PADANG, KOMPAS.com - Gerakan fundamentalisme dengan kedok agama yang cenderung menggunakan kekerasan dalam doktrinnya dinilai musykil bisa berkembang di Minangkabau.
Hal itu mengemuka dalam perbincangan dengan sosiolog Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Muhammad Taufik dan Nurus Shalihin, dosen Pemikiran Islam Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol Abdullah Khusairi, peneliti di Majelis Sinergi Islam dan Tradisi IAIN Imam Bonjol Muhammad Nasir, dan dosen antropologi Fakultas Adab IAIN Imam Bonjol Andri Rosadi di Kota Padang, Selasa (26/4/2011).
Muhammad Taufik mengatakan, hal itu disebabkan latar belakang sosial budaya di Sumatera Barat yang tidak memungkinkan tumbuhnya fanatisme pada ideologi tertentu. Menurut Taufik, representasi kekuasaan pada masyarakat Minangkabau bersifat abstrak dan tidak ada yang bisa saling menguasai, kecuali kebenaran itu sendiri.
Itu diantaranya terlihat dari tidak adanya pewaris ideologis dari sejumlah tokoh Minangkabau seperti Tan Malaka, Sutan Syahrir, dan Haji Agus Salim. Taufik juga mengatakan bahwa upaya hegemoni pemikiran juga relatif tidak terjadi di Minangkabau karena metode pewarisan pengetahuan dilakukan lewat budaya tutur dan tidak lewat tulisan.
Sementara itu, Andri Rosadi yang menulis buku Hitam Putih FPI pada 2008 lalu mengatakan selama ini penanganan gerakan terorisme oleh pemerintah juga cenderung salah dan tidak memutus rantai aksinya karena upaya penanggulangan dilakukan dengan kekerasan yang makin memicu kekerasan selanjutnya.
Adapun menurut Muhammad Nasir, sejauh ini di Sumbar belum ditemukan mahasiswa yang tersangkut dengan gerakan radikalisasi agama yang lalu menggunakan kekerasan itu.
Nasir menyebutkan hal itu sekalipun aksi terorisme dengan bom pernah terjadi di Masjid Nurul Iman, Kota Padang pada 1976 lalu yang pelakunya terkait jaringan Imran bin M. Zein yang terkait pembajakan Garuda Indonesia DC-9 Woyla di Thailand pada 1981 dan teror ancaman bom pada sebuah kafe di Kota Bukittinggi pada 2008 lalu yang pelakunya terkait dengan pelaku bom di Bali. [Ingki Rinaldi]
Saturday, April 30, 2011
Paham Radikal Musykil Hidup di Minangkabau
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment