Thursday, April 23, 2020

#DIRUMAHAJA

Jejak Kaki Regu Harimau

ABDULLAH KHUSAIRI

Satu foto seribu kata 
Kata adalah kisah 
Kisah adalah jejak 
Jejak adalah kenangan! 

Begitulah, setelah sebuah foto lama dan buram diposting di bilik percakapan mengabarkan seribu kisah di baliknya. Kisah 30 tahun silam. Tahun 1990. 

Pada foto itu, anggota Regu Harimau Pondok Pesantren Al-Hidayah Sarolangun sedang berbaris tertib menuju lapangan upacara pada sebuah pagi yang sama serupa pagi ini, dari sebuah tenda yang dibuat serapi mungkin, walau tidak sekeren tenda-tenda "budak kini..."

Begitu buram foto itu, tak lagi kelihatan siapa saja di dalamnya. Hanya yang jelas, ketua regu. Ya, ketua regu itu adalah Dr. Sufyan Ramli, M.Ag. paling kiri. Saya entah dimana, biasanya seingat saya, selalu berada di depan, atau nomor dua, sebab berbadan kecil. Anggota berbadan besar biasanya di belakang. Saya sudah lupa anggota-anggota lain. 

Thursday, April 16, 2020

Catatan 43Th

Meski Nanti tak Hitam Lagi ...

ABDULLAH KHUSAIRI

Hari bahagia, hari lahir ke dunia. Kini sudah 43 tahun usia. Alhamdulillah. Menua dengan tanda-tanda yang tak jelas bersetia. Rambut mulai banyak yang memutih. Tak apa. Beberapa orang teman justru telah jauh berada di depan, bila bicara soal rambut yang memutih. Saya termasuk di bagian belakang. Agak lamban kelihatan. 

Saturday, April 11, 2020

#DIRUMAHAJA

Menulis Tentang Membaca

ABDULLAH KHUSAIRI 

Saya tak hendak menulis hari ini. Saya mau membaca saja. Membaca banyak bacaan. Ada bacaan yang bergizi, ada bacaan yang ada honornya pula. Membaca dapat honor? ehem. Juri lomba menulis, ups. Itu saja...

Membaca buku tebal, tebal sekali 397 halaman. Tentang seseorang yang kaya raya di dunia. Tak perlu saya sebut namanya. Ditulis oleh hebat, Robert Slater. Buku ini tentang perjalanan seseorang sejak kecil, tentang asal usul keluarga hingga sukses luar biasa di dunia bisnis keuangan. Keuangan, dunia ekonomi, ekonomi dunia. Tuntas blas! 

Friday, April 10, 2020

#DIRUMAHAJA

Jum'at Keempat 

ABDULLAH KHUSAIRI


Maka telah hilang sedihku, pada jumat keempat ini. Terang benderang di pikiran, bersebab tiada berjumat punya sandaran yang kuat adanya. Minggu lalu, tiada berjumat ketiga kali, rasa bersalah begitu besar terasa di dada kami yang inhern dengan shalat jumat. Tulisan ini memberi sitawa sidingin bagi kami yang masuk kategori ketiga pada tulisan ini. Wabil khusus, ini karya kandidat doktor @Abrar Dt. Gampo dan petinggi di Thawalib Padangpanjang. Demonstrans '98 ini, sering mengaku malas hendak menulis, lebih suka orasi di kelas dan di jalanan. Senang saya, akhirnya, berkat dorongan orang-orang di sekitarnya dan banyak waktu #DirumahAja karena wabah Covid-19 membuatnya mau menulis. Demikian apresiasi saya atas artikel populernya di inioke.com ini. Salam hormat senior...

Saya mengapresiasi Abrar Dt. Gampo yang telah menulis Shalat Jumat Tidak Wajib Saat Wabah Covid-19. Materi yang ditulisnya, to the point menjawab keresahan ummat yang belum mendapat dalil sehingga bisa merasa berdosa, marah-marah kepada pemerintah karena mengganggap pemerintah sekuler, prasangka buruk demi menjaga marwah dan keimanan. Macam-macamlah alasannya. Kini semua itu terang benderang. 

Monday, April 6, 2020

#DIRUMAHAJA

Books PDF Version 

 "Tahu Betapa Sakitnya Emak Banting Tulang


ABDULLAH KHUSAIRI

Alhamdulillah. Kumpulan tulisan versi PDF berjudul "Tahu Betapa Sakitnya Emak Banting Tulang," terkirim ke tujuh WhatsAppGroups (WAG). Setelah secara marathon disunting kalimat demi kalimat, sejak pukul 11.00 WIB, Minggu 5 April 2020, hingga jam yang sama pada hari ini, Senin 6 April 2020. 

"Keren pak," Hengki Natha, salah seorang dari mereka. Hengki Natha menyumbang tulisan berjudul, "Gaji Garin Kesepian yang Sempurna." 

Berderet-deretlah ucapan terima kasih dan pujian sejak pukul 11.00 WIB. hingga kini. Ada yang slow respon, ada pula yang menyatakan, tulisan saya tak dimuat. Hahaha. Maaf, yang terlambat, yang melampau garis mati (deadline), yang tak memungkinkan dimuat, harus tertinggal kereta. Kami tak bisa menunggu, sebab ada yang harus segera berangkat! 

Naskah buku ini sengaja dibuat, setelah muncul ide menantang mahasiswa untuk melepaskan semua boring, bosan, melaporkan keadaan sekelilingnya, ke dalam kata-kata. Data, fakta, opini, yang mereka ungkapkan ini akan dijadikan tulisan khusus untuk jurnal ilmiah, bila ada waktu senggan nanti. 

Saya senang, mereka bahagia. Sebab saya merasakan betapa bosan #DirumahAja. Alangkah baiknya mampu menuliskan tiga empat alinea. Alhamdulillah, ada yang panjang, menarik, hingga tak perlu banyak disunting. Ada juga yang parah, sangat parah sekali. Begitulah dinamikanya. 

Friday, April 3, 2020

#DIRUMAHAJA

Menulis Pendek Agar Dibaca! 


ABDULLAH KHUSAIRI

Jangan panjang-panjang, tak ada yang suka membacanya. Pendek saja, yang penting mengena. Orang sudah tak suka membaca, maunya menonton. Menonton pun yang pendek-pendek juga filmnya. Habis paket data mereka kalau panjang-panjang. Makanya saya sarankan youtuber agar bikin konten yang pendek-pendek. 

Saran diterima dengan baik dan ikhlas. Walau kadang-kadang sulit sekali menghentikan sebuah tulisan jika sudah asyik mengungkapkannya. 

Kalau mau menulis panjang-panjang di jurnal saja atau menulis sebuah buku saja, sekalian. Menulis opini di online, jarang yang baca, kecuali orang-orang tertentu. Tidak akan dibaca oleh pembaca-pembaca baru. Yakinlah itu. Minat baca itu melambat di tengah disrupsi yang terjadi dimana-mana. Mereka lebih suka media sosial, baca status di linimasa saja. Jadi, jangan kepedean menulis panjang.  

Thursday, April 2, 2020

#DIRUMAHAJA

Melunasi Banyak Kepergian! 


ABDULLAH KHUSAIRI

Apa saja kegiatan ketika #DirumahAja dimulai? Banyak. Buka laptop, menulis, membaca, mencuci mobil, motor, ngopi, merokok, dengar lagu, main sama anak. Sudah berapa lama #DirumahAja dilakukan? Sejak awal Maret sudah saya lakukan. Sebelum anak-anak sekolah diliburkan. Saya sudah sering #DirumahAja. Saya seperti melunasi banyak kepergian! 

Sejak September 2016 hingga September 2019, saya terikat kontrak dengan Ministry of Religion Affair (MORA). Beasiswa Program Doktor yang memberi kesempatan saya untuk wara-wiri Ciputat-Padang. Alhamdulillah, selesai tepat waktu. Lunas sudah amanat ayah, agar sekolah tinggi-tinggi. Sudah, itu sudah tinggi. Tak ada lagi di atas itu.