Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Bakri Beck, menyarakan Perguruan Tinggi (PT) di Sumatera Barat perlu membuka program studi (prodi) manajemen penanggulangan bencanaan.
Bakri menjelaskan, prodi manajemen penanggulangan bencana di Universitas Tarumanegara Jakarta sudah mulai digagas, di ITB juga ada yang fokus pada mitigasi bencana dan di Universitas Gajah Mada (UGM) fokus ke Geologi.
Jadi, di wilayah Sumatra belum ada PT yang membuka prodi tentang manajemen kebencanaan sehingga ahli-ahli dalam penanganan bencana alam masih kurang. Selain itu ujarnya, Sumbar sudah disebut-sebut sebagai daerah supermarket bencana, artinya semua potensi bencana alam ada di wilayah ini, termasuk lintasan patahan, lempengan tektonik dan vulkanik, serta banjir dan longsor perbukitan terdapat di Sumbar.
"Makanya kesempatan untuk belajar dan mencetak banyak lehirkan ahli-ahli,"tegas Bakri kepada wartawan, di sela-sela Workshop dan Pameran yang digelar TPT Rehab Rekon bersama Shelter Working Groups, di kantor gubernur Sumbar, Kamis (8/7).
Jadi, kalau sudah banyak lahir sarjana, bahkan doktor ahli-ahli dalam penanganan bencana sehingga bisa menjadi keunggulan untuk diekspor pengalamannya ke luar negeri.
"Pikiran membuka jurusan manajemen kebencanaan sederhana saja, Indonesia kalau ingin bersaing tentang produk manufaktur sudah ratusan tahun ketinggalan dari China. Kalau bidang pertanian sudah kalah dengan Thailand," katanya.
Selain itu, kalau bersaing dengan teknologi tidak usah jauh-juah bersaing dengan Amerika Serikata, tapi sama India saja Indonesia sudah kalah 60-70 tahun.
"Ke depan Indonesia bisa menjual orang-orang ahli ke luar negeri yang ahli menangani bencana. Makanya perlu dipersiapkan orang yang terampil," katanya.[]
No comments:
Post a Comment