PADANG, KOMPAS.com - Gerakan fundamentalisme dengan kedok agama yang cenderung menggunakan kekerasan dalam doktrinnya dinilai musykil bisa berkembang di Minangkabau.
Hal itu mengemuka dalam perbincangan dengan sosiolog Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Muhammad Taufik dan Nurus Shalihin, dosen Pemikiran Islam Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol Abdullah Khusairi, peneliti di Majelis Sinergi Islam dan Tradisi IAIN Imam Bonjol Muhammad Nasir, dan dosen antropologi Fakultas Adab IAIN Imam Bonjol Andri Rosadi di Kota Padang, Selasa (26/4/2011).
Muhammad Taufik mengatakan, hal itu disebabkan latar belakang sosial budaya di Sumatera Barat yang tidak memungkinkan tumbuhnya fanatisme pada ideologi tertentu. Menurut Taufik, representasi kekuasaan pada masyarakat Minangkabau bersifat abstrak dan tidak ada yang bisa saling menguasai, kecuali kebenaran itu sendiri.
Saturday, April 30, 2011
Paham Radikal Musykil Hidup di Minangkabau
Tuesday, April 26, 2011
DRS H AMRUL WAHDI MM
KABIRO AUAK IAIN IMAM BONJOL PADANG,
DRS. H. AMRUL WAHDI, MM
Pulang Ke Padang Membawa Perubahan
Pulang ke ranah sendiri bagi sebagian orang sebuah keputusan berat. Mengingat, rantau telah membuatnya besar dan eksis. Namun bagi Drs. H. Amrul Wahdi MM, pulang ke Padang dengan misi perubahan menjadi tekad yang kuat. “Tak hanya menghapus kerinduan tapi juga membawa sesuatu untuk sebuah perubahan,” ungkap Rang Luhak Limo Puluh ini. Apa saja tekad tersebut? Apa saja yang telah diperbuat selama setahun lebih di lembaga yang ia pimpin? Berikut wawancara khusus Abdullah Khusairi S.Ag M.A., dan Muhammad Nasir, S.S, M.A., beberapa waktu lalu.
Apa yang membawa bapak bisa kembali ke kampung halaman?
Jawabnya, kerinduan! Tapi lebih dari itu, ada tekad untuk lebih dekat dengan kampung halaman. Walau keluarga sudah di Jakarta semua. Jujur saja, setiap orang selalu merindukan masa lalunya. Masa lalu yang tak bisa dijemput kembali kecuali dalam ingatan saja.
Wednesday, April 20, 2011
Mobil Rusak, Pluralisme, dan Antikorupsi
Mobil Rusak, Pluralisme, dan Antikorupsi
(Mengiringi Pemilihan Rektor IAIN Imam Bonjol Padang Periode 2011-2015)
Oleh Zelfeni Wimra
Mahasiswa Pascasarjana IAIN Imam Bonjol Padang
Koran ini secara konstan telah menurunkan kabar perihal akan dipilihnya pucuk pimpinan (Ra’is al-Jam’iah) IAIN Imam Bonjol Padang yang tepat jatuhnya pada hari ini (14/04/2011). Pun telah disosialisasikan blue print visi dan misi ketiga bakal calon yang diusung melalui beberapa tahapan diskusi publik. Dr.Alkhendra,M.Ag., secara metaforik selalu mendeskripsikan realitas internal IAIN yang bagaikan mobil rusak. Kalau ia terpilih, ia akan segera memperbaiki mobil itu; melengkapi segala peralatan yang tidak layak pakai untuk kemudian dioperasikan guna melancarkan mobilitas akademik mahasiswa. Dr.H.Shofwan Karim Elha, M.A., jika terpilih akan memberangkatkan kepemimpinannya dengan semangat pluralisme, dimana perbedaan akan menjadi tenaga yang produktif untuk membangun IAIN ke depan. Prof.Dr.H.Makmur Syarif,SH,M.Ag., kalau dipercaya memimpin perguruan tinggi ini, akan merealisasikan kemashlahatan akademik melalui komitmen menciptakan sistem kepemimpinan yang tidak korup. Di atas kertas, ketiga visi dan misi bakal calon ini mampu meniupkan hawa segar ke lingkungan IAIN yang akhir-akhir ini dirasakan civitasnya bercuaca gerah.
Sunday, April 10, 2011
Apa Kabar Rektor?
Apa Kabar Rektor?
Oleh: Firdaus Diezo*
Sering benar saya tercenung mengikuti perkembangan negeri ini, terutama persoalan hasil pendidikan. Salah satunya di Sumbar, ada banyak perguruan tinggi tapi sama halnya dengan perguruan tinggi kebanyakan di Indonesia lebih mengutamakan menghasilkan lulusan ketimbang bisa memberdayakan kualitas lulusannya, baik di pasar kerja maupun dunia wirausaha. Agak patut kiranya, jebolan perguruan tinggi sansai dilamun gelanggang. Serupa orang mabuk menunggu diangkat menjadi PNS.
Sepertinya kualitas perguruan tingginya adalah pekerjaan rumah yang harus disegarakan, kalau tidak tentu makin menumpuk juga pengangguran. Harapan tentang perguruan tinggi yang berkualitas, kelihatannya bukanlah sebuah permintaan yang berlebihan, karena dari segi anggaran secara nasional mencapai 20 persen. Wacana-wacana serupa jurus-jurus mematikan dibeberapa seminar dari para pakar, hampir tidak ada yang mangkus. Tetap saja ada yang mengais dilahan basah itu, peserta didik adalah tumbalnya. Salah satunya di perguruan tinggi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang.
Saya bukan ingin mencabik baju didada, tapi IAIN Imam Bonjol sebagai salah satu kampus besar di Sumbar harus mampu bebenah, harus dipimpin atau di urus oleh orang-orang yang serius. Kalau tidak IAIN Imam Bonjol akan kehilangan mahasiwa, serupa Kota Sawahlunto, Sumbar yang mendadak menjadi kota hantu, sekitar 7000 lebih penduduknya hijrah seketika sebab hasil tambang negeri itu sudaha habis dikuras. Sekarang kota tersebut, harus memulainya dari nol lagi, berharap bisa menjadi kota wisata tambang demi kelangsungan hidup anak cucu dikemudian hari.
Tuesday, April 5, 2011
BLA BLA BLA
Menambah Wawasan
Koran merupakan suatu media yang memuat berbagai informasi. Dalam koran terdapat berbagai jenis pengetahuan dan wawasan. Pada hakikatnya membaca koran sama dengan membaca buku, membaca koran akan membuat pengetahuan dan wawasan menjadi bertambah.
Dalam berbagai koran terdapat berbagai jenis informasi. Mulai dari informasi terkini tentang suatu kejadian, informasi tentang pengetahuan, budaya, olahraga dan berbagai jenis lainnya. Koran tak semata memuat berita saja. Banyak hal yang didapat oleh seseorang dari kegiatan membaca koran.