya dalam setiap pelatihan yang diikuti 200 orang calon penerima kredit, yang dinyatakan layak hanya seratus orang. ”Jadi, si penerima kredit harus benar-benar memiliki kejujuran dan motivasi untuk maju,” tegasnya pada kesempatan yang dihadiri Pemred www.padang-today.com/Kepala Perwakilan JPNN Padang, Abdullah Khusairi, Redaktur Pelaksana Revdi Iwan Syahputra, Kepala Perwakilan Padang Ekspres Agam Harmen, dan Kabag Humas Pemkab Agam Rahman.
Setelah diberikan kredit, masyarakat akan diberikan pendampingan agar dana yang dikucurkan bisa dimanfaatkan untuk usaha-usaha produktif. Dari evaluasi yang dilakukan Pemkab Agam, sejak program BMT digulirkan tahun 2006 hingga Oktober 2008, sudah tercatat 6.000 penerima kredit. Dari jumlah tersebut, hanya tujuh orang yang pengembaliannya tidak lancar. Sedangkan total kredit yang sudah digulirkan mencapai Rp7,2 miliar.Sample Image
Penerima kredit tidak hanya masyarakat miskin yang sudah punya usaha kecil-kecilan, tetapi juga yang tidak punya lapangan usaha sendiri yang jumlahnya sejauh ini mencapai 278 orang.
Wakil Bupati Agam Ardinal Hasan (tengah) saat berdiskusi di redaksi Padang Ekspres, kemarin.
Sedangkan pegawai BMT yang terserap sebanyak 507 orang. Umumnya penerima kredit bergerak di bidang perdagangan, pertanian, perikanan, peternakan, jasa konveksi dan bordir, serta industri kerajinan rumahtangga lainnya.
Agar BMT terus berkembang dan berhasil menekan angka kemiskinan lebih banyak lagi, Pemkab Agam menargetkan pada tahun 2008 terealisasi 36 BMT, dari sebelumnya 16 BMT. Pada tahun 2009, Ardinal optimis BMT sudah tersebar di 81 nagari yang ada di Agam. Dana untuk memulai usaha BMT, berasal dari APBD Sumbar dan Kabupaten Agam.
Jumlahnya Rp300 juta untuk tiap BMT. ”Alhamdulillah, aset seluruh BMT yang kita kembangkan di Agam mencapai Rp6,7 miliar. Selain menyalurkan kredit, masyarakat juga bisa menabung di BMT. Total simpanan masyarakat sampai saat ini sudah sekitar Rp1 miliar,” bebernya.
Dengan adanya satu BMT tiap nagari, ditambah program pemberantasan kemiskinan lainnya, diharapkannya angka kemiskinan turun signifikan dan banyak terbuka lapangan kerja baru. ”Kita ingin program pemberantasan kemiskinan seperti ini dilakukan secara berkesinambungan. Jika dari data BPS jumlah keluarga miskin di Agam 23,4 persen, dalam progress-nya kita harapkan turun menjadi 10 persen tahun 2010,” katanya. [heri sugiarto & sandy adri]
mantab juo ide baliau tuh da
ReplyDeleteide kreatif tu da
ReplyDelete--->”Apabila mereka meninggalkan shalat lima waktu sekali saja, mereka langsung dinyatakan gugur sebagai penerima kredit. Jadi, syaratnya hampir sama dengan syarat masuk surga,” jelas Wakil Bupati Agam Ardinal Hasan saat berdiskusi di redaksi Padang Ekspres, kemarin.<---
ReplyDelete----------------------------------------------------
Naif sekali Wakil Bupati kita ini, kalau tidak shalat tidak diberi kredit...hmmm rupa rupanya virus dari Pusat sudah menyentuh daerah..Herannya kita kenapa negara atau penyelenggara negara ini mau dan bersedia ikut campur mengurus iman warganya...aneh
Goooood
ReplyDeletehehehe... dimanapun, kapan pun & apa pun meeting nya, minumnya ..... TeTep TEH Botol SOSRO !!!! ;)
ReplyDelete(Bangga bgt gw dgn produk dlm negri, hebat SOSRO euy!!)
Nice news!!
Btw Butuh editing foto bang.............. ??