Friday, November 28, 2008

BERITA-JURNALISME

Komitmen dan Peran Pers Mahasiwa



SUARA-KAMPUSOleh Abdullah Khusairi, MA
Pemimpin Redaksi
www.padang-today.com
Padang Ekspres Groups

Sebuah komitmen dibangun oleh semangat dan ideologi. Ia akan hidup dan tumbuh dalam sanubari individu-individu yang tersentuh oleh ideologi tersebut. Mereka akan bertahan, bergerak maju dan terus menghidupi sebuah harapan bernama masa depan.



Lalu apa komitmen pers mahasiswa?

Dalam Pendidikan dan Pelatihan Jurnalistik Mahasiswa Tingkat Lanjut (DJML) 1998 di Gedung Pustaka Lantai VIII Kampus Universitas Lampung (Unila), pernah diungkapkan oleh aktivis pers mahasiswa agar ada Persatuan Aktivis Pers mahasiswa Nasional. Beragam nama dikemukakan, tetapi setelah itu tak tahu lagi nasibnya.

Semangat kemahasiswaan adalah gelora muda yang sedang mengelopak. Ia mesti dibiarkan berkembang sejauh mana kelopak itu melebarkan dirinya.


PERSMerujuk hal demikian, komitmen pers kampus agaknya adalah darah segar, darah baru bagi mereka yang memang memiliki bakat dan minat untuk menjadi "orang media."


Media hari ini, belum diisi semua oleh kalangan pers kampus. Ada banyak sarjana yang "tersesat" ke media. Alasan klise, tak ada pekerjaan lain. Oleh karenanya, apa pun status kejuruan akademiknya, bisa saja ia diterima oleh lembaga pers, asalnya mau belajar jurnalistik.


Persoalannya adalah, bagaimana dengan teman-teman pers kampus. Dapatkah berbagi ruang dengan sarjana yang tidak pernah aktif di pers kampus tetapi mau bekerja di media? Pulang maklum kepada individu-individu yang ada di dalamnya pada hari ini.


PERS MAHASISWATetapi alangkah idealnya, mereka yang pernah mengasah bakat dan minatnya di pers kampus lalu muncul ke permukaan menjadi pekerja pers profesional! Ia akan membuat cahaya baru dalam kancah persaingan ideologi di ranah pers industri hari ini. Tentu saja mereka yang berasal dari pers kampus akan memperlihatkan "mantagi" aktivis  yang dimiliki. Tidak serta merta bisa terbayar murah dan jadi "kacung" industri.


Di atas semua itu, memang semuanya kembali kepada kualitas dari proses yang ada di media kampus. Media kampus, sebagai tempat untuk mengasah bakat dan minat sering sekali "bermasalah" dengan regenerasi dan pendanaan. Tetapi, dari sejarah yang ada, persoalan ini bisa dilibas dengan input kader yang cepat dari tahun ke tahun. Mereka diasah secara tajam oleh senior yang sudah lebih dahulu melangkah.


Persoalan dukungan dari pihak aparatur kampus, memang tidak bisa dianggap sepele. Tetapi setidaknya, semangat dobrak anak muda, mestilah bisa mengalahkan hegemoni aparatur yang memang tidak tahu apa-apa tentang dinamika lembaga mahasiswa. Mahasiswa memiliki corak tersendiri dalam membangun wataknya. [Balai Baru, 27 November 2008] 21.00 WIB]


Thank to: Desi (LPM Akmalasi Unri Riau), Yuyun (Fatsoen STAIN Cerebon), Hudzaifah (LPM Kentingan UNS), Haryati (Identitas Unhas), Eva (Suara USU Medan), Firma (Bahana Mahasiswa - UNRI). Pertanyaannya menarik! teruskan perjuangan….

No comments:

Post a Comment