Jalan Pintas
Tak Pernah Pantas
Judul : Ryan: Kisah seorang Psikopat
Penulis : Bonafacio Anggara
Penerbit: Narasi
Cetak : Agustus 2008
Tebal : 95 Halaman
Jalan pintas tidak selalu pantas. Nafsu ingin tampil lebih dari kemampuan memang berbahaya bagi mereka yang tidak mampu mengontrol diri. Perjalanan hidup memang kadang-kadang memiliki landasan yang sangat berbeda. Kepentingan berbeda dan tentu saja, pilihan untuk berbuat apa pun kembali kepada keputusan yang diambil.
Kisah hidup Riyan memang mengguncang tanah air. Pembunuhan berantai yang dilakukannya sangat sadis. Sebelas nyawa melayang dari tangannya dengan alasan motif pembunuhan berbeda.
Pengakuannya berbelit. Tetapi semua terbongkar dengan pasti. Karena memang, kejahatan akan tetap kelihatan sampai limit kekuatan kebohongan menutupinya makin tipis. Kebenaran seperti angin. Ada dan mampu keluar dari lobang sekecil apa pun. Sebuah buku dengan materi yang baru dan masih hangat. Terbongkarnya kejahatan seorang psikopat dari Dusun Maijo, Desa Jatiwates, Kecamatan Tembelang, Jombang Jawa Timur. Pembunuhan berantai dikubur di belakang rumah, membuat dusun itu terkenal di seantero jagat.
Terlahir dengan nama Very Idam Henyansah, 1 Februari 1978, Riyan demikian ia disapa, awalnya adalah bocah cerdas. Sempat menjadi guru mengaji di kampung halamannya. Tetapi jalan hidupnya berubah sadis dengan kondisi bathin yang memang oleng. Lebih-lebih ditambah kelainan seks dan desakan kebutuhan hidup di Jakarta. Namun yang paling mendominasi kejahatan ini adalah kondisi labil kejiwaan. Riyan termasuk psikopat yang berbahaya. Sedikit saja tersinggung bisa main bunuh dan ia menikmati cara pembunuhan yang ia lakukan.
Kejahatan selalu terungkap pada waktunya. Riyan memang telah menutupi dengan rapi kejahatannya, tetapi kenyataan memang ia harus menebusnya. Terbongkarnya sebuah kasus tidak lepas dari sebuah kebenaran selalu datang tepat pada waktunya.
Ada hikmah besar dari kisah ini. Dimana desakan kebutuhan hidup, emosi yang labil, kelainan seks, kadang-kadang logika sangat buntu diajak berpikir. [abdullah khusairi]
No comments:
Post a Comment