Padang—Tim Pendukung Teknis (TPT) BNPB Rehab Rekon Sumbar melakukan kajian menyeluruh soal relokasi korban galodo akibat gempa. Hasil kajian yang melibat berbagai pihak ini akan melahirkan rekomendasi kepada Tim Pelaksana dan Pemkab.
"Sudah dimulai dengan beberapa kali pertemuan. Banyak persoalan yang mengapung, kita masih menampung," ungkap Anggota TPT BNPB Rehab Rekon Sumbar, Khatib RB Pahlawan Kayo, usai rapat relokasi, Rabu (7/4).
Rapat ketiga digelar menghadirkan NGO, BPBD, Wali Nagari. Semuanya memberikan data dan pemikiran atas kebijakan relokasi.
Hal-hal yang muncul, masalah sosial ekonomi warga yang akan direlokasi, budaya dan sikap kesiapan, pendapatan awal para korban, jumlah KK yang belum valid, lokasi penempatan, dll.
"Dinas Transmigrasi Provinsi Sumbar menyiapkan dua tempat, di Kabupaten Dharmasraya, Sijunjung dan Kabupaten 50 Kota. Kedua Pemkab siap menerima dan sudah ada lahan. Namun tidak bisa begitu saja dilaksanakan seperti pengadaan barang," ujarnya.
Sementara itu, ada beberapa tempat pengungsian yang kini masih ada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Padangpariaman. Setidaknya ada 1500 KK yang masih di penampungan. Sementara, tempat mereka sebelumnya telah rusak semua dan berada pada zona merah.
"Memang bukan langkah mudah. Tapi harus ada jalan keluar agar masyarakat korban cepat hidup normal. Tidak di pengungsian lagi," jelas Khatib.
Harapan agar cepat itu semakin jauh saja, sebab pemerintah daerah tidak punya dana untuk melakukan relokasi. Pilihan antara program insitu, eksitu, masih belum bisa diputuskan agar korban cepat dapat tempat permanen.
Masa transisi di tempat pengungsian memang dikhawatirkan menimbulkan berbagai masalah. Rencana aksi harus segera dilaksanakan. "Rekomendasi nanti kita usahakan dapat menyelesaikan masalah. Bukan menambah masalah bagi korban," ujarnya.
Rapat keempat seputar relokasi ini, dihadari dari Disnakertrans Sumbar, Bappeda Sijunjung, BPBD Agam, Bappeda Padangpariaman, NGO lokal dan asing.
”Ini tantangan. Karena bukan memindahkan barang, ini memindahkan orang. Kelayakan, persiapan mata pencaharian, sangatlah penting kajian matang,” tutup Buya Khatib, demikian ia akrab disapa.[abdullah khusairi]
No comments:
Post a Comment