BULU MATA SUSU

RESENSI-BULUMATA-SUSUMemecah Nalar Kata



Judul : Bulu Mata Susu
Penulis : Ramon Damora
Penerbit: Yayasan Sagang, 2008
Cetak : Oktober 2008
Tebal : 74 Halaman


Kata penyair Sitok Srengenge, setiap puisi pada buku ini merupakan kelebatan-kelebatan imaji yang menantang logika kita. Sementara Penyair Hasan Aspahani menyatakan, penulis buku ini memiliki kosa kata yang berlebih dalam kepalanya.
Demikianlah dua penyair menjadi sepasang pengantar dalam buku berisi 48 puisi penyair generasi baru ini.
Memang, membaca puisi demi puisi, kita akan bertemu seorang penyair yang nakal memainkan nalarnya. Melalui alat bernama kata, ia seperti membuat jalinan khayal tak bisa ditangkap dengan tangan.
Menurut bahasa puisi dalam buku ini, penulisnya memiliki tabiat jantan dalam menulis! Namun bisa lebih aduhai dari seorang perawan dalam menari. Cengeng juga kadang-kadang. Lihatlah beberapa puisinya, ia ingin mencuri sedikit dari Chairil Anwar. Ada ambisi yang mendobrak, lalu ditingkahi tangis yang mengemis.
Sebagai catatan, penulis satu ini sepertinya hendak melompak pagar dari rumpun melayu yang memiliki khazanah penulisan konvensional. Ia bisa, tapi ia kadang-kadang kembali memainkan kata-kata aduhai. Sayang-sayang dibuang sayang, jinak-jinak merpati. Begitulah puisi pada buku ini lahir memainkan nalar. [abdullah khusairi]

Comments

Popular posts from this blog

METODE TAFSIR TAHLILI

RESENSI ASMARA DI ATAS HARAM

#DIRUMAHAJA