SANTAI SEJENAK

FORMASI

MUNGKIN FORMASI METRO BAND

Jika ada yang menyebutkan ini formasi sebuah band, maka pendapat itu keliru besar! Kalau itu memungkin juga, nah yang dari paling kiri, Al Gapuak (mungkin bisa di Drum), Man BR (bisa dibass) Bung Boim (bagusnya di keyboar), lalu Abdullah Khusairi (maunya di vokal—bisa tidak ya?) Heru Dahnur (bisa jadi di gitar), lalu Bang Pedo (juga gitar).



Tapi kalau itu benar-benar terjadi, adakah yang bisa memberi nama band ini? Nama yang paling tepat? Saya cuma ada satu pikiran saja, Metro Band. Halah! Pasti banyak yang protes, karena Al Gapuak, tidak punya ciri pada gebukan drum seperti Bimbim Slank, Wonk Aksan, atau sebagainya. Toh, dia seorang yang handal dalam bidang periklanan. Sedangkan Man BR, apalagi! Dia seorang fotografer. Berharap dia bisa main bass layaknya seorang basis, sudah dapat dipastikan kekecewaan yang didapat. Sulit didengarkan ada dentum bass yang manis. Karena dia seorang yang nyaring untuk mencari memotret moment—apalagi kalo memotret seorang model. Bung Boim gimana? Sedikit bisa diharapkan, jika ia benar-benar jadi seorang keyboard. Karena ia mahir main di keyboard komputer. Lebih-lebih kalau sedang main game balapan satu server. Tapi soal nada, tidak dapat dipastikan, karena jarang melihat anggota KPU Kota Padang ini mengalunkan nada, kecuali mengalunkan pertanyaan kepada nara sumber.

Kalau Abdullah Khusairi, wah! Sulit dikatakan bisa bernyanyi secara merdu. Berpuisi saja sumbang, apalagi bernyanyi. Ia mungkin bisa belagu—maksudnya, berlagak saja! Kalau Heru Dahnur? Bergitar bisa jadi bisa, alasannya dia anak alam. Aktif di Mapala. Cuma, tidak tahu bagaimana ia memungkinkan bermain gitar untuk band. Biasanya anak Mapala, bukan main gitar listrik. Selain itu, ia dikenal seorang wartawan. Sekali lagi, bukan dalam hal bergitar.


Terakhir, Bang Pedo. Susah juga, apalagi kalau dia bermain melodi metal. Karena melodi hidupnya, benar-benar tertumpah ke lapangan. Akhir-akhir ini makin sibuk pegang halaman Telusur Metro. Saban hari, berita kriminalitas metro ada di dalam saku pria satu ini. Jadi, kalo diajak ngeband, waktunya terlalu sempat agaknya. Bukankah begitu?


Demikianlah kawan! Jangan berharap formasi ini jadi anak band. Kebetulan saja gayanya seperti formasi band ngetop. Dijepret waktu jalan-jalan ke Danau Maninjau suatu hari di hari libur. Danau Maninjau —kabarnya dipenuhi ikan-ikan mati akibat naiknya asam belerang— tempat liburan yang asyik. Setiap ada tanggal merah, cita-cita pertama yang diusulkan adalah Danau Maninjau. Salah satu hotel favorit, selain bungalow-bungalow, adalah Hotel Maninjau Indah. Milik Rajo Bintang. Apa yang paling menarik di sini? Malamnya bisa main Kim. Sebuah game bercampur musik membuat kepala dan seluruh badan diajak bergoyang.


Catatan terakhir, sebelum diakhiri, jangan berharap formasi ini jadi band beneran. Bisa kacau blantika musik Indonesia. Jika masih memaksa, silahkan beri nama, setelah itu baru dipaksakan pula mereka berkarya. Nah, biarlah kacau blantika musik Indonesia. Atau setidaknya, band ini bisa jual lagu untuk nada sambung pribadi saja. Nada yang sambung menyambung, benar-benar sangat pribadi. Begitu maksudnya. Oke, terima kasih untuk santai sejenak membacanya. Hik! [abdullah khusairi]

Comments

  1. ha... h.. ha... ha... lucu banget...
    kalau formasi band ini muncul ke blantika musik Indoensia bisa kacau nihhhhh...
    yang jelas:
    1, Bakalan gak ada fansnya. Pasalnya, personilnya udah pada tuir-turi semuanya he..he..
    (kalah saingan ama Pasha ungu apalagi ama Ariel Peterpan)

    2. Bakalan gak ada yang beli albumnya (paling-paling awak Posmetro aja yang beli) itupun yang penasaran dengan isi lagunya...)

    3. Kalo ada konser, diyakini bakal gak ada yang datang..

    ReplyDelete
  2. oia ada yang kelupaan untuk nama grup band (jika Pak Zaili ) ngizinin.. baiknya bukan Metro Band deh, tapi gimana kalo Buncit Band...

    ReplyDelete
  3. antah lah yuangggggggggggg.. kekekekekekekek

    ReplyDelete
  4. agiah se namo e **Cegaklah Lai Band**

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

METODE TAFSIR TAHLILI

RESENSI ASMARA DI ATAS HARAM

#DIRUMAHAJA