#DIRUMAHAJA

Melunasi Banyak Kepergian! 


ABDULLAH KHUSAIRI

Apa saja kegiatan ketika #DirumahAja dimulai? Banyak. Buka laptop, menulis, membaca, mencuci mobil, motor, ngopi, merokok, dengar lagu, main sama anak. Sudah berapa lama #DirumahAja dilakukan? Sejak awal Maret sudah saya lakukan. Sebelum anak-anak sekolah diliburkan. Saya sudah sering #DirumahAja. Saya seperti melunasi banyak kepergian! 

Sejak September 2016 hingga September 2019, saya terikat kontrak dengan Ministry of Religion Affair (MORA). Beasiswa Program Doktor yang memberi kesempatan saya untuk wara-wiri Ciputat-Padang. Alhamdulillah, selesai tepat waktu. Lunas sudah amanat ayah, agar sekolah tinggi-tinggi. Sudah, itu sudah tinggi. Tak ada lagi di atas itu.

Sejak tamat kuliah S3, saya kembali mengajar seperti biasa. Rutinitas lama dimulai lagi. Rumah - kampus, rumah - kampus. Sembari mengantar anak-anak ke sekolah searah jalannya, ke kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang. Sering juga tak ada jadwal ngajar, saya kembali pulang. Mendapati isteri sendiri di rumah, sedang sibuk bekerja ini-itu. Saya kembali ke laptop! Berdua di rumah dengan kesibukan masing-masing sering terjadi hingga jadwal menjemput anak tiba. Sesekali macam orang pacaranlah! hahaha. 

Terakhir ke Ciputat, November 2019. Menyelesaikan project penulisan di Kabupaten Bekasi, seterusnya ambil Ijazah dan foto-foto Wisuda 113  awal September 2019. Selebihnya, bertemu dengan teman-teman di kampus Sekolah Pascasarjana (SPS) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Hanya beberapa hari, saya langsung pesan tiket pulang. Cuma lima hari saja. Dulu, waktu kuliah, bisa satu dua bulan. Menanam rindu demi ilmu. Cie cie... 

Sejak minggu kedua Maret hingga memasuki April #DirumahAja, terasa juga stress bagi anak-anak yang biasanya kalau sedang tak ada agenda, pasti muncul ide. Paling tidak makan lontong malam di Turagari, jalan Veteran. Atau makan Es Ganti Nan Lamo di Pondok. Atau Dapoer Andalas di jalan Padang Pasir. Kalau libur sejak pagi, pasti ada-ada saja agendanya. Mulai dari ke Pantai Pariaman, seputaran Ketaping, Gunung Padang, hingga mandi-mandi di Tirta Mega Mendung, Padangpariaman. Kini itu tak mungkin terjadi, selama #DirumahAja dilakukan. 

Saya termasuk yang bisa mengambil hikmah dan mencari pelarian. Muak kerja ini, cari kerja lain. Hingga kadang-kadang mencuci piring, padahal anak gadisku ada tiga orang. Hahaha. Cuma cari kesibukan, itu saja. Biarlah, sembari download-upload, musik diputar, saya kerja. Kadang juga, tengah malam, bikin mie. Itu sekadar menganjal perut dan hobi. Padahal, selalu tersedia kopi dan makanan ringan. Aroma mie instans membawa masa-masa indah di kost di Gang Buni, Kertamukti Ciputat. Jauh dari itu, ia menjemput kenangan-kenangan waktu masih kuliah S1 di IAIN Imam Bonjol Padang, kampus Lubuk Lintah. Hehehe. 

Boring, bosan, memang sudah terasa bagi anak-anak. Main gadget, belajar, main gadget, belajar. Lalu ribut makanan, hahaha. Kulkas tiap sebentar dibuka. Segera ada raungan, siapa yang telah menghabiskan makanan. Begitulah hingga minggu keempat #DirumahAja saya lakukan. Beberapa kali saya keluar, sekadar untuk memenuhi permintaan ke studio seperti ke Padang FM (106,2 FM) dan Cartalkshow Channel Youtube Donal Caniago. Selebihnya, keluar beli rokok di warung depan komplek. 

Saya banyak membaca, banyak pula menulis. Pindah dari buku satu ke buku lain. Pindah dari PDF satu ke PDF lain. Pindah ke opini online yang satu ke opini online yang lain. Misal, saya baca tulisan Khairul Jasmi di Singgalang.co.id, Di Rumah Saja Tak Semanis Imbauan, tulisan Muhammad Taufik di inioke.com, berjudul Covid 19 dan Horor Kelas Miskin. Tulisan saya, ada di prokabar.com, bakaba.co, juga tentunya di blog ini. Blog ini sudah beberapa kali ditawarkan agar digarap secara profesional. Saya tak mau, biarlah begini. Jika mau, bikin pula nanti. Entah kapan, entah bila. 

Kuliah online dilakukan karena ada Covid-19. Sedari awal saya merasakan, tidak akan pernah efektif tetapi paling tidak sudah bisa melaksanakan tugas. Ini perlu. Tentu tidak bisa seefektif kuliah di kelas. Saya berharap, mahasiswanya lebih aktif lagi belajar mandiri. Tak perlu harus mendapat tekanan dari dosen pengampu mata kuliah. Semua itu diserahkan kepada mahasiswa yang ingin sukses, tentunya. 

#DirumahAja saya merasakan sebuah perjuangan agar selamat dari sebuah wabah, sembari melunasi banyak kepergian pada hari-hari biasa. Sibuk tak menentu. Juga Padang-Ciputat selama 3th yang melelahkan. Kadang sedih sendiri, ketika tahun baru tiba, ulang tahun tiba, sedang berada jauh di Ciputat. Kini di #DirumahAja menjadi anugrah, jika ingat semua itu. Inilah waktu melunasi banyak kepergian-kepergian itu. Salam. []

Comments

Popular posts from this blog

METODE TAFSIR TAHLILI

RESENSI ASMARA DI ATAS HARAM

#DIRUMAHAJA