Friday, February 25, 2011

ILUNI IAIN IMAM BONJOL PADANG

Iluni IAIN Akan Gelar Reuni Akbar April Ini




PADANG --- Ikatan Alumni (Iluni) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang akan melaksanakan Reuni Akbar, 22-24 April 2011. Acara akan dikemas dalam tiga bidang, akademik, entertainment, rapat pengurus dan sosial.

“Ini hasil rapat terbatas pengurus yang akan diteruskan oleh segenap panitia. Reuni ini memiliki target, membangun rasa kekeluargaan bagi alumni. Mempersatukannya dalam wadah yang diharapkan memiliki manfaat untuk dinamika kehidupan. Goalnya, tentu saja, maju dan sukses alumni di segala bidang akan membawa kesuksesan almamater,” ungkap Ketua Pengurus Pusat (PP) Iluni IAIN Imam Bonjol Padang, Drs.H. Irdinansyah Tarmizi, usai rapat pengurus, Jumat (24/2).

Reuni Akbar direncanakan akan menggelar Seminar Nasional Strategi Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Harmonis dan Agamis. Sedang dilakukan konfirmasi dengan keynote speaker dan beberapa pembicara yang sudah pakar dalam bidangnya.

Dr. Hj.Ulfatmi, M.Ag

Dr. Hj. Ulfatmi, M.Ag 

Proses Keluarga Sakinah Mesti Berlandaskan Ilahiyah



PADANG --- Proses pembentukan Keluarga Sakinah (KS) tidak bisa berlandaskan materi semata. Butuh landasan yang kuat, berupa landasan ilahiyah. Faktor agama dan akhlak, sangat menentukan proses pembentukan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Niat yang luhur membangun bahtera rumah tangga.


Demikian satu dari beberapa hasil penelitian Disertasi Dr.Hj. Ulfatmi, M.Ag, yang bertajuk Keluarga Sakinah dalam Perspektif Pendidikan Islam (Studi Terhadap Pasangan yang Berhasil Mempertahankan Keutuhan Perkawinan di Kota Padang). Disertasi ini dipaparkan dalam Ujian Terbuka Promosi Doktor di Pascasarjana IAIN Imam Bonjol Padang, Kamis (24/2).

“Fakta yang mengemuka dewasa ini, ternyata makin hari semakin bertambah jumlah keluarga yang tidak merasakan kebahagiaan perkawinan, sehingga ada yang tidak berhasil mempertahankan keutuhan perkawinannya. Tetapi, di tengah gugat cerai perkawinan yang terjadi, ternyata ada pasangan yang berhasil mewujudkan keluarga sakinah,” ujar Ulfatmi di hadapan Tim Penguji, Prof.Dr.H. Sirajuddin Zar, MA (Ketua), Prof.Dr.H.Makmur Syarif, SH, M.Ag, Prof.Dr.H.Syafruddin Nurdin, M.Pd, Prof.Dr.H.Ramayulis, M.Pd, Prof.Dr.Firman, M.Pd, (anggota).

Wednesday, February 16, 2011

Suara Kampus Online

Awal berdirinya, Suara Kampus lahir 1977, menggunakan sistem manual. Untuk mewadahi civitas akademika IAIN Imam Bonjol dalam menuangkan intelektualitasnya dalam bentuk tulisan. Lahir dengan tema Mengemban Tri Dharma Perguruan Tinggi dan Berpartisipasi dalam Pembangunan Daerah.


Hal ini disampaikan Aktivis Pers Mahasisa Suara Kampus periode pertama, Emma Yohanna saat launching portal berita suarakampus.com, Rabu (23/06/2010) di Gedung Serbaguna IAIN Imam Bonjol Padang.

“Saya teringat masa lalu ketika kami menerbitkan Suara Kampus dengan sistem manual. Namun kini, perjuangan dan usaha keras kami dilanjutkan adik-adik ini dengan menerbitkan suara kampus versi online. Saya bangga, karena ada generasi penerus dengan semangat juang yang tinggi. Selamat!” ujarnya bernostalgia.

Anggota DPD RI ini berharap, dengan adanya media baru yang memiliki jangkauan yang luas, portal berita suarakampus.com ini, bisa menjadi control dan sarana berkreatifitas bagi civitas akademika.

Tuesday, February 1, 2011

Senjata dari Rakyat Jangan Tembak ke Rakyat

SAROLANGUN ---- Peristiwa berdarah penembakan oleh aparat terhadap warga masyarakat tidak boleh lagi terjadi. Cukup satu kali ini saja. Pelajaran bagi kita, bahwa tidak ada urusan yang bisa selesai dengan emosional. Semua urusan bisa selesai dengan baik di meja perundingan.
“Kita menyelesali peristiwa ini. Kini, kita serahkan kepada aparat hukum untuk membuktikan. Siapa yang bertanggung jawab atas peristiwa ini. Yang paling penting, jangan sampai terjadi lagi,” ungkap Calon Bupati Kabupaten Sarolangun, Drs. As’ad Isma, M,Ag ketika diminta komentarnya, seputar penembakan oleh aparat terhadap petani di Mandiangin beberapa waktu lalu.
As’ad menyatakan, peristiwa ini merupakan puncak konflik dari investor dengan rakyat. Ini membuktikan, lemahnya posisi masyarakat dalam perjanjian dan kesewenang-wenangan terjadi. Pada posisi ini, boleh jadi investor lalai dalam melihat persoalan.
“Kuncinya, komunikasi dari kedua belah pihak harus tetap dilanjutkan. Bukan hanya pada masa perundingan penanaman sawit saja. Hari-hari selanjutnya, adalah komunikasi intens atas itikad baik untuk kesejahteraan dan kebersamaan. Bukan hanya mengeruk untung sepihak semata,” tegas As’ad.