Habis Tahap I, Terbitlah Tahap II
Padang --- Hingga pertengahan Agustus 2010, progres kegiatan rehab rekon tahap I sudah menyerap dana sebesar 51 persen. Sedangkan progres fisik mencapai 66.67 persen.
Empat sektor penyerapan dana Rp313,9 Miliar tersebut, sektor perumahan, sektor infrastruktur, gedung pemerintah dan lintas sektor, sektor sosial, sektor ekonomi produktif.
Sektor perumahan, tahap I sebagai percontohan untuk 7000 unit rumah telah 60 persen dana terserap. Dengan realisasi fisik 84 persen. Rinciannya, Kota Padang dengan 86 Kelompok Masyarakat (Pokmas), 96 persen selesai.
Kabupaten Padangpariaman sudah mencapai 91 persen dengan 139 Pokmas. Sedangkan Kota Pariaman, 86 persen, dengan 15 Pokmas.
Sementara itu, Kabupaten Agam sudah 67 persen dari 26 Pokmas. Sedangkan Kabupaten Pesisir Selatan 87 persen. Kabupaten Solok, 96 persen dan Pasaman Barat 68 persen. Artinya, dana Rp144 miliar yang dicanangkan untuk sektor perumahan pada tahap I sebagai percontohan akan habis.
Sektor Infrastruktur, Gedung-Gedung Pemerintahan, juga telah memperlihatkan angka penyelesaian yang signifikan. Sub Sektor Jalan dan Jembatan dengan alokasi Rp49 Miliar, realisasi fisik mencapai 45,30 persen dan realisasi keuangan Rp39,7 persen.
Rehabilitasi jalan ini, meliputi Wilayah I, Kabupaten Padangpariaman dan Pesisir. Wilayah II meliputi Pasaman, Pasaman Barat, Kabupaten Agam.
Wilayah III, Tanahdatar, Kabupaten Solok dan Sijunjung. Jembatan di wilayah-wilayah ini juga menjadi bagian yang direkonstruksi.
Untuk sub rekon, Air Minum Rp7 Miliar di Kota Padang, Kota Padang, Kab. Padang Pariaman, Kab. Agam dan Kab. Pesisir Selatan, telah sampai pada titik 40,3 persen. Irigasi Rp36 Miliar telah sampai 48,93 persen.
Sedangkan untuk gedung pemerintahan, sudah dirancang Design Engineering Detail (DED) untuk 15 gedung. DED menghabiskan dana Rp15,6 Miliar, terealisasi 23,50 persen.
Sektor kesehatan dengan kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat, Penanggulangan dan Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, telah mencapai 72 persen realisasi fisik kegiatan dari Rp22, 7 miliar dana rehab rekon.
Realisasi di Sektor Ekonomi Produktif, dari anggaran Rp225 Miliar, sudah terealisasi 100 persen fisik, dan keuangan 57 persen. Sektor ini melingkupi, peralatan Kesehatan Hewan, Obat Hewan, Peralatan Inseminasi BuatanPadang dan Bantuan Kandang Ternak.
Menanggapi kegiatan yang telah dilaksanakan hingga Agustus 2010 ini, Koordinator TPT Rehab Rekon Sumbar Dr. Sugimin Pranoto mengaku cukup puas.
"Memasuki tahap II, memang banyak yang menilai lamban. Namun perlu dipahami, rehab rekon dimulai Januari akhir, Februari baru memulai koordinasi. Jadi, tidak bisa dinilai satu tahun full kerja," ujar Sugimin.
Sugimin optimis, pada kegiatan Rehab Rekon Sumbar Tahap II akan mengalami percepatan karena mekanisme sudah berubah dan fokus kerjanya cuma dua sektor saja. Perumahan dan Gedung Pemerintahan. [] sumber: Singgalang, Sabtu, 21 Agustus 2010
Saturday, August 21, 2010
Thursday, August 19, 2010
Dana Gempa Cair
Padang---Koordinator Tim Pendukung Teknis (TPT) Rehab Rekon Sumbar, Dr. Sugimin Pranoto menjelaskan, dana tahap II Rp350 miliar telah cair. Sebagian telah ditransfer ke Bendahara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Rehab Rekon Sumbar.
"Tahap II Rehab Rekon dengan dana Rp1,65 Triliun, juga telah masuk ke Satuan Anggaran Kerja dan disetujui oleh Menteri Keuangan. Sekarang sedang proses penyusunan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) oleh Dirjen Perbendaharaan," ungkap Sugimin di ruang kerjanya, Rabu (18/8).
PPK Rehab Rekon Sumbar adalah Kepala Dinas Prasarana Jalan dan Tarkim (Prasjal Tarkim), Ir. Dodi Ruswandi, MSC, yang selama ini terlibat aktif dalam penanganan rehab rekon sumbar, dalam bidang perumahan dan infrastruktur.
Penjelasan Sugimin ini, menjawab pernyataan Gubernur Sumbar di Singgalang, Rabu (18/8) seputar dana gempa yang belum jelas. Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno menyatakan, kendala pencairan dana bantuan gempa di pusat.
Dikatakan Sugimin, dana bantuan gempa tetap mengikuti mekanisme keuangan negara. Setelah diusulkan, baru disetuju, lalu diturunkan melalui proses yang ditetapkan peraturan yang berlaku. Beberapa waktu lalu, dana bantuan korban gempa memang telah disetujui oleh DPR RI.
"Tidak ada kendala yang berarti. Mekanismenya memang harus diikuti," ujar Sugimin.
Dana tahap II ini lebih banyak dialokasikan ke perumahan masyarakat. Jika Tahap I rehab rekon hanya bisa membantu sektor perumahan Rp114 miliar, untuk 7000 rumah, sedangkan tahap II, setidaknya Rp118 rumah akan mendapat bantuan. Selain untuk sektor perumahan, dana juga dialokasikan untuk sektor infrastruktur gedung pemerintahan.
“Sembari tahap I diselesaikan, tahap II kita masuki secepatnya,” ujar Sugimin Optimis.
Realisasi tahap I dari Rp313 miliar untuk Sektor Perumahan, Infrastruktur, Kesehatan, Ekonomi Produktif dan Sosial, telah mememasuki tahap akhir monitoring dan evaluasi. [] Sumber, Singgalang. Kamis 19 Agustus 2010
"Tahap II Rehab Rekon dengan dana Rp1,65 Triliun, juga telah masuk ke Satuan Anggaran Kerja dan disetujui oleh Menteri Keuangan. Sekarang sedang proses penyusunan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) oleh Dirjen Perbendaharaan," ungkap Sugimin di ruang kerjanya, Rabu (18/8).
PPK Rehab Rekon Sumbar adalah Kepala Dinas Prasarana Jalan dan Tarkim (Prasjal Tarkim), Ir. Dodi Ruswandi, MSC, yang selama ini terlibat aktif dalam penanganan rehab rekon sumbar, dalam bidang perumahan dan infrastruktur.
Penjelasan Sugimin ini, menjawab pernyataan Gubernur Sumbar di Singgalang, Rabu (18/8) seputar dana gempa yang belum jelas. Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno menyatakan, kendala pencairan dana bantuan gempa di pusat.
Dikatakan Sugimin, dana bantuan gempa tetap mengikuti mekanisme keuangan negara. Setelah diusulkan, baru disetuju, lalu diturunkan melalui proses yang ditetapkan peraturan yang berlaku. Beberapa waktu lalu, dana bantuan korban gempa memang telah disetujui oleh DPR RI.
"Tidak ada kendala yang berarti. Mekanismenya memang harus diikuti," ujar Sugimin.
Dana tahap II ini lebih banyak dialokasikan ke perumahan masyarakat. Jika Tahap I rehab rekon hanya bisa membantu sektor perumahan Rp114 miliar, untuk 7000 rumah, sedangkan tahap II, setidaknya Rp118 rumah akan mendapat bantuan. Selain untuk sektor perumahan, dana juga dialokasikan untuk sektor infrastruktur gedung pemerintahan.
“Sembari tahap I diselesaikan, tahap II kita masuki secepatnya,” ujar Sugimin Optimis.
Realisasi tahap I dari Rp313 miliar untuk Sektor Perumahan, Infrastruktur, Kesehatan, Ekonomi Produktif dan Sosial, telah mememasuki tahap akhir monitoring dan evaluasi. [] Sumber, Singgalang. Kamis 19 Agustus 2010
Thursday, August 5, 2010
HBA: Dari Sarolangun Memimpin Jambi
HBA: Dari Sarolangun Memimpin Jambi
Ditulis oleh Alpadli Monas/Roz, Jambi
Akhiri Masa Jabatan, Proyek ZN Disorot Mahasiswa
JAMBI - Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi berharap partai politik (parpol) tidak mengintervensi Hasan Basri Agus-Fachrori Umar (HBA-FU) selama memimpin Jambi. Pernyataan itu digaungkan Gamawan dalam sambutannya saat melantik HBA-FU sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi 2010-2015 di DPRD Provinsi Jambi, kemarin (3/8). Sejak dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi, kata Gamawan, HBA dan FU bukan lagi milik siapa-siapa, termasuk partai politik. HBA-FU, tegasnya, kini resmi menjadi milik rakyat Jambi. Karena itu, dia berharap setiap kebijakan HBA-FU nantinya tidak diintervensi parpol pengusung. “Pembangunan daerah harus benar-benar tanpa campur tangan parpol,” tegas mantan Gubernur Sumbar dan Bupati Solok ini.
HBA sendiri dalam sambutannya menerangkan visi-misi dalam membangun Jambi ke depan. Dia berharap, program-programnya mendapat dukungan masyarakat. “Mudah-mudahan, Jambi Emas bisa terwujud,” ujarnya, disambut tepuk tangan undangan yang hadir.
Jambi Emas adalah kependekan dari Ekonomi Maju, Aman, Adil dan Sejahtera, slogan visi dan misi HBA-FU. “Saya tidak bisa bekerja sendiri, sama-sama kita membangun Jambi,” begitu HBA menutup pidatonya.
Prosesi pelantikan dimulai sekitar pukul 10.20, dihadiri Ketua DPRD Provinsi Jambi Effendi Hatta sebagai pemimpin sidang istimewa di ruang rapat utama DPRD. Zulkifli Nurdin, Gubernur Jambi periode 2005-2010, ikut menghadiri acara tersebut untuk menyerahkan jabatannya kepada HBA.
Selama acara berlangsung, di deretan kursi pimpinan sidang, ZN terlihat banyak termenung. Matanya sesekali menerawang. Meski begitu, gubernur yang telah memimpin Jambi selama 10 tahun itu berusaha tampak santai.
Sesekali, dia meladeni bisik-bisik Gamawan Fauzi yang duduk di sebelahnya, sambil memiringkan tubuh. Sementara, HBA-FU tak banyak senyum. Kedua tokoh itu hanya bersender di kursi masing-masing sambil memperhatikan jalannya acara sesi per sesi.
Pelantikan HBA-FU ditandai pengambilan sumpah jabatan lalu diikuti penandatanganan serahterima jabatan (sertijab) dari Gubernur Jambi periode 2005-2010 Zulkifli Nurdin kepada Gubernur Jambi periode 2010-2015 Hasan Basri Agus. Gamawan Fauzi bertindak sebagai saksi.
Usai sertijab, ZN memeluk HBA. HBA menyambut tak kalah hangat. Untuk beberapa saat, kedua orang penting di Jambi itu tampak berbisik-bisik sambil tertawa kecil. Selanjutnya giliran FU mendapat pelukan ZN, tapi hanya sepintas tak selama ZN memeluk HBA.
Pelantikan berlangsung meriah. Masyarakat dan pendukung HBA-FU, tumpah ruah memenuhi gedung DPRD Provinsi Jambi mulai pelataran parkir sampai ruang sidang utama.
Bahkan, ketika akan memasuki ruang sidang, wartawan pun kesulitan. Petugas Satpol PP yang berjaga berusaha menutup pintu. Alasannya, undangan yang memenuhi ruang sidang utama sudah melampau kapasitas. “Nanti, nanti...,” tegas petugas Satpol PP sambil mendorong massa yang bergerak masuk.
Di dalam, para tamu memenuhi hampir di setiap sudut ruangan. Kebanyakan berdiri di jalan utama dan di belakang ruang itu. Kursi yang sudah disediakan panitia, rata-rata sudah ditempati. Tak ada lagi sisa.
Sementara di jalan, puluhan mahasiswa IAIN Sultan Thaha Syarifudin dan Universitas Jambi yang tergabung Aliansi Tombak (Tonggak Melawan Birokrasi Anti Kerakyatan) berunjuk rasa menuju Kantor Gubernur, dimulai sekitar pukul 10.00. Mereka menyorot beberapa proyek di masa pemerintahan ZN.
Di antaranya, mega proyek pembangunan Jembatan Batanghari II yang menghabiskan dana sebesar Rp 161, 3 miliar. Sedangkan nilai kontraknya, menurut mereka, hanya Rp 94 miliar dan harusnya selesai dalam tiga tahun.
“Dananya dari uang rakyat, pembangunannya memakan waktu tujuh tahun, tapi sampai saat ini belum ada kejelasan terkait mega proyek tersebut,” ujar salah seorang orator.
Proyek patin jambal dan peremajaan (replanting) karet yang tidak terealisasi dengan baik juga menjadi sorotan mereka. Mereka menilai, dua proyek tersebut telah menyebabkan pemborosan APBD.
Tarik ulur relokasi Pasar Angsoduo antara Wali Kota Jambi dan DPRD Provinsi yang perencanaan relokasinya akan menghabiskan dana Rp 119 miliar juga menjadi perhatian. Mereka meminta ini diselesaikan untuk ekonomi rakyat.
Kepada HBA, mahasiswa menuntut agar memperbaiki infrastruktur penunjang perekonomian rakyat, menolak konversi minyak tanah ke gas, menolak kenaikan tarif dasar listrik, dan menjaga stabilitas harga sembako.
Ramadan dan Lebaran Jadi Perhatian
Begitu resmi menjabat Gubernur Jambi periode 2010-2015, HBA tak banyak menyiapkan gebrakan. Dalam pidato pelantikan kemarin (3/8), mantan Bupati Sarolangun ini mengatakan bahwa pada tahun pertama, dia akan memprioritaskan peningkatan kualitas jalan dan jembatan.
Menurutnya, tidak bisa tercapai ekonomi kerakyatan tanpa dukungan infrastruktur yang memadai. Nah, dengan baiknya kondisi jalan, maka pengangkutan hasil-hasil pertanian dari sentra pertanian, perkebunan dan perikanan, bisa berjalan lancar. “Ini harus tuntas dalam lima tahun ke depan,” jelasnya.
Di luar ruangan usai pelantikan, HBA menjelaskan bahwa dia tidak akan menyiapkan program 100 hari. Sebab, dalam undang-undang tidak ada aturan soal program tersebut.
Ditemui di kediamannya pada Senin (2/8) lalu, HBA mengatakan bahwa semua program yang dirintis oleh gubernur yang lama, Zulkifli Nurdin, untuk tahun anggaran 2010 akan diinventarisir dan dievaluasi. “Saya juga akan mengamati dan mengevaluasi seluruh SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang ada,” katanya.
“Nanti akan kita bentuk tim untuk mengevaluasi itu, dan mengkaji permasalahan yang ada. Mana yang bisa kita selesaikan, termasuk ranah hukum yang ada, tahun 2011 baru kita mulai program yang baru,” terangnya.
HBA menggarisbawahi, karena ia dilantik menjelang Ramadan dan Idul Fitri, maka dua momentum besar itu menjadi perhatiannya dalam waktu dekat ini. Menurutnya, memasuki Ramadan dan jelang Idul Fitri, akan muncul gejolak harga sembako.
Yang mengkhawatirkan, kata dia, bila terjadi kenaikan drastis. “Tentu ini perlu antisipasi, akan kita kaji agar masyarakat tidak repot,” sebutnya. Arus mudik lebaran, lanjutnya, juga memerlukan perhatian khusus, terutama terkait masalah kondisi jalan.
“Kita berharap, jangan sampai pemudik berlebaran di jalan. Itulah program dalam menghabisi tahun anggaran 2010. Dan itu bukanlah program 100 hari,” terangnya.
Secara tegas, HBA mengatakan tidak menyukai pejabat yang cenderung memberikan laporan “Asal Bapak Senang” atau ABS. Dia berharap para pejabat melaporkan apa adanya. Dia pun akan bekerja apa adanya. “Jika lima tahun ini saya tidak mampu, masyarakat jangan memilih saya (lagi),” sambungnya.(*/roz) sumber, www.jambi-independen.co.id
Ditulis oleh Alpadli Monas/Roz, Jambi
Akhiri Masa Jabatan, Proyek ZN Disorot Mahasiswa
JAMBI - Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi berharap partai politik (parpol) tidak mengintervensi Hasan Basri Agus-Fachrori Umar (HBA-FU) selama memimpin Jambi. Pernyataan itu digaungkan Gamawan dalam sambutannya saat melantik HBA-FU sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi 2010-2015 di DPRD Provinsi Jambi, kemarin (3/8). Sejak dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi, kata Gamawan, HBA dan FU bukan lagi milik siapa-siapa, termasuk partai politik. HBA-FU, tegasnya, kini resmi menjadi milik rakyat Jambi. Karena itu, dia berharap setiap kebijakan HBA-FU nantinya tidak diintervensi parpol pengusung. “Pembangunan daerah harus benar-benar tanpa campur tangan parpol,” tegas mantan Gubernur Sumbar dan Bupati Solok ini.
HBA sendiri dalam sambutannya menerangkan visi-misi dalam membangun Jambi ke depan. Dia berharap, program-programnya mendapat dukungan masyarakat. “Mudah-mudahan, Jambi Emas bisa terwujud,” ujarnya, disambut tepuk tangan undangan yang hadir.
Jambi Emas adalah kependekan dari Ekonomi Maju, Aman, Adil dan Sejahtera, slogan visi dan misi HBA-FU. “Saya tidak bisa bekerja sendiri, sama-sama kita membangun Jambi,” begitu HBA menutup pidatonya.
Prosesi pelantikan dimulai sekitar pukul 10.20, dihadiri Ketua DPRD Provinsi Jambi Effendi Hatta sebagai pemimpin sidang istimewa di ruang rapat utama DPRD. Zulkifli Nurdin, Gubernur Jambi periode 2005-2010, ikut menghadiri acara tersebut untuk menyerahkan jabatannya kepada HBA.
Selama acara berlangsung, di deretan kursi pimpinan sidang, ZN terlihat banyak termenung. Matanya sesekali menerawang. Meski begitu, gubernur yang telah memimpin Jambi selama 10 tahun itu berusaha tampak santai.
Sesekali, dia meladeni bisik-bisik Gamawan Fauzi yang duduk di sebelahnya, sambil memiringkan tubuh. Sementara, HBA-FU tak banyak senyum. Kedua tokoh itu hanya bersender di kursi masing-masing sambil memperhatikan jalannya acara sesi per sesi.
Pelantikan HBA-FU ditandai pengambilan sumpah jabatan lalu diikuti penandatanganan serahterima jabatan (sertijab) dari Gubernur Jambi periode 2005-2010 Zulkifli Nurdin kepada Gubernur Jambi periode 2010-2015 Hasan Basri Agus. Gamawan Fauzi bertindak sebagai saksi.
Usai sertijab, ZN memeluk HBA. HBA menyambut tak kalah hangat. Untuk beberapa saat, kedua orang penting di Jambi itu tampak berbisik-bisik sambil tertawa kecil. Selanjutnya giliran FU mendapat pelukan ZN, tapi hanya sepintas tak selama ZN memeluk HBA.
Pelantikan berlangsung meriah. Masyarakat dan pendukung HBA-FU, tumpah ruah memenuhi gedung DPRD Provinsi Jambi mulai pelataran parkir sampai ruang sidang utama.
Bahkan, ketika akan memasuki ruang sidang, wartawan pun kesulitan. Petugas Satpol PP yang berjaga berusaha menutup pintu. Alasannya, undangan yang memenuhi ruang sidang utama sudah melampau kapasitas. “Nanti, nanti...,” tegas petugas Satpol PP sambil mendorong massa yang bergerak masuk.
Di dalam, para tamu memenuhi hampir di setiap sudut ruangan. Kebanyakan berdiri di jalan utama dan di belakang ruang itu. Kursi yang sudah disediakan panitia, rata-rata sudah ditempati. Tak ada lagi sisa.
Sementara di jalan, puluhan mahasiswa IAIN Sultan Thaha Syarifudin dan Universitas Jambi yang tergabung Aliansi Tombak (Tonggak Melawan Birokrasi Anti Kerakyatan) berunjuk rasa menuju Kantor Gubernur, dimulai sekitar pukul 10.00. Mereka menyorot beberapa proyek di masa pemerintahan ZN.
Di antaranya, mega proyek pembangunan Jembatan Batanghari II yang menghabiskan dana sebesar Rp 161, 3 miliar. Sedangkan nilai kontraknya, menurut mereka, hanya Rp 94 miliar dan harusnya selesai dalam tiga tahun.
“Dananya dari uang rakyat, pembangunannya memakan waktu tujuh tahun, tapi sampai saat ini belum ada kejelasan terkait mega proyek tersebut,” ujar salah seorang orator.
Proyek patin jambal dan peremajaan (replanting) karet yang tidak terealisasi dengan baik juga menjadi sorotan mereka. Mereka menilai, dua proyek tersebut telah menyebabkan pemborosan APBD.
Tarik ulur relokasi Pasar Angsoduo antara Wali Kota Jambi dan DPRD Provinsi yang perencanaan relokasinya akan menghabiskan dana Rp 119 miliar juga menjadi perhatian. Mereka meminta ini diselesaikan untuk ekonomi rakyat.
Kepada HBA, mahasiswa menuntut agar memperbaiki infrastruktur penunjang perekonomian rakyat, menolak konversi minyak tanah ke gas, menolak kenaikan tarif dasar listrik, dan menjaga stabilitas harga sembako.
Ramadan dan Lebaran Jadi Perhatian
Begitu resmi menjabat Gubernur Jambi periode 2010-2015, HBA tak banyak menyiapkan gebrakan. Dalam pidato pelantikan kemarin (3/8), mantan Bupati Sarolangun ini mengatakan bahwa pada tahun pertama, dia akan memprioritaskan peningkatan kualitas jalan dan jembatan.
Menurutnya, tidak bisa tercapai ekonomi kerakyatan tanpa dukungan infrastruktur yang memadai. Nah, dengan baiknya kondisi jalan, maka pengangkutan hasil-hasil pertanian dari sentra pertanian, perkebunan dan perikanan, bisa berjalan lancar. “Ini harus tuntas dalam lima tahun ke depan,” jelasnya.
Di luar ruangan usai pelantikan, HBA menjelaskan bahwa dia tidak akan menyiapkan program 100 hari. Sebab, dalam undang-undang tidak ada aturan soal program tersebut.
Ditemui di kediamannya pada Senin (2/8) lalu, HBA mengatakan bahwa semua program yang dirintis oleh gubernur yang lama, Zulkifli Nurdin, untuk tahun anggaran 2010 akan diinventarisir dan dievaluasi. “Saya juga akan mengamati dan mengevaluasi seluruh SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang ada,” katanya.
“Nanti akan kita bentuk tim untuk mengevaluasi itu, dan mengkaji permasalahan yang ada. Mana yang bisa kita selesaikan, termasuk ranah hukum yang ada, tahun 2011 baru kita mulai program yang baru,” terangnya.
HBA menggarisbawahi, karena ia dilantik menjelang Ramadan dan Idul Fitri, maka dua momentum besar itu menjadi perhatiannya dalam waktu dekat ini. Menurutnya, memasuki Ramadan dan jelang Idul Fitri, akan muncul gejolak harga sembako.
Yang mengkhawatirkan, kata dia, bila terjadi kenaikan drastis. “Tentu ini perlu antisipasi, akan kita kaji agar masyarakat tidak repot,” sebutnya. Arus mudik lebaran, lanjutnya, juga memerlukan perhatian khusus, terutama terkait masalah kondisi jalan.
“Kita berharap, jangan sampai pemudik berlebaran di jalan. Itulah program dalam menghabisi tahun anggaran 2010. Dan itu bukanlah program 100 hari,” terangnya.
Secara tegas, HBA mengatakan tidak menyukai pejabat yang cenderung memberikan laporan “Asal Bapak Senang” atau ABS. Dia berharap para pejabat melaporkan apa adanya. Dia pun akan bekerja apa adanya. “Jika lima tahun ini saya tidak mampu, masyarakat jangan memilih saya (lagi),” sambungnya.(*/roz) sumber, www.jambi-independen.co.id
Pasien Cepat Sehat Tak Hanya Karena Obat Mahal
Dr.Mellyarti Syarif, M.Pd Dikukuhkan
PADANG--- Penyembuhan pasien tidak hanya diperoleh dari obat-obatan mahal saja. Pasien juga butuh bimbingan konseling dari penyuluh agama. Cara ini akan membuat pasien menjadi lebih sabar dalam menghadapi penyakit yang sedang diidapnya.
“Warga rumah sakit merasakan manfaat atas keberadaaan penyuluh agama. Warga yang mendapatkan pelayanan konseling secara mendalam memperoleh kenyamanan dengan motivasi kesabaran atas apa yang dialaminya dari pembimbing rohani.”
Pernyataan tersebut merupakan hasil Disertasi Mellyarti syarif, dosen Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol Padang yang akan meraih gelar doktor pada promosi doktornya di Aula Pasca Sarjana IAIN Imam Bonjol Padang hari ini, Kamis (05/08) pukul 19.30 WIB.
Dalam sidang senat terbuka IAIN Imam Bonjol Padang ini, perempuan yang juga Pembantu Dekan III Bidang kemahasiswaan ini akan mempertahankan disertasinya dengan judul “Pelayanan Bimbingan Penyuluhan Islam Terhadap Pasien (Studi Kasus di Rumah Sakit Umum Pusat DR. M Jamil dan Rumah sakit Islam Ibnu Sina YARSI Padang).
Mellyarti tercatat juga doktor keempat yang dikeluarkan pasca IAIN Imam Bonjol, namun bukan dari lingkungan IAIN Imam Bonjol Padang. Dan gelar doktor pertama yang dikeluarkan pasca untuk lembaga yang sama.
Sebelum melangsungkan promosi doktor ini, Mellyarti telah melewati ujian tertutup yang diuji oleh 7 orang doktor. Diantaranya, Prof DR H Amri Yusuf, M.Pd. Prof DR H Syafruddin Nurdin, M.Pd, Prof DR H Salmadanis, M.Ag, Prof DR H. Asnawir, Prof Hj Hayati Nizar (Alm), Prof DR Yahya Jaya, M.A dan Prof DR H Makmur Syarif, Sh, M.Ag yang bertindak sebagai pemimpin sidang.
Disertasi dosen fakultas dakwah yang mengambil S3 konsentrasi pendidikan islam ini meneliti tentang idealnya penyuluh islam di rumah sakit. Sedangkan fokes penelitiannya yaitu implikasi pelayanan bimbingan dan penyuluh terhadap pasien di rumah sakit terhadap kesabaran, peningkatan ibadah, percepatan penyembuhan dan upaya pengembangan bimbdi rumah sakit.ingan penyuluhan islam Ia mengambil sampel di dua rumah sakit di kota Padang yaitu rumah sakit DR M Jamil Padang dan rumah sakit YARSI Ibnu Sina Padang.
Kesehariannya, Ketua Persatuan Majelis Taklim (PMT) ini memang mengajar mata kuliah konseling dan penyuluhan islam di Fakultas Dakwah, IAIN Imam Bonjol Padang. Selain Aktif di berbagai organisasi, ibu dari 4 orang anak ini juga telah menulis sebanyak 11 karya tulis. Ia berharap promosi gelar doktor yang dilangsungkannya malam ini dapat berjalan dengan sukses. “Saya berharap promosi nanti malam berjalan sukses karena juga akan menjadi dosen pertama yang meraih gelar doktor lulusan Pasca IAIN,” ujarnya mengakhiri. [] RELIS PANITIA / Singgalang, Padang Ekspres, Kamis, 5 Agustus 2010
PADANG--- Penyembuhan pasien tidak hanya diperoleh dari obat-obatan mahal saja. Pasien juga butuh bimbingan konseling dari penyuluh agama. Cara ini akan membuat pasien menjadi lebih sabar dalam menghadapi penyakit yang sedang diidapnya.
“Warga rumah sakit merasakan manfaat atas keberadaaan penyuluh agama. Warga yang mendapatkan pelayanan konseling secara mendalam memperoleh kenyamanan dengan motivasi kesabaran atas apa yang dialaminya dari pembimbing rohani.”
Pernyataan tersebut merupakan hasil Disertasi Mellyarti syarif, dosen Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol Padang yang akan meraih gelar doktor pada promosi doktornya di Aula Pasca Sarjana IAIN Imam Bonjol Padang hari ini, Kamis (05/08) pukul 19.30 WIB.
Dalam sidang senat terbuka IAIN Imam Bonjol Padang ini, perempuan yang juga Pembantu Dekan III Bidang kemahasiswaan ini akan mempertahankan disertasinya dengan judul “Pelayanan Bimbingan Penyuluhan Islam Terhadap Pasien (Studi Kasus di Rumah Sakit Umum Pusat DR. M Jamil dan Rumah sakit Islam Ibnu Sina YARSI Padang).
Mellyarti tercatat juga doktor keempat yang dikeluarkan pasca IAIN Imam Bonjol, namun bukan dari lingkungan IAIN Imam Bonjol Padang. Dan gelar doktor pertama yang dikeluarkan pasca untuk lembaga yang sama.
Sebelum melangsungkan promosi doktor ini, Mellyarti telah melewati ujian tertutup yang diuji oleh 7 orang doktor. Diantaranya, Prof DR H Amri Yusuf, M.Pd. Prof DR H Syafruddin Nurdin, M.Pd, Prof DR H Salmadanis, M.Ag, Prof DR H. Asnawir, Prof Hj Hayati Nizar (Alm), Prof DR Yahya Jaya, M.A dan Prof DR H Makmur Syarif, Sh, M.Ag yang bertindak sebagai pemimpin sidang.
Disertasi dosen fakultas dakwah yang mengambil S3 konsentrasi pendidikan islam ini meneliti tentang idealnya penyuluh islam di rumah sakit. Sedangkan fokes penelitiannya yaitu implikasi pelayanan bimbingan dan penyuluh terhadap pasien di rumah sakit terhadap kesabaran, peningkatan ibadah, percepatan penyembuhan dan upaya pengembangan bimbdi rumah sakit.ingan penyuluhan islam Ia mengambil sampel di dua rumah sakit di kota Padang yaitu rumah sakit DR M Jamil Padang dan rumah sakit YARSI Ibnu Sina Padang.
Kesehariannya, Ketua Persatuan Majelis Taklim (PMT) ini memang mengajar mata kuliah konseling dan penyuluhan islam di Fakultas Dakwah, IAIN Imam Bonjol Padang. Selain Aktif di berbagai organisasi, ibu dari 4 orang anak ini juga telah menulis sebanyak 11 karya tulis. Ia berharap promosi gelar doktor yang dilangsungkannya malam ini dapat berjalan dengan sukses. “Saya berharap promosi nanti malam berjalan sukses karena juga akan menjadi dosen pertama yang meraih gelar doktor lulusan Pasca IAIN,” ujarnya mengakhiri. [] RELIS PANITIA / Singgalang, Padang Ekspres, Kamis, 5 Agustus 2010
Subscribe to:
Posts (Atom)