Jejak Kaki Regu Harimau
ABDULLAH KHUSAIRI
Satu foto seribu kata
Kata adalah kisah
Kisah adalah jejak
Jejak adalah kenangan!
Begitulah, setelah sebuah foto lama dan buram diposting di bilik percakapan mengabarkan seribu kisah di baliknya. Kisah 30 tahun silam. Tahun 1990.
Pada foto itu, anggota Regu Harimau Pondok Pesantren Al-Hidayah Sarolangun sedang berbaris tertib menuju lapangan upacara pada sebuah pagi yang sama serupa pagi ini, dari sebuah tenda yang dibuat serapi mungkin, walau tidak sekeren tenda-tenda "budak kini..."
Begitu buram foto itu, tak lagi kelihatan siapa saja di dalamnya. Hanya yang jelas, ketua regu. Ya, ketua regu itu adalah Dr. Sufyan Ramli, M.Ag. paling kiri. Saya entah dimana, biasanya seingat saya, selalu berada di depan, atau nomor dua, sebab berbadan kecil. Anggota berbadan besar biasanya di belakang. Saya sudah lupa anggota-anggota lain.
Dulu untuk satu kilatan cahaya untuk melukis kenangan, alangkah mahalnya. Tidaklah serupa dengan era sekarang, bisa langsung jadi, bisa dihapus jika tak bagus. Dulu, dengan versi negatif film, harus ditunggu satu minggu untuk cuci cetak. Belum lagi kalau negatif film bermasalah, semua hangus!
Regu Harimau pernah menyabet beberapa kemenangan, bahkan juara umum pada Perjumsami Ponpes Al-Hidayah. Pelengkap juara umum itu adalah satu penampilan panggung hiburan yang begitu menarik perhatian. Kira-kira macam Sule dengan Andre, hari ini. Haha. Adalah Muhammad Alex dan Yakub membuat penonton tertawa berlebihan malam itu. Lucu, kurenah ustadz ditirunya. Ustadz Umar!
Sayangnya, saya cuma kelas satu aktif di kepramukaan. Selebihnya, malas pergi latihan. Beberapa kali ketua regu membujuk, saya diam saja. Malas latihan karena waktu itu hidup susah, emak tak punya banyak uang untuk diminta. Saya mikir, ya sudahlah tidak usah ikut lagi. Walau beriba hati melihat teman-teman aktif.
Dua tahun berikutnya, aktif lagi. Pangkat di bahu, Bantara. Bertemu lagi dengan ketua regu Harimau, di Satuan Karya (Saka) Wana Bakti (Kehutanan). Ini satuan baru, menyusul Saka Bhayangkara (Polri) yang sudah ada sebelumnya. Dua Saka di kecamatan kecil yang dulunya bagian dari Kabupaten Sarko.
Saya tak ketemu ketua regu lagi, hingga musim WhatsAppGroups (WAG) mempertemukan kami dan sahabat lama di pondok tempat kami mengaji, atas prakarsa pengelola alumni, Fachrurrozi As'ad. Kenangan empat tahun di Pondok Pesantren Al-Hidayah kembali datang, ketika diajak bercakap-cakap tentang masa depan lembaga yang pernah menjadi landasan mengejar cita-cita itu. Pondok yang bersejarah, menyejarah. Membuat lautan jilbab, memutih jalan, di sepanjang jalur menuju pondok itu.
Masuk pesantren adalah pilihan, walau ada tawaran mulus bisa masuk SMP karena nilai memenuhi untuk itu. Masuk pesantren adalah trend, keren, walau bagi sebagian orang dianggap dengan, "heh" sedikit nada cemeeh. Itu pesantren yang juga ada adik nenek, Anwar bin Ja'far. Kakak dari kepala MAN, Zaharuddin, yang nantinya saya juga merasakan gemblengannya selama dua tahun. Keduanya, ganas ampun! hiks. Tetapi kami tetap harus nakal. Hahaha. Oh ya, adik kedua kakek ini jadi doktor pula. Dr. Rafi'i Nazari, pernah jadi dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. Soal ini, pernah ditulis juga ditulis beberapa waktu lalu. Cek aja!
Kembali soal Regu Harimau, ini regu yang sangat mencolok pada masanya. Ada semangat, keberanian, optimisme, juga lawak! Padahal, harimau tidak lawak sama sekali, ya. Sepanjang perjalanan hiking, sebelum sampai ke pos, ada saja ulahnya. Di pos, juga macam-macam diuji. Semua lolos, nilai memuaskan. Ketua regu memang sangat menguasai bahan kepramukaan. Walau sempat kena gertak yang membuat tawa tertahan, pada pos terakhir. Ternyata, gertak senior dalam pramuka itu latihan mental yang sangat baik untuk masa depan.
Saya tak tahu banyak cerita ketua regu, juga anggota-anggotanya setelah berpisah menentukan jalan menuju "nasib kesepian masing-masing," serupa ungkapan Chairil Anwar itu. Saya baru tahu kalau ketua regu jadi dosen, satu dua tahun ini. Adapun teman sebaya, sesama anggota regu, selain ingat Alex - Akub, selebihnya tak ingat lagi. Siapa anggota regu yang baca tulisan ini, kumpul di depan tenda ya. Hahaha.
Melihat selembar foto buram penuh kenangan, seperti ada lagu Isabella dari Search, grup musik negeri jiran yang tengah merambah anak muda indonesia pada masa itu. Regu Harimau pernah punya jejak sejarah yang kini menjadi indah dikenang-kenang. Dituliskan jadi sebuah kisah untuk dibaca-baca. Syukur alhamdulillah jadi pengobat rindu, juga dibaca oleh anak cucu. Amin.
Begitulah, tulisan ini mengalir setelah melihat jejak buram harimau, eh regu... []
Luar biasa pak Doktor, semoga menjadi motivasi buat anak cucu....Aamiin
ReplyDelete