Membangun Pola
Pendidikan Agamis
Judul : Manajemen Pendidikan Islam
Penulis : Prof Dr Mujamil Qomar
Penerbit: Erlangga
Cetak : 2008
Tebal : 318 Halaman
Islamisasi ilmu pengetahuan menjadi perdebatan panjang di dunia akademik. Antara setuju dan tidak setuju, beragam alasan yang tampak makin memperumit jalan keluar dari persoalan, perlu atau tidak islamisasi dilakukan. Kadang memang terasa latah dan garing, memposisikan ilmu pengetahuan berada pada "keistimewaan" dari pada agama. Sementara, pada sisi lain, sebagai agama yang sesuai dengan semangat semua zaman, agama Islam seperti terpaksakan untuk "menyesuaikan".
Manajemen Pendidikan Islam, adalah salah satu dari beberapa ilmu pengetahuan yang memadukan karakter pendidikan agama Islam dengan ilmu manajemen, yang jelas-jelas lahir dari Barat. Namun demikian, Timur-Barat memang tidaklah tepat untuk diperdebatkan. Islamisasi juga kadang tidak begitu juga tepat. Hanya saja, pertanyaan yang sering kali muncul belakangan, apakah ada dan bisa paduan kedua kutub itu untuk menjadi alat pendidikan efektif? Apakah mungkin manajemen profesional bisa diterapkan dalam pendidikan Islam? Perkembangan dunia pendidikan, tidak dapat tidak, ternyata terapan pola pendidikan barat tetap sudah menyatu dalam pendidikan Keislaman. Perdebatan itu berlalu dijawab oleh waktu. Pola pendidikan tidak bisa dibedakan. Zaman yang menyatukannya.
Maka manajemen pendidikan Islam adalah, sebuah terobosan pemikiran baru dari turunan perkembangan ilmu pengetahuan agama. Para cendikiawan Islam sudah menemukan komponen yang dapat mendefinisikan manajemen pendidikan Islam. Walau terasa dipaksakan, ontologi, epistimologi, aksiologi, sebagai salah syarat ilmu pengetahuan diisi dan terisi penuh.
Buku ini hendak menjawab sistem pendidikan yang menganut paham kekinian. Aktual. Bahwa pendidikan Islam juga aktual dalam sistem. Walau pada material pengajaran tetaplah penggalian terhadap ilmu-ilmu agama.
Manajemen adalah ilmu masa kini. Karena ia membuat bangunan cara berpikir dan bertindak secara organisatoris antara satu elemen dengan elemen lain untuk mencapai tujuan. Secara jujur, pendidikan Islam meminjam hal ini dari penemuan sistem pendidikan yang efektif dari pendidikan Barat.
Penulis buku ini memadukan pendapat dan dasar-dasar agama sebagai bahan kajian untuk mendudukan sistem manajemen pendidikan Islam. Juga memaparkan kendala-kendala yang dihadapi dalam aplikasi. Di sinilah kelemahan yang selalu muncul, karena ilmu "pinjaman". Ia tidak sendiri. Atau setidaknya, yang dimiliki oleh lingkungan cendikiawan Islam sudah dipandang tidak relevan. Padahal, sistem pendidikan tersebut telah pula melahirkan banyak hasil. Walau terasa tidak efektif lagi untuk masa saat ini. Misalnya, pola menghafal di pondok pesantren. Sering sekali siswa diperintahkan menghafal, walau tidak tahu manfaat apa yang dihafal. Setelah hafal baru diberi keterangan. Hal ini memperlambat pemahaman. Tidak praktis. Tetapi demikian corak dalam sosiologi pendidikan Islam yang pernah ada.
Buku ini memperkaya wacana yang belum final. Dimana, unsur pendidikan, unsur manajemen, keagamaan, yang dipadu dalam satu sistem memang memiliki benturan internal eksternal yang cukup berat. Oleh karenanya, pemikiran-pemikiran dalam buku ini patut menjadi kajian lebih lanjut dan belum final. Karena aplikasinya belum ditemukan. Ia justru lahir dari sebuah ideologi, bukan dari hasil objek akademik. Karena, diakui oleh penulisnya, ia memadukan dasar-dasar agama dengan pendapat para sahabat. Artinya, tidak dimulai dari penelitian "bagaimana adanya" tetapi penulisnya telah membuat sistem "sebaiknya". Inilah membuat buku ini direkomendasikan untuk dibaca oleh kalangan tenaga pendidik Islam. Agar ke depan, menemukan konsep demi konsep yang benar-benar hasil dari aplikasi dan uji coba yang mumpuni. Namun demikian, buku ini harus menjadi dasar yang sudah memulai. Sebagaimana dimulainya psikologi Islam, Komunikasi Islam, dan yang berlabel demikian mendekatkan ideologi keagamaan dengan ilmu-ilmu kekinian. Walau pada dasarnya, di dalam khazanah Islam sebenarnya sudah sangat kaya. []
No comments:
Post a Comment