Padang---Setelah kampanye rumah aman gempa, Pemprov Sumbar mulai menyadari dan akan mencanangkan pembangunan gedung yang diyakini aman gempa. Beragam teknologi dipelajari. Mulai dari yang konvensional hingga yang mutakhir.
"Pertanyaan yang sering muncul di tengah kita, apakah tahan ketika diguncang gempa. Saya mendapatkan jawaban dari teman-teman ahli konstruksi Jepang, tidak ada yang aman, namun bukan berarti tidak ada teknologi terbaru untuk membangun gedung agar tetap aman ketiga gempa terjadi," ungkap Kepala Dinas Prasarana Jalan dan Permukiman, Ir. Dodi Ruswandi, MSc ketika membuka Workshop On Retrofit Damaged Building And Infrastructure due to September 30th 2009 Sumatra Earthquake Seismic Isolation Techniques, Pangeran Beach Hotel, Rabu (7/4).
"Sepulang dari studi ke Jepang hingga Amerika, jawabannya yang didapatkan adalah, gunakan teknologi terbaru. Sebab itulah yang paling mungkin. Tidak ada lagi alasan untuk menunda, pengalaman pemerintahan Jepang patut dijadikan modal kita," tegas Dodi di hadapan peserta yang terdiri dari konsultan konstruksi, akademisi konstruksi dan jajaran pemerintahan. Turut hadir Koordinator Tim Pendukung Teknis (TPT) BNPB Rehab Rekon Sumbar, Dr. Sugimin Pranoto.
Dodi Ruswandi, Sugimin Pranoto, bersama anggota TPT Febrin Anas Ismail bersama Gubernur Sumbar melawat ke Jepang dan Amerika, Februari lalu dalam dua rombongan. Selain mempelajari ilmu pengetahuan mutakhir tentang gedung aman gempa, juga melakukan lobi bantuan.
"Kita menyadari sekali, begitu abai dan tidak mengubris persoalan geografi. Gempa 30 September 2009 membuka mata kita. Bahwa sebuah rumah sakit harus dibangun di atas standar rata-rata kualitas. Begitu juga gedung pemerintahan lainnya. Sebab, sangatlah rugi jika setiap gempa selalu runtuh. Sementara gempa selalu ada setiap waktu karena Sumbar berada di wilayah gempa," jelas Dodi.
Dodi berharap pada Workshop dapat melahirkan komitmen atas kualitas konstruksi di Sumbar.
Pakar Konstruksi Jepang
Workshop On Retrofit Damaged Building And Infrastructure due to September 30th 2009 Sumatra Earthquake Seismic Isolation Techniques menghadirkan pakar konstruksi dari Jepang. Mereka adalah Takayuki Teramoto dari University of Science Tokyo, Dr.Toshio Okoshi, Keduanya menurunkan makalah, Seismic Retrofit Examples by Seismic Isolation in Japan, Seismic Isolation Systems in Japan, Current Topics in Seismic Isolation for Buildings in Japan. Kemudian pada sesi lain khusus para insinyur hadir PE.A.Sezaki, Shigeru Kumazawa dan Dr. S Komata. Mereka membahas masalah Water Supply System, Earthquake and Tube well dan Water Resource Investigation.
Paparan pakar-pakar ini memperlihatkan teknologi yang telah dipakai di Jepang, baik dalam membangun baru maupun dalam memperbaiki gedung yang rusak akibat gempa. Walau masih tergolong mahal, namun menurut Dodi Ruswandi, gedung pemerintahan mesti menggunakan ini, dengan harapan dapat diikuti oleh pihak swasta dalam membangun gedung nantinya. Pilihan-pilihan memakai teknologi seperti apa untuk Sumbar sangatlah terbuka.
Sejak gempa Kobe, Jepang mengembangkan teknologi yang telah ada di New Zealand. Teknologi Seismic Isolation, salah satu teknologi dengan memberi pengamanan pada dasar gedung. Pemerintah Jepang tetap yakin dengan teknologi yang dibuat bisa mengamankan aset berupa gedung-gedung bertingkat dan tetap terus membangun gedung pencakar langit dengan sistem konstruksi yang telah diuji.
"Kita harus memulainya tanpa tanda tanya lagi. Sebab teknologi selalu berkembang. Tak mungkin menunggu hasil final dari baru membangun. Sebab gempa terus ada," kata Dodi. [abdullah khusairi]
No comments:
Post a Comment