Titik Balik
Orang-orang menunjuk hidungnya. Menyalahkan. Menertawakan. Mencibirkan. Menjauhkan. Membencikan. Ia seumpama sampah! Segala kesalahan ditumpahkan kepadanya dengan lengkap. Serupa tukang cuci piring menumpahkan air dan sisa makan ke comberan saja. Begitulah ia disiram kekalahan!
Ia benar-benar tidak memiliki harga diri di hadapan siapa pun yang mengenalnya. Ia malu bercampur pasrah. Tetapi ia tabah! Menghadapi dengan "senang hati" apa yang sedang terjadi. Ia memahami tentang keruntuhan moral atas dirinya. Ia menelannya sebagai pengalaman hidup yang berharga. Berbulan-bulan, bertahun-tahun, ia berhadapan situasi yang sangat dibencinya. Sesekali ia merasakan hati yang patah. Sesekali ia menyumpah juga. Namun tekad untuk menghadapi tantangan seperti ini sebagai pengalaman hidup serupa nabi yang sakit dimana seluruh tubuhnya telah keropos. Cuma tinggal sepotong hati saja, itupun sudah didekati ulat.