BERTIGA: NUZRAN JOHER
Anggota DPD RI, Nuzran Joher (tengah), Hadi Sastra Wijaya (kanan), Abdullah Khusairi (kiri). Pertemuan singkat penuh makna setelah berpisah pasca Reformasi 98.
METODE TAFSIR TAHLILI
METODE TAFSIR TAHLILI ABDULLAH KHUSAIRI Pendahuluan Salah satu dampak positif dari pernyataan Gubernur DKI Basuki Tjahya Purnama yang diduga menistakan agama oleh sebagian golongan ummat Islam adalah tafsir-tafsir al-Quran dibicarakan di ruang publik secara terbuka. Khususnya Surat al-Maidah ayat: 51. [1] Terlepas kepentingan politik praktis kekuasaan yang telah mengitari persoalan penafsiran surat al-Maidah ayat: 51 tersebut, yang jelas di panggung publik, media massa dan media sosial, tafsir al-Quran khusus ayat-ayat yang berkenaan dengan kepemimpinan telah disuarakan secara lantang. Persoalan serupa ini memang sering muncul dalam kontestasi politik menjelang dunia suksesi di daerah bahkan dalam Pemilihan Presiden. [2] Walau pun akhirnya, memang pendalaman kajian tafsir harus terus dipaparkan kepada publik agar tidak terjebak dalam logika sempit dan menjauhkan simpati dan menegasi keberagaman dan al-islam al-rahmat al-amin . [3]
Berfoto dengan tokoh nasional...luar biasa
ReplyDeletekesempatan langka buat kita-kita untuk dipublikasi. padahal selalu berdekatan tapi jarang bersentuhan.
wah... kapan ya teman2 seperjuangan Saya jadi tokoh nasional... atau jadi tokoh kampung yang tak dikenal orang, tetapi menjadi kebanggan Tuhan... atau malah terkenal dan bernama harum.. tapi hanya menjadi pengkhianat rakyat?
ReplyDeleteAssalamu'alaikum Bang Khusairi? apo kabar? lah lamo dak basuo, sabananyo taragak banyak bacarito jo bang, tapi payah bana batamu jo Bang, semoga bang tetap sibuk memperjuangkan kebanaran, mencari ridha Tuhan... Sukses selalu...