>>>HTT Padang Akan Raih Tiga Rekor Muri<<<
Sipasan Terpanjang, Kio Terbesar, Naga Dimainkan Perempuan
Perayaan Gong Xi Fat Chai 2560 yang digelar Himpunan Tjinta Teman (HTT) Padang bakal meriah. Ditargetkan tiga rekor tercapai dan tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (Muri). Apa saja?
Abdullah Khusairi - Padang Today
"Kita menggelar Cap Go Me Termegah, pada hari puncak, 15 Februari 2009. Akan menjadi pusat perhatian sebagai kegiatan wisata dan budaya," ungkap Ketua Umum HTT, Ferryanto Gani (Gan Hok Liong) didampingi Tim Pelaksana Teddy Anthoni (The Tie An), Wakil Ketua Albert (Lim Thian Hin, SE), Sekretaris Indra Sofyan (Sho Tek Hin), Bendahara Ivandi Algamar (Chong Tek Ie), Humas K. Tanto (Drs Tan Eng Tie, Akt), kepada Padang Today, Sabtu (24/1), siang. Pawai budaya sejak pukul 14.00 WIB hingga malam, menghadirkan Naga, Singa Utara, Wushu, Kio, Gambang, Sepasan, Kuda Api-Api Bugi, Perangkat Kebudayaan, dan Barongsai. Kira-kira panjang barisan ini, 1.5 km. Melibatkan 1200 petugas. Dengan rute, Prosesi Cap Gome Termegah. Rute Sekretariat HTT-Kelenteng-AR Hakim-KP. Nias-Blk. Pondok-Cokroaminoto-Kp. Sebelah-Nipah-Bt.Arau-HTT.
"Ini momentum wisata seni budaya. Promosi kepada dunia tentang satu seni budaya langka, yang justru tidak ada lagi di tempat kelahirannya, di China sana,"tegas Ferryanto.
Ferryantor berharap, Kota Padang makin dikenal dengan adanya promosi kegiatan Cap Go Meh ini. Lalu apa yang membuat kegiatan ini masuk rekor Muri?
"Kio yang biasanya diangkat oleh delapan orang, kita buat lebih besar ukurannya. Sehingga diangkat oleh 16 orang," ujar Ferryanto.
Selain itu, Sipasan terpanjang. Sebelumnya 80 meter saja, kini diperkirakan 180 meter. Terakhir, Naga akan dimainkan oleh para perempuan.
Sipasan adalah dilambangkan binatang hutan yang ganas. Seperti kepala naga. Ini binatang zaman Dinasti Ming. Itulah di antara kekayaan budaya yang telah turun temurun kini makin diminati tidak hanya masyarakat Tionghoa, tetapi masyarakat lainnya.
Sedangkan Kio, adalah tempat duduk yang dipuja masyarakat China. Dikenal dengan Tuo Pekong.
Perayaan yang dimulai sejak Minggu (25/1), sebagai tahun baru Imlek yang dikenal dengan ucapan Gong Xi Fat Chai 2560, menandakan tahun baru. Himpunan Tjinta Teman (HTT) Padang dalam Imlek kali ini mengambil Thema, Dengan semangat hiati, Kita Tingkatkan Kebersamaan dan Disiplin Perkumpulan.
HTT memang aktif melakukan kegiatan budaya sebagai ajang pelestarian. Malahan sering tim Barongsai meramaikan perhelatan nasional seperti 17 Agustus. Dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) nanti, bersama PWI juga akan menghoyak Tabuik Wisata. Tabuik yang berbeda dengan Tabuik Budaya yang ada di Pariaman.
"Kita bahagia. Adanya akulturasi budaya. Pemain-pemain Barongsai, Naga, bukan saja dari masyarakat China. Tapi juga dari masyarakat pribumi," tambah Toni.
Akan diperkirakan hadir, pengusaha nasional Sofyan Wanandi bersama rombongan. Sedang diusahakan hadirnya Menteri Pariwisata dan Budaya Jero Wacik.
Lebih rinci dikatakan, akan hadir lima naga, yaitu, naga dewasa yang dimainkan 5 orang, naga perempuan yang dimainkan tujuh orang perempuan, naga anak-anak dimainkan lima orang anak-anak.
Sedangkan Barongsa, juga diturunkan lima ekor. Telong-Telong akan melibatkan 60 orang. Sedangkan Kio 5 buah, masing-masing diangkat oleh 16 orang. Sedangkan Singa Utara diturunkan dua pasang. Ditambah lagi dengan Wanita HTT yang ikut dalam poco-poco 200 orang.
Setidaknya, perhelatan akbar ini menghabiskan minimal Rp400 juta. Bagi HTT, semangat kebersamaan yang dibangun di awal tahun ini merupakan kekuatan menghadapi tantangan hidup. Hidup di tahun kerbau yang mengajak untuk semua orang bekerja keras.
Selain dengan undangan yang tersebar, HTT sangat yakin, ada pengunjung istimewa yang mau melihat dari dekat kegiatan budaya seperti ini. Karena langka dan sangat diminati. "Ada persatuan seperti ini di Semarang, Kalimantan, Singapura, Malaysia, yang banyak menelepon kami dan mendukung. Mereka berusaha datang," ungkap Ferry.
Inilah bentuk partisipasi pembangunan wisata dari kaum Tionghoa yang sudah turun temurun hidup berdampingan dengan masyarakat Minang. Mereka sudah bersatu padu dan berbahasa yang sangat lancar, bahasa minang.
"Ini budaya kolosal yang disumbangkan untuk wisata. Setelah merayakan Imlek," tutur Albert Lukman, anggota DPRD Kota Padang yang terlibat dalam tim panitia.
Seperti biasa, Perayaan Imlek 25-26 Februari 2009 nanti, masyarakat Tionghoa saling berkunjung ke rumah sanak keluarga. Tepat pada purnama Februari, digelar acara kolosal tadi. Akan hadir memberikan langsung piagam Muri, Jaya Suprana. Gong Xi Fat Chai 2560![]
lamak bana makan nasi bungkuih di HTT tu nampaknyo yo bang...hahahaha
ReplyDelete