Wednesday, March 31, 2010

TAMBILUAK


Misteri Subuh Berdarah


Judul : TAMBILUAK: Tentang PDRI dan Peristiwa Situjuah
Penulis : Fajar Rillah Vesky
Penerbit : YCBIP&LLPC
Cetak : Januari 2010
Tebal : 166 Hal.
Resensiator: Abdullah Khusairi

Dinamika komunikasi kelompok, selalu terjadi realitas, yang dituakan dan yang dimudakan. Ditinggikan dan direndahkan. Bahkan, dalam setiap kelompok orang selalu ada yang disenangi dan ada yang paling dibenci. Inilah dinamika komunikasi kelompok yang kadang jarang disadari.


Pada kasus Tambiluak, sulit dilihat fenomena dinamika komunikasi di atas, namun dapat dilihat ada yang tidak beres dalam tim kerja para pejuang. Ini dimaklumi, karena kekalutan dalam suasana perang.

Setelah diberondong peluru di pagi buta itu, banyaknya pejuang syuhada, membentuk bingkai curiga yang amat tebal kepada sesama anggota pejuang. Tambiluak menjadi sasaran curiga itu.

Tuesday, March 30, 2010

Bertekad Jadikan Malaysia Surga Asia

Mega Fam Malaysia Tourism 2005 (1)
Tekad Pemerintahan Malaysia untuk menjadi negeri melayu itu sebagai surga Asia amatlah tepat. Langkah-langkah yang dimulai cukup mutakhir. Menyiapkan semua infrastruktur dan suprastruktur dengan cepat. Padahal, Malaysia tak jauh beda dengan rumpun melayu lain. Tetapi, merekalah yang lebih dahulu mengambil peran strategis.
Laporan, Abdullah Khusairi---Kuala Lumpur
"Wahai rakyat Malaysia, tingkatkan mutu pelayanan. Kita masih mampu menampung pelancong dari luar negara. Ini kepentingan ekonomi rakyat Malaysia," ujar Minister of Tourism Ministry of Tourism Malaysia, Hon Datuk Dr Leo Michael Toyad, didampingi Chief Minister of Selangor YAB Dato' Seri Dr Haji Mohammad Khir Toyo, di hadapan 2000 undangan yang terdiri dari jurnalis dan agen travel dari berbagai negara dalam pembukaan yang amat meriah di Mutiara Damansara, Kamis (21/7) pukul 21.00 waktu setempat.
Damansara sebuah komplek pusat belanja, perkantoran dan perusahaan yang bertarap internasional.
Dikatakan Datuk Leo, usaha gigih bidang tourism telah menjadikan program penting bagi Malaysia. Sehingga ini menjadi pendapatan nomor dua di negeri itu setelah pajak.
"Tourism sangat mendukung ekonomi Malaysia. Malaysia Mega Familiarisation Programme, bukan sekedar feista. Lebih dari itu, memperkenalkan kepada dunia, Malaysia adalah Surga Asia yang patut dikunjungi," tegasnya.
Malaysia Mega Sale Familiarisation Programme yang digelar 21-24 July 2005, yang menggelar sale discount (berbelah, red) di seluruh negeri. Didukung penuh perusahaan swasta nasional berbagai bidang.
Ini agaknya harus jadi pelajaran penting bagi pemerintah RI. Seperti apa yang dikatakan Deputi Tourism Mirza Mohammad Taiyab kepada koran ini, saat Dinner Reception In Conjunction With Mega Sale Carnival 2005, malam sebelumnya, Malaysia mengutamakan service, keamanan dan kenyamanan.
"Dukungan semua pihak untuk menggalakkan kunjungan ke Malaysia. Alam Indonesia justru lebih bagus, tinggal lagi packeging yang lebih baik dibuat," tuturnya memberi saran.
Pembukaan Mega Sale yang ditandai dengan pesta kembang api tersebut, seperti memberitakan, Malaysia lebih siap dengan segala bentuk tantangan global. Pemerintahan yang telah siap terhadap resiko pasar. Sikap optimis dan positif diberikan kepada rakyatnya.
Ini terlihat dalam feista pembukaan tersebut, penampilan kultur melayu yang masih lekat dan tertanam di tengah masyarakat. Di sisi lain, yang tak heran, kemilau posmodernis ditandai pakaian dan gaya rambut tetap mendapat tempat. Jurnalis dan Agen Travel yang menjadi undangan terus semangat sepanjang malam memberikan "tepukan gemuruh".
Jurnalis dan Agen Travel yang diundang tersebut dari berbagai negara, seperti Indonesia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Filiphina, Jepang, Australia, China, Vietnam, India, dll. Dari berbagai negara tersebut, jurnalis dan agen travel diundang, seperti Indonesia, dipilih Padang, Medan dan Jakarta. Sedangkan Australia, koran lokal yang diikutkan dari Perth, New Zealand dan Melbourn.
Sebagai acara rutin, acara ini tetap menjadi perhatian juga dari masyarakat setempat. Lebih-lebih tampilnya beberapa artis dan model terkenal Malaysia. Begitulah Malaysia mengemas promosi wisata mereka. Indonesia? Entahlah. [Bersambung]

Jika Sakit, Berwisatalah dan Berobatlah ke Malaysia
>>Mega Fam Malaysia Tourism 2005 (2/Habis)<<

Malaysia terus meyakinkan dunia, negeri Melayu ini layak dikunjungi untuk dalam banyak hal. Itulah yang tertangkap, ketika melihat hiruk pikuk kota metropolitan Kuala Lumpur.

Laporan Abdullah Khusairi---Kuala Lumpur

Tak heran, tingkat kunjungan ke negeri ini terus bertambah dari tahun ke tahun. Rakyat Indonesia menduduki urutan ketiga setelah Singapura dan Thailand. Tercatat pada angka 50.000-an rakyat Indonesia sepanjang tahun lalu datang ke negeri Baidawi ini.
Wajar, karena Malaysia menyiapkan banyak hal agar tetap dikunjungi. Mulai dari sarana pendidikan, pusat belanja, taman hiburan sampai kepada rumah sakit.
Seperti akhir-akhir ini, pemerintah kerajaan Malaysia menggalakkan tourism health. Seluruh rumah sakit di negeri penyanyi cantik Siti Nurhaliza ini berkemas, walau sebenarnya sarana yang ada tak jauh beda dengan di Indonesia.
Tetapi, harus diakui, kemasan dalam pelayanan yang prima, Malaysia sudah memilikinya. Koran ini, melalui Malaysia Tourism Board (MTB) Medan, mendapat kesempatan mengunjungi beberapa rumah sakit yang benar-benar memanjakan pasien. Secara umum, seluruh rumah sakit tersebut, lebih layak disebut hotel. Tak ada bau obat, ada kafe, swalayan, dan taman bermain anak-anak. Luar biasa.
Rumah Sakit yang dikunjungi tersebut di antaranya, Ampang Puteri Specialist Jalan Mamanda 9 Taman Dato' Ahmad Razali 68000 Selangor Darul Ehsan, Island Hospital, Loh Guan Lye Specialist Centre dan Pantai Mutiara Hospital, ketiganya berada di Penang.
Group Marketing Manager Roslan Ahmad dan PR Marketing Nor Azri Abu Bakar, dari Ampang Puteri menjelaskan kepada jurnalis dan agen travel dari Medan dan Padang, Ampang Puteri memiliki sarana lengkap dan pelayanan prima.
Apalagi Ampang Puteri merupakan Kelompok Pengobatan Johor (KPJ), yang bernaung beberapa rumah sakit hebat. Ia tersebar di seluruh negeri di Malaysia, seperti di Johor, Perak, Selangor, Pahang, Pulau Pinang, Kedah, Serawak, Negeri Sembilan, Dhaka. Bahkan di Jakarta dan Padang. Afiliasi mereka adalah RS Medika Permata Hijau Jakarta Barat dan RS Selasih Padang Indonesia.
Dengan gedung bertingkat, fasilitas yang mewah, tenaga medis yang handal, biaya yang terjangkau, Ampang Puteri menjadi salah satu tujuan kunjungan berobat bagi warga Indonesia. Bukan saja mereka berkantong tebal, tetapi juga masyarakat biasa.
"Dengan modal Rp5 juta sudah bisa berobat ke sini," ujar Roslan Ahmad menyebut dengan nilai ringgit.
Memang, untuk pengobatan tertentu harus disiapkan kocek sekitar Rp70 juta. Tapi ingat, pelayanan dan kualitas pengobatan dijamin maksimal.
Specialist service di Ampang Putri ini, terkenal dengan operasi jantung coroner, paru-paru, otak dan bedah plastik. Di samping 45 item spesialist service yang dimiliki. Mau tahu? Di sinilah salah satu tempat artis-artis Indonesia mempercantik diri dengan bedah plastik.
Sementara itu, di Penang, Island Hospital yang beralamat di 308 Macalsiter Road 10450 Penang, juga tak kalah menarik. Chief Oxecutive Officer (CEO) Island Hospital, DR Chan Kok Ewe berani mengklaim sebagai rumah sakit termodern saat ini, di Penang.
Dibangun 1996, langsung menggunakan Hospital Information System (HIS). Sebuah administrasi modern yang memenuhi standar internasional. To comfort always, demikian mereka menyebut semangatnya.
"Kepuasan itu lebih penting dan membawa kesehatan tersendiri dalam pengobatan. 20 persen pasien rumah sakit ini berasal dari Indonesia, karena Penang dekat dengan Pulau Sumatera," ungkap Dr Chan.
Medical and Service, demikian motto rumah sakit yang berafiliasi dengan RS Permata Bunda Medan ini.
"Sayangnya, kadang-kadang penyakit yang sudah sangat parah baru dibawa ke sini," kata Dr Chan mengingatkan kebiasaan rekomendasi dokter Indonesia.
Beralih Loh Guan Lye Specialist Centre di 19 Jalan Logan 10400 Penang. Rumah Sakit yang berdiri pada tahun 1975 ini memiliki pakar plastik terkenal. Dengan alat tercanggih, cardio vascular imaging laboratory, hanya butuh empat detik untuk melihat daerah penyakit dalam tubuh. Di rumah sakit ini pula, dirancang "antena" pembantu bagi anak tunarungu. Dipasang secara elektrik dan terapy.
"Membangkitkan harapan bagi anak-anak," begitu Jaspher Loo, Humas Pasien untuk Indonesia menyebutnya.
Tak mahal memang, untuk mencoba merasakan bagaimana kecanggihan Magnetic Resonance Imaging (MRI), kita hanya menyiapkan Rp10 juta saja.
Satu lagi rumah sakit yang cukup bersahabat dengan warga Indonesia. Hanya empat menit dari bandara Pulau Pinang. Hospital Pantai Mutiara. Tak heran, pasien dari Indonesia, khususnya Sumatera mencapai 60 persen. "Kami menyedikan fasilitas di luar pengobatan, seperti transportasi gratis, pelayanan money changer dan mencari penginapan. Untuk general check up di sini cukup murah dan cepat.
Senior Consultan Dato' Dr Godfrey Geh Sim Wah didampingi, Marketing Executive Michelle Albina Baum, menyatakan, jemput antar, discout biaya pengobatan, subsidi biaya akomodasi bagi keluarga pasien rawat inap, voucher 200 ringgi dan pengurusan tiket adalah kewajiban mereka.
Yang jadi catatan koran ini, secara umum rumah sakit-rumah sakit ini memiliki kelengkapan yang luar biasa canggih. Ditambah dengan pelayanan prima.
Satu lagi, memiliki tempat pengobatan anak yang dilengkapi dengan taman bermain, layaknya taman kanak-kanak. Satu pasien, dipastikan satu orang perawat. Rumah sakit yang ideal yang patut dipelajari, tak ada bau obat dan terkesan lebih mewah dari hotel. Pasti, membuat pasien lebih cepat "terobati" setelah mendapat pelayanan dari rumah sakit di Indonesia. (habis)

Monday, March 29, 2010

Iluni dan Takaful Kerja Sama

PADANG --- Pengurus Alumni IAIN Imam Bonjol Padang kerja sama dengan PT. Asuransi Takaful Umum. Kerja sama ini ditandatangani, Senin (30/3) dalam acara Wisuda Sarjana IAIN Imam Bonjol Padang. Selain penandatanganan kerja sama, juga peluncuran website ilun, www.iluni-imambonjol.com.

"Ini bagian dari program kerja pengurus, selain memberi fasilitas asuransi juga sebagai pendataan alumni," ungkap Sekretaris Umum Iluni, Dr.Gusril Kenedi, M.Pd, kemarin.

Perjanjian Kerja Sama akan ditandatangani Drs. H. Irdinansyah Tarmizi sebagai Ketua Iluni IAIN Imam Bonjol Padang dan T. Rizal Fahlevi sebagai Kepala Cabang PT. Asuransi Takaful Umum. Menurut Gusril Kenedi, asuransi ini akan menjadi fasilitas bagi alumni. Selain memegang kartu alumni, sekaligus menjadi pemegang polis asuransi kecelakaan selama lima tahun.

Harga polis yang hanya Rp5.000 per tahun ini, adalah bagian dari sumbangsih alumni dalam kemajuan organisasi dan almamaternya, selain juga fasilitas keamanan diri atas kecelakaan.

"Program Iluni, selalu mengacu pada kepentingan anggota dan almamater serta merajut silaturrahmi antara alumni dan almamater," jelas Gusril.

Tahun pertama kepengurusan Iluni kali ini, memiliki program, pengembangan Website Alumni www.iluni-imambonjol.com dan registrasi anggota, kartu alumni dan asuransi.

Tahun ini, juga akan menerbitkan Buku Saku Khutbah Jumat Satu Tahun dan Ceramah Ramadhan, Tarawih dan Subuh bekerja sama dengan Pemprov Sumbar. "Juga mengirim juru dakwah ke beberapa daerah, khususnya Kepulauan Mentawai," tambah Gusril. [Abdullah Khusairi] SUMBER: www.iluni-imambonjol.com

Sunday, March 28, 2010

Alvon pimpin LBH Pers Padang

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Padang, yang resmi dideklarasikan di Hotel Inna Muara Sabtu (27/03/2010) . Kemudian menetapkan Alvon Kunia Palma Sebagai direktur pertama. Ketua Aliansi Jurnalis Indepen (AJI) Padang Hendra Makmur mengatakan, LBH Pers terbentuk atas kerjasama AJI dengan LBH Padang, serta beberapa advokat di Kota Padang.

Adapun tim penggagasnya yaitu, Hendra Makmur, Erinaldi, Yonda Sisko, Alvon Kurnia Palma, Vino Oktavianus dan Roni Saputra. Kita telah lakukan rapat umum pertama di kantor AJI, untuk pembahasaan Anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART), serta menetapkan Alvon sebagai direktur, ujarnya.

Direktur LBH Pers Padang Alvon Kurnia Palma berharap, dengan adanya LBH Pers ini, akses keadilan bagi jurnalis bisa terbuka lebar, sehingga bisa menikmati kebebasan pers yang benar-benar bebas. Kata mantan direktur LBH Padang dua periode ini, suatu lembaga akan besar bukan karena satu orangnya, tetapi kerjasama dari sebuah tim.

Sejago-jagonya orang mengendarai mobil, jika olinya tak bagus, percuma. Jadi kita berharap dukungan dari berbagai pihak, khususnya teman-teman jurnalis sebagai ujung tombak pers tersebut, ujarnya. Saat ini, LBH Pers memiliki 10 pengacara yang akan siap menyelesaikan kasus-kasus pers tersebut. [Andri El Faruqi/www.ajipadang.org][caption id="attachment_1897" align="alignright" width="300" caption="HENDRAYANA"][/caption]

Saturday, March 27, 2010

Saldi Isra, Pers dan Kita


Kamis (11/2) Saldi Isra akan dikukuhkan jadi Guru Besar Tata Hukum Negara di Fakultas Hukum Universitas Andalas. Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Padang mengambil momen lebih cepat. Menggelar diskusi terbatas seputar Saldi Isra.


Prof. Dr. Saldi Isra, SH, MPA, seorang tokoh muda yang memiliki karier akademik yang cemerlang. Selain itu dikenal penulis aktif dengan pemikiran-pemikiran progresif.


Tulisannya kerap menghiasi koran lokal maupun nasional. Ia juga telah menulis beberapa buku seputar hukum tata negara.


Saya kenal baik dengan Saldi. Awal tahun 2000 hingga tahun 2003 kerap wawancara dengannya seputar hukum tata negara. Ia kritis dan independen. Puncak wawancara dengan Saldi Isra ketika ia terlibat dalam Forum Peduli Sumatera Barat (FPSB). Selain lewat telepon, bertemu muka, juga pernah ke rumahnya untuk sekedar berdiskusi seputar hal-hal aktual.


Terakhir bertemu, di sela-sela kesibukannya meneruskan pendidikan S3, bertemu di Gramedia Padang. Bertemu sejenak setelah jauh sebelumnya pernah duduk bersama di suatu malam untuk bercerita tentang hukum di Jalan M Yamin Padang.


Diskusi soal Saldi Isra, Media, Kampus dan Jurnalis menjadi menarik ketika Syofiardi Bachyul JB (Jakarta Post) dan Nashrian Bahzein (Padang Ekspres) mengungkapkan kekecewaan soal Saldi Isra yang sempat puasa berkomentar. Menurut cerita, Saldi Isra puasa karena tidak mau salah kutip. Juga berkembang, soal tekanan yang terlalu kuat setelah ia terlalu kritis di FPSB.


"Soal salah kutip, ini kelemahan jurnalis. Berbahaya nara sumber," ujar Syofiardi. Ini harus disadari dan diperbaiki.


Syofiardi Bachyul JB adalah Ketua Majelis Etik AJI Padang. Ia mantan Ketua AJI Padang. Menurut pandangannya, Saldi Isra sudah menjadi milik nasional. Komentar tajam. Intelektualitas yang memadai dan berani.


"Tak banyak orang kampus yang siap seperti Saldi," tegas Syofiardi.
Sementara Nashrian Bahzein juga menyatakan kecewa. Karena Saldi sudah jarang mau diwawancarai dan menulis di media lokal. Sudah sibuk di kampus.


Nashrian Bahzein adalah Wakil Pemimpin Redaksi Harian Pagi Padang Ekspres mengakui, masa-masa Saldi Isra sering keluar di koran, ia belum jadi wartawan. Nashrian menyebut nama saya, dimana masa-masa saya jadi reporter memang Saldi Isra sering masuk korannya sekarang.


"Soal salah kutip, soal akurasi, memang sangat rawan," ujar Nashrian.
Lebih dari itu Nashrian menyebutkan soal akademisi yang banyak diam di kampus dan tidak aktual pemikirannya. Ini disayangkan Nashrian.


Sebelum Saldi Isra datang, memang dibicarakan tentang Saldi Isra, Media, Jurnalis dan Kampus. Kampus banyak profesor seperti Saldi yang akan dikukuhkan, tetapi tidak banyak populis karena jauh dari realitas dan begitu asyik dan terlena di kampus. Ini soal pilihan.


Menurut Romi Mardela (Bisnis Indonesia), tergantung profesornya. Mau tidak populis dan ketidakpedulian. Terpisahnya realitas kemasyarakatan dengan para intelektual. Ini juga diungkapkan Nashrian sebelumnya.


Soal Saldi, diharapkan ke depan tidak seperti kebanyakan profesor yang sudah ada. Ini dikatakan oleh Akademisi Hukum dari Fakultas Hukum Unand Charles Simabura, SH.


Pledoi Saldi
Akhirnya Saldi datang. Profesor ini datang dengan diantar oleh seseorang dengan roda dua. Gaya masih seperti dulu. Tersenyum lebar bertemu dengan teman-teman jurnalis di Kantor AJI Padang, Jl. Gandaria I No. 9 C.


"Saya mengakui sejak beberapa tahun silam membatasi diri," ungkapnya.
Begitu diungkapkan Saldi ketika diberikan kesempatan Ketua AJI Padang, Hendra Makmur yang jadi moderator sore ini.


Pria kelahiran Lahir di Paninggahan Kabupaten, 20 Agustus 1968 ini juga menyatakan alasan lain. Agar ada kaderisasi. "Saya juga begitu diperlakukan oleh Prof. Firman Hasan, SH, LLM dan Ilhamdi Taufik SH," ujarnya.


Alasan lain yang membuat para jurnalis, khususnya AJI membuat pekerjaan rumah, soal salah kutip dan frame berpikir media yang hanya mengambil yang penting saja.


"Jadi tidak komprehensif. Sehingga membuat pembaca, pendengar memiliki kesimpulan lain dari apa yang dikomentari," ujar Saldi.


Saldi memang penulis. Ia lebih memilih enjoy menulis dalam menyikapi isu-isu aktual dari pada diwawancarai. "Jadi mohon maaf. Setelah saya bisa meraih gelar, segera dikukuhkan, menerbitkan buku, saya berjanji hari ini mencoba untuk melayani teman-teman wartawan untuk wawancara," jelas ayah tiga putra ini.


Suami dari Leslie Annisaa Taufik (31) ini menyadari sekali, ia tidak saja dibesarkan kampus, tetapi juga media. Media lokal maupun nasional.


"Yang pasti dari teman-teman jurnalis," ungkapnya.


Diskusi ini meninggalkan keresahan tersendiri bagi AJI Padang. Soal salah kutip, kemampuan menangkap esensi wawancara, adalah kepentingan profesi yang harus dipenuhi oleh jurnalis.


Sedangkan soal nara sumber, profesor di kampus, adalah hubungan yang mestilah saling memberikan konstribusi kepada masyarakat. Jika tidak, jurnalis, akademisi di kampus, tidak memiliki peran yang diharapkan.


Soal bang Saldi. Tiada lain yang mesti dikatakan, Selamat! Selamat Bang Saldi. Salut! Aku ingin menyusul! [] Abdullah Khusairi, MA

Friday, March 26, 2010

Multi Media Ilmu Masa Depan

PADANG --- Ketika dunia masuk abad digital, ilmu masa depan yang menjanjikan adalah multi media. Pemikir dan pekerja masa depan dituntut untuk menguasainya. Jika tidak, ia akan ketinggalan.

"Generasi muda Islam harus menguasai multi media agar tidak ketinggalan zaman," ungkap Dekan Kulliyah Fakulti Multi Media Kolej Universiti Insaniah, Alor Star, Kedah Darul Aman Malaysia, Encik Uzaini bin Amir di Padang, Kamis (18/3).

Menguasai multi media, mulai dari konten hingga teknologinya akan membuat generasi muda Islam akan bisa menjadi bagian dari percaturan profesional dunia.

"Salah satu media yang patut dicermati adalah dunia maya atau online. Perkembangannya melintasi teoritorial negara dan agama. Media satu ini hampir tak ada kontrol atau kendali. Tak ada pula morality di situ. Siapa saja boleh nak buat apa saja," jelas Encik.

Seminar dan Kerja Sama
Encik Uzaini juga menyatakan, televisi lokal dan koran lokal akan tetap mengalami perkembangan pesat. "Masih banyak yang belum profesional, dan minimnya tenaga kerja yang benar-benar ahli. Ini harus dijawab oleh university," paparnya.

Encik Uzaini bersama rombongan dari University Insaniyah Kedah Malaysia ini melawat ke Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol Padang dalam rangka menjalin kerja sama dan seminar sehari seputar multi media. Seminar digelar di Fakultas Dakwah, kemarin, dihadiri seluruh civitas akademika Fakultas Dakwah.

Dekan Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol Padang, Drs. Abdurrahman, MA menyatakan, kerja sama dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia di bidang multimedai bagi kedua belah pihak.

"Bentuknya program pertukaran mahasiswa dan tenaga pengajar. Ini kemajuan yang harus dilakukan, mengingat perkembangan multi media sudah hitungan detik. Fakultas Dakwah punya kepentingan untuk itu," jelas Abdurrahman.

Fakultas Dakwah kini memiliki jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Bimbingan Konseling Islam (BKI), Pemberdayaan Masyarakat Islam (PMI), Manajemen Dakwah Islam (MDI) dan Prodi Jurnalistik dan Humas (JH).

"Semuanya itu berkaitan erat dengan kerja multimedia. Abad digitalitas menghukum setiap kurikulum untuk menyesuaikan zamannya," tutur Abddurrahman.

Penjajakan kerja sama ini dalam jangka panjang akan membentuk labor edukasi televisi, online dan percetakan. "Selain itu tetap juga dimasukkan dalam bidang pengabdian masyarakat dan penelitian. Sebagai tridharma perguruan tinggi yang kita miliki," tutur Abddurrahman. []

Bekali Institusi Pendidikan dengan Teknologi Mutakhir

Singapore Education FAM Itinerary For Indonesian Media
Pendidikan Singapura batu loncatan untuk masa depan yang lebih cerah. Singapura menawarkan penggabungan pelayanan pendidikan secara khusus dan bervariasi di lingkungan internasional dan di lingkungan yang nyaman.
LAPORAN---ABDULLAH KHUSAIRI---SINGAPURA
PENDIDIKAN di singapura menawarkan kurikulum global dan aktual untuk membekali para siswa dengan kualifikasi dan pelatihan terkait yang menyiapkan batu loncatan untuk masa depan yang lebih baik.
"Di singapura, pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting yang membantu kaum muda untuk menyadari potensi yang mereka miliki. Kami menawarkan pendidikan dasar yang terkait dengan kebutuhan pada setiap generasi. Membekali institusi pendidikan kami dengan teknologi dan perlengkapan pendidikan yang mutakhir dan terbaik," ungkap Manager Student Services Departement Susan Leen Foong Leng di ruang pertemuan Singapore Education Services Center (SECS) di 1 Orchard Road # 01-01 Singapura, Senin (24/5).
Didampingi Manajer Basic Education & Higher Learning Department Education Service Division Singapura Toursm Board (STB), Selene NG Lin Ying dan Guide (STB) Fern Wong Siu Huang koran ini bersama delapan jurnalis lain dari Indonesia diundang melihat dari dekat pola pembangunan sistem pendidikan yang dilakukan Singapura.
SECS merupakan lembaga pelayanan pendidikan bagi masyarakat internasional yang ingin melaksanakan pendidikan di Singapore. Secara detail lembaga ini akan siap membantu agar pelajar luar Singapura menguasai sistem pendidikan, kehidupan dan juga biaya hidup di Singapura, hingga persoalan lain yang ditemukan.
"Kami juga percaya bahwa belajar bersifat kekal, maka kami menawarkan tempat pelatihan yang terdiri dari banyak program pengayaan dan pelatihan bagi para eksekutif, professional dan ibu rumah tangga. Pada dasarnya siapapun akan menentukan nilai atas pembekalan pada diri sendiri untuk meraih cita-cita mereka," tambah Susan Leen Foong.
Banyak yang telah memilih untuk datang ke singapura untuk melakukan pendidikan mereka karena yakin Singapura menyediakan lingkungan yang ideal untuk hal tersebut.
Seorang siswa internasional di Singapura menghabiskan paling tidak sekitar S$750-S$2,000---Rp4.500.000-Rp12.000.000, jika nilai rupiah Rp6000/S$1---perbulan untuk biaya hidup. Jumlah ini tentu saja bervariasi tergantung pada gaya hidup individual dan tempat pelatihan anda. Dengan rincian, S$200 - S$1,500 untuk penyewaan yang bervariasi dengan lingkungan geografis, jenis akomodasi, permintaan, fasilitas yang disediakan dan jumlah orang.
Biaya makan sehari-hari, S$300 - S$450 (berdasarkan S$10 - S$15, 3 kali sehari) dan Biaya lain-lain S$50 - S$80. Sekedar catatan, ini tidak untuk asrama sekolah, sekolah asrama biasanya menyediakan makanan 2 kali sehari. Tidak termasuk kedalam harga kamar, ruangan tinggal yang secara normal menawarkan makanan dengan harga tambahan.
Informasi seperti ini sangat detail dimiliki SECS sebagai lembaga inisiatif yang didirikan oleh Pemerintah Singapura di tahun 2003 untuk mengembangkan Singapura sebagai pusat pendidikan utama, juga membantu siswa internasional mengambil keputusan dalam belajar di Singapura. Inisiatif ini dipimpin oleh Singapore Economic Development Board dan didukung oleh Singapore Tourism Board, SPRING Singapore, International Enterprise Singapore dan Departemen Pendidikan. Lembaga ini dibuka 27 Oktober 2005.
Sebagai lembaga pendukung Singapore Education, STB menjalankan berbagai aktivitas promosi, yang termasuk Organisasi Pameran Pendidikan, Konseling pendidikan, Pelatihan bagi konselor pendidikan, Publisitas dan promosi.
Selain ke SECS, rombongan jurnalis Indonesia juga diperkenalkan ke National Library di 100 Victoria Street #14-01 Singapore 188064, Singapore Polytechnic di 500 Dover Road dan Singapore Institute of Management (SIM) di 461 Clementi Road.
Dua lembaga pendidikan dan satu pustaka merupakan representasi lembaga pendidikan yang cukup canggih dan terukur. Selain dengan teknologi canggih juga memiliki komitmen untuk pelayanan terhadap konsumen.
Tidak itu saja, STB dan SECS juga memberikan keterangan rinci terhadap tempat-tempat yang memungkinkan untuk pelajar mendapatkan rumah (flat). Beberapa condominium seperti di Rio Vista Condo menyiapkan orang tua pendamping untuk pelajar dari luar Singapur.
Di National Library, gedung baru yang dibuka 12 November 2005 merupakan pustaka yang menyiapkan literatur terlengkap. Sistem pelayanan digital dengan ruang yang nyaman, 16 Tingkat, 3 tingkat ke dalam tanah.
"Buku-buku penulis Indonesia juga ada di sini," ungkap Reference Librarian, Juffri bin Supaat didampingi Senior Manager Singapore & Southeast Asia Collection, Noryati Abdul Samad dan Senior Executive Corporate Communications, Patricia Tay.
Kunjungan koran ini di setiap tingkat, buku dipinjam dengan kartu anggota pustaka. Buku-buku diberi chip yang tidak bisa dibawa keluar begitu saja. Seperti barang supermarket dan sirkulasinya tidak memakan waktu dan tidak dilayani oleh tenaga kerja. Pengembalian pun dilakukan di tempat-tempat umum yang menyediakan kotak pengembalian buku. Canggih dan efisien.
Buku, majalah, jurnal disiapkan dari segala umur secara total dengan jumlah buku 630.000. Pada tingkat 9, ruangan ini menyiapkan buku bahasa ibu di Singapura, seperti bahasa Melayu, Mandarin dan Tamil. "Konsepnya adalah kemesraan alam dan membuka semua diskusi keilmuan di lantai teratas," tambah Juffri. Gedung pustaka yang menghabiskan S$203.000.000 ini dikunjungi oleh insan ilmu lebih kurang satu juta orang.
Sementara itu di Singapore Polytechnic, koran ini disambut Student Development Officer, Michelle Neo. Ia mengungkapkan seputar Singapore Polytechnic kampus sangat representatif sebagai tempat belajar. Jurusan favorit selama ini, elektro dan Kelautan. Beberapa kursus juga diminati. Kalau kuliah di sini, rekomendasi untuk bekerja di Singapur cukup besar. Di sini disiapkan 1400 staf pengajar. Saat ini jumlah pelajar tak kurang dari 13.000 orang. 10 persen adalah mahasiswa luar Singapura termasuk Indonesia. Polytechnic adalah perguruan tinggi milik pemerintah yang tertua dan sangat ternama.
Sedangkan di Singapore Institute of Management (SIM), sebuah institut terkemuka swasta di Singapura, koran ini disambut Director Corporate Communications, Kennet Tan, Officer Media Corporate Image, Tan Wendy, Executive Events & Community Relations, Lavina Chua dan Manager Media and Corporate Image Yvonne Low.
Kennet Tan memaparkan kesiapan SIM menerima pelajar indonesia. "Sekarang sudah banyak pelajar Indonesia yang belajar di sini," ungkap Kennet.
Sistem belajar dan ujian yang menggunakan technologi sangat membantu pelajar akan cepat mengerti. Keramahan tenaga pelajar dan lingkungan belajar yang didukung sarana lengkap membuat pelajar tidak mau pulang cepat.
Hal ini diakui oleh pelajar dari Indonesia, Sandri, Jassica (Medan), Leonardo (Bandung), Claudia (Batam) dan Alpin (Jakarta). Lingkungan belajar SIM yang efektif dan kerja sama dengan universitas terkemuka di dunia seperti University of London, The George Washington University, The State University of New York at Buffalo, The University of Sydney, The University of Melbourne. Satu semester hanya tiga mata kuliah dan satu semester hanya tiga bulan. "Pemeriksaan ujian secara elektronik sehingga sangat objektif, kalau tidak lulus ya karena kita sendiri, begitu juga kalau sukses. Dosen hanya membimbing saja," ungkap Claudia.
Dengan 50 lebih program akademik mulai dari diploma, sarjana hingga kursus kemahiran sampai program magister SIM cukup layak tempat tujuan belajar di Singapore.
Satu catatan untuk sekolah dan kuliah di Singapore, disiplin, mandiri sangat perlu agar bisa menyamakan posisi dengan pelajar lokal. Soal mendaftar maupun mencari tempat tinggal, semuanya diatur secara online.
Sedangkan fasilitas belajar dan fasilitas hidup semuanya tergantung uang yang disiapkan, semuanya tersedia. ***
Publicing in Harian Pagi Padang Ekspres, Minggu (30/4)

Uniquely Singapura
Tawarkan Kebanggaan dan Kelangkaan

Singapura. Kemajuan dan percepatan pembangunan terus menggeliat menapaki zaman lebih dahulu dari negara lain. Pemerintah dan masyarakatnya telah memikir dan berbuat apa yang belum tersentuh oleh yang lain. Maka perubahan begitu cepatnya di negara kecil ini.

LAPORAN---ABDULLAH KHUSAIRI---SINGAPURA
Koran ini bersama delapan jurnalis dari Indonesia, diundang untuk melakukan perjalanan jurnalistik yang bertajuk, Singapure Education FAM Itinerary For Indonesian Media, digelar 22 – 25 April 2006.
Media yang mendapat kesempatan kali ini selain Harian Pagi Padang Ekspres, Seputar Indonesia (Chaerunnisa), Pikiran Rakyat (Anwar Effendi), Kedaulatan Rakyat (Ronny Sugiantoro), Suara Merdeka (Sugiarto), Jawa Pos (Ratih Pramita Aisyah), Sumatra Ekspres (Santi Virgianti), Jambi Independen (Kristian Edi Candra) dan Riau Pos (Henny Elyati).
Selain menggelar mengunjungi lembaga pendidikan terkemuka milik Singapura, jurnalistik dari Indonesia juga mendapat kesempatan ke beberapa tempat wisata. Seperti Sentosa Island, sebuah pulau yang "disulap" menjadi tempat libur yang nyaman dengan fasilitas terlengkap. Secara umum tak ada yang baru memang, tetapi pembenahan terus dilakukan setiap waktu di pulau seluas 400 ha tersebut.
Jika di Indonesia masih bisa menonton film dengan garapan 3 Dimensi, Sentosa Island menawarkan 4 Dimensi. Selain teknologi 3 Dimensi seperti yang ada di Indonesia, Singapura telah menambahkan pada dimensi ruang penonton yang tidak hanya diberi kaca mata mata khusus, tetapi juga kursi yang bergoyang seketika, air dan angin yang berhembus seperti kenyataan sesungguhnya. Stop, jangan coba-coba bagi ibu hamil, jantungan, atau punya gangguan pada penyakit lain. Karena kejutan dalam film cukup membuat kita berdebar, seterusnya tertawa.
Film yang diputar tidaklah lama, hanya 15 menit. Tetapi dimensi yang digarapnya sangat menarik. Dari serangga yang mengencingi penonton hingga merasa jatuh sebenarnya dari sebuah kapal dalam film tersebut. Siap dan siagalah untuk tidak terkejut kena bom yang "seakan-akan" ada di depan mata.
Setelah menonton film tersebut kita diajak untuk mengunjungi Images of Singapore, sebuah gedung peninggalan Inggris yang disulap pula menjadi "gudang" sejarah masyarakat Singapore. Juga terdapat foto tua yang bisa hidup setelah diolah dengan komputer. Foto ini terdiri dari etnis, China, Inggris, Melayu dan India yang sepakat menyatakan perbedaan yang dibina akan membuat kemajuan. Menakjubkan.
Ke pulau ini sangatlah tidak sulit. Karena di Singapura semua hotel menyediakan peta yang bisa dibawa oleh pelancong. Ke Sentosa bisa naik Mono Rel Train (MRT) dari beberapa terminal yang tak jauh dari pusat kota. Hanya beberapa menit akan sampai dan kita akan melihat dari dekat pelabuhan di Singapura. Menurut Guide (STB) Fern Wong Siu Huang, pelabuhan adalah pemasukan devisa terbesar Singapura. Ada enam pelabuhan yang bisa melayani 800 kapal perhari.
Di Sentosa, layaknya sebuah pulau tempat rekreasi terdiri dari banyak tempat hiburan. Salah satunya Luge, seperti go kart tapi tanpa mesin yang menuruni bukit puluhan meter berkelok-kelok. Sedangkan untuk naik kembali menggunakan chairlift, yang bisa melihat dengan jelas pemandangan sekitar pulau Sentosa. Chairlift, seperti sky way tetap terbuka dan hanya sebuah bangku panjang yang digantungkan kabel, diber pengaman. Gamang tetapi asyik. Dari atas Chairlif ini, pemandangan yang cukup jelas bisa dinikmati.
Sebelum itu, cobalah menaiki Sky Tower setinggi 131 meter dari permukaan laut. Pemandang lebih menakjubkan. Indah di waktu siang, bak permata di waktu malam. Dari Sky Tower seluruh pulau Sentosa bisa dilihat. Beginilah teknologi diciptakan untuk menyuguhkan view menarik untuk pariwisata. Sementara di Ranahminang, view itu sudah ada. Beberapa tempat di Sumbar justru memiliki panorama natural yang tiada taranya.
Selain pemandangan dari atas, Pulau Sentosa juga menyuguh dunia bawah laut. Sebuah dunia yang kaya dengan spesies. Underwater World milik Sentosa Island memiliki lebih dari 2500 spesies ikan 250 dari itu adalah spesies langka. Pelancong akan dapat penjelasan detail seputar dunia bawah laut yang dimiliki Sentosa Island.
Belanja & Pendidikan
Singapura bukanlah melulu kota bisnis dunia. Ia juga memiliki tempat untuk belanja barang-barang khas Singapura. Apa khas Singapura? "Singapura dihuni oleh etnis Melayu, China, Inggris dan India. Keempat etnis ini hidup berdampingan dan menghormati perbedaan. Pendiri negara ini menyatakan agar menghormati perbedaan budaya. Nah, budaya empat etnis inilah yang dimiliki," tutur Fern.
Koran ini diajak untuk menikmati suasana belanja di India. Namanya Little India. Sepertinya India dipindahkan ke sini. Karenanya apa yang kita inginkan tentang India ada di sini. Dari pakaian hingga asesoris budaya.
Setelah itu, yang tak asing lagi bagi mereka yang ke Singapura. Naik Boat menelusuri sungai dan mendekati Merlion---lambang negara berkepala Singa dan berbadan ikan. Singa melambangkan kekuatan dan ambisi, ikan melambangkan kedamaian. Setengah jam mengelilingi dan mengikuti sungai yang membelah Singapura dengan Pulau Sentosa, kita seakan-akan ada di Mahattan. Hal yang tidak berlebihan, karena dari sungai ini kita melihat gedung bertingkat dan metropolitan yang selalu sibuk, tidak pernah tidur.
Setelah itu, berbelanja ke Chinatown, Toa Payoh. Tempat masyarakat Singapura berbelanja murah meriah dan selalu ramai dikunjungi turis dari seluruh dunia. Kalau sudah tak kuat perut menahan lapar, jangan khawatir kalau tidak ada nasi padang. Nyaris tempat atau deretan restoran ada selalu Nasi Padang. Jangan segan berbahasa minang atau setidaknya berbahasa Indonesia, mereka akan menyapa dengan ramah.
Singapura selain transportasi laut, darat, juga ada di bawah tanah, yaitu Mono Rel Train (MRT). Jalur kereta ini membelah Singapura menjadi empat, satu dengan yang lainnya berhubungan pada pusat atau terminal. Kalau dari Toa Payoh ke Bugis, sebuah tempat belanja juga, kita bisa naik MRT selama 15 menit dan dengan peta di tangan kita bisa turun di salah satu terminal dan naik MRT arah ke Bugis. Menikmati MRT agaknya perlu dipelajari, karena ia dilayani secara teknologi. Menukar koin lebih dahulu, seterusnya memasukkannya tempat kartu MRT. Sejenak setelah itu, kita diberi waktu menekan pilihan tujuan kepergiaan. Harga langsung tercatat dan keluarlah kartu masuk yang bisa digunakan untuk masuk ke terminal dan MRT.
Di Singapura, jenis unggas dilindungi bisa bermain dengan kita di tangah kota. Seperti burung jalak, burung gagak, murai batu, bisa dilihat sewaktu-waktu. Bahkan bisa bermain di depan hotel. Hal yang berbeda di Indonesia, unggas seperti burung jalak dan murai batu, sangat diburu untuk dimiliki.
Objek wisata yang juga memiliki kesan natural lengkap flora dan fauna adalah Eksplore Nigh Safari. Beragam spesies dari yang ganas hingga yang langka di sini. Sama dengan taman safari di Indonesia, hanya saja kesan natural dan pelayanan cukup prima. Kita dibawa dengan kereta di tengah hutan yang seakan-akan mengerikan. Tentu saja, bagi mereka yang hidup di perkotaan merindukan hal seperti ini. Hewan di kiri dan kanan jalan yang kita kelilingi selama setengah jam amat banyak. Seperti si Raja Hutan, Singau, Harimau, Gajah, Beruang, kancil, rusa dan masih banyak lagi. Mereka dekat sekali dengan kita, tapi jangan coba-coba memberi makanan kepada mereka.
Satu catatan penting sebelum melancong ke Singapura, dana tak perlu banyak tapi ukur kemungkinan "demam" belanja. Setelah itu jangan lupa memilih hotel. Ada banyak pilihan-pilihan hotel, dari yang termurah sampai yang paling mahal. Biasanya Singapura Toursm Board (STB) memiliki data dan siap memberikan secara cuma-cuma.
Hotel paling strategis di sekitar Orchad Road, walau masuk kalangan hotel berbintang, mereka dekat dengan semua jurusan transportasi yang akan dituju. Salah satu hotel yang representatif adalah Orchad Hotel, gaya eropa pelayanan asia dan jenis makanan yang disiapkan di event tertentu cukup memikat. ***
Publishing in Harian Pagi Padang Ekspres, Minggu (07/05/2005)

Thursday, March 25, 2010

Hati-Hati dengan Hati

Soal Hati dari Ibu Nani


Minggu. Akhir Januari 2010. Tiba-tiba tergelitik untuk menulis soal hati. Setelah membaca tulisan Nani Wijaya, tiba-tiba ingat seluruh buku Dahlan Iskan. Lagi-lagi soal hati.

Abdullah Khusairi - Pemerhati Hati


Saya langsung mengirim pesan pendek (sandek) kepada Ibu Nani Wijaya (NW). 

"Saya punya buku Ganti Hati (DI). Telah lama saya lumat bersama buku-bukunya yang lain. Saya tukang resensi dan pencinta buku. Membaca tulisan ibu NW di boks Minggu Padek, saya jadi termotivasi belajar kedokteran. Pendidikan yang mahal secara formal. Soal budaya dan Islam, soal "iza a ajaluhum" secara filsafat Islam, saya setuju. Cuma sepertinya, hati secara jiwa sesekali juga mesti dibahas. Sebab negeri ini juga dihuni orang tak punya hati. Ini sebuah persepsi saja."

Pokmas Tak Mau Terbelit Birokrasi

PARIAMAN--- Kelompok masyarakat (Pokmas) masih banyak yang belum mengerti prosedur dan lika-liku aturan dalam pencairan dana Pilot Project rehab rekon tahap I. Banyak pertanyaan yang muncul, bantuan dari pemerintah terus berbelit birokrasi.

Hal ini mengemuka dalam Rapat Koordinasi, Sosialisasi dan Pembekalan kepada Tim Pendukng Masyarakat (TPM), Fasilitator dan Pokmas Kabupaten Padangpariaman dalam rangka pelaksanaan rehab rekon sektor perumahan, di Studen Center STIT Syekh Burhanuddin, Padang Pariaman, Kamis (18/3).

Hadir memberikan sosialisasi Kabid Perumahan sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Ir. Fachruddin Msi, Bagian Keuangan Refdiamon, perwakilan dari Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Tim Pendukung Teknis (TPT) Rehab Rekon PNPB.

"Fasilitator akan memberi jalan bagi Pokmas. Jadi, semua masalah di lapangan, diharapkan selesai dengan musyawarah di tingkat Tim Pendamping Masyarakat (TPM)," ungkap Fachruddin.

Masalah yang muncul di antaranya, pembentukan rekening gratis tetapi Bank Nagari di Padangpariaman cuma satu tempat. Pihak Bank Nagari akhirnya bersedia turun ke kecamatan. Masalah lain, soal IMB dan kepemilikan tanah kaum, harga semen yang bakal melonjak di pasaran dan tukang yang akan menaikkan tarif.

"Soal semen, kita bisa menyalurkan aspirasinya ke Semen Padang agar menjaga stok di pasaran," ujar Fachruddin berjanji.

Pertemuan dihadiri TPM, Fasilitator, Wali Nagari tersebut juga dilaksanakan pembentukan rekening secara simbolis dan pemasangan kokarde untuk para TPM. Di Padangpariaman terdapat 145 fasilitator yang akan membantu daerah yang telah ditunjuk sebagai pilot project tahap I. []

335 Fasilitator Rehab Rekon Dilepas

PADANG --- Sebanyak 335 fasilitator dilepas ke enam kabupaten dan kota untuk mendampingi kelompok masyarakat (Pokmas) korban gempa. Mereka akan menangani kebutuhan rehab rekon pasca gempa 30 September 2009.

"Perlu kerja keras, komitmen. Jadikan ini sebagai pengalaman berharga sebagai pengabdian," ujar Koordinator Tim Pendukung Teknis (TPT) Rehab Rekon Sumbar, Dr.Ir.Sugimin Pranoto, M.Eng ketika melepas 335 fasilitator di Pangeran Beach Hotel, Kamis (4/3).

"Ajak masyarakat bekerja sama. Jangan kecewakan mereka. Kecewa sekali, berarti sukses makin menjauh," ujar Sugimin.

Secara simbolis, Sugimin memasang rompi untuk fasilitator utusan dari enam kota kabupaten.

"Apa yang akan dilakukan oleh fasilitator ini, sudah saya lakukan puluhan tahun silam. Hari ini saya masih merasakan manfaatnya. Jadikan ladang amal," begitu pesan Sugimin.

Fasilitator akan ditempatkan di Kota Pariaman sebanyak 19 orang, Kabupaten Padangpariaman 145 orang, Kabupaten Agam 29 Orang, Kota Padang 89 orang, Kabupaten Pasaman Barat 12 orang, Kabupaten Pesisir Selatan 7 orang, Kabupaten Solok 6 orang. Mereka terdiri dari fasilitator teknis, 159 orang, dan 176 fasilitator sosial. Satu Pokmas (20-25 KK Korban Gempa), akan didampingi dua fasilitator, satu teknis dan satu sosial.

Selain melepas secara simbolis, fasilitator juga melaksanakan kegiatan pelatihan hal-hal teknis. Sesuai skedul, sosialisasi dan koordinasi terus dilanjutkan.

Fasilitator mendapat materi dari Kabid Perumahan Tarkim Dinas Prasarana Jalan, Ir. Fachruddin MSC, selaku Kuasa Penggunaan Anggaran (KPA) Rehab Rekon Sumbar Pasca Gempa. Selain itu, dari Japan Internasional Coorperation Agency (JICA), Purnomo Dwi Ariyanto. [] relis rehab rekon pasca gempa sumbar