“Partai Golkar Disayang Tuhan!”
Saya mendapat kesempatan pertama untuk bertanya kepada tokoh muda yang menggebrak peta politik Sumbar dan nasional sejak 2004 lalu. Dia Jeffrie Geovannie, yang malam itu pakai kemeja kuning. Tidak terlalu kental kuningnya, sedikit muda. Tapi penampilannya sama seperti empat tahun lalu waktu tampil sebagai Cagub Sumbar 2004. Charming, famous!
Saya bertanya seputar kesiapan kader-kader partai di daerah yang masih arogan, tidak membuka diri, tidak bisa berubah, seperti halnya Partai Golkar yang disebut sudah berubah. Paradigma baru. “Butuh proses dan saya terinspirasi dengan cerita Sonny and Sanny yang diceritakan presiden Amerika,” paparnya bersahabat.Jeffrie memang banyak terinspirasi dari gaya demokrasi Amerika. Ia dengan lancar memberikan pemikiran-pemikiran baru dalam dialog di Carano Room, malam itu. Pikiran seputar nasib negeri ini ke depan dan semangat muda yang harus mendapat tempat. Referensinya selalu memiliki data survei.
“Jadi kalau ada kader partai di daerah masih arogan, kita tunggu mereka berubah dengan sendirinya. Kita harus optimis untuk itu. Kalau tidak berubah juga, ya pasti tidak bisa eksis,” paparnya.
"Partai Golkar disayang tuhan," jelas JG, demikian ia akrab disapa. JG menjelaskan bagaimana ia bisa masuk ‘pohon beringin’ dari ‘matahari terbit’. Beberapa pilihan pahit politik yang harus diambilnya. Ia berani mengambil keputusan dan mendapat tempat yang nyaman di Partai Golkar. Partai Golkar di mata JG merupakan tuah yang selalu hidup di negeri ini.
“Golkar bersama kadernya mengalami pasang surut. Tiarap dan secara psikologis tak kuat menerima hujatan agar Partai Golkar dibubarkan. Tetapi setelah itu bangkit. Lewat konvensi yang pertama dilakukana di negeri ini. Ini model terbaik yang patut dijadikan acuan,” papar JG.
Tak ada yang percaya Partai Golkar bisa bangkit. Baik pengamat Artinya, partai ini masih dibutuhkan. Dibicarakan sepanjang tahun. Kader partai menerima kesegaran yang baik dari running for presiden. Semangat muncul lagi.
Itulah salah satu dari sekian banyak topik yang dibicarakan, Minggu (7/9) malam, yang harus berakhir hingga dini hari, Senin (8/9). Hadir pada kesempatan itu, Kepala Divisi Regional Zaili Asril, Wakil Pemimpin Perusahaan Jayusdi Effendi, Wakil Pemimpin Perusahaan Wiztian Yoetri yang langsung menjadi moderator, Pemimpin Redaksi Yulius Putra, Wakil Pemimpin Redaksi Abdullah Khusairi, Manager Program dan Produksi Padang TV Firdaus, Pemimpin Redaksi www.padang-today.com dan Redpel Padeks Montosori. ??Turut mendampingi Jefrrie Geovannie (JG), Apris Yaman, Efrizal Effendi, Taslim, Musmeizer, Marlis. Semuanya merupakan calon dari berbagai partai. Apris Yaman kini menjabat Wakil Ketua DPRD Sumbar, masih mencalonkan. Efrizal Effendi anggota Fraksi PAN DPRD Sumbar, mencalonkan di DPD RI. Sedangkan Taslim, kini Ketua Fraksi PAN di DPRD Sumbar, mencalonkan diri untuk Calon DPR RI. Musmeizer mencalonkan dari Golkar, kini pengurus DPD Partai Golkar Sumbar dan AMPG. Marlis, tercatat sebagai pengusaha, memegang mandat Partai Merdeka, kini mencalonkan dari Partai Hanura, Helmi Muslim calon dari Partai Golkar, seorang pengusaha. Calon Wali Kota Padang dari Partai Golkar Yul Akhyari Sastra. Ia Ketua Komisi A DPRD Sumbar. Hatayul Fikri, anggota DPRD Sumbar dan calon di DPRD Riau, Bachtul anggota DPRD Sumbar dan juga mencalonkan lagi.
Dialog Tokoh
"Pak Jeffrie Geovanie sudah punya jamaah," ungkap Kepala Divisi Regional Riau Pos Groups, Sutan Zaili Asril ketika membuka percakapan kemarin malam. Suasana dingin. Jeffrie Geovannie tampak santai. Tangannya dilipat di dada. Jeffrie Geovannie sosok yang patut dikenal lebih jauh. Sutan Zaili Asril memaparkan pemikiran seputar pemilu dan demokrasi. Figur dan partai yang bakal dipilih rakyat.
Sutan Zaili Asril memang sedang memancing semua adrenalin JG agar bisa keluar semuanya. Dan ternyata berhasil. “Saya tetap optimis, Partai Golkar menang dan ada di hati rakyat. Tidak ada korelasi antara kekalahan Pilkada gubernur, wali kota, bupati yang dialami oleh kader yang diusung. Tetapi untuk lebih tahu, kader siapa yang terpilih lewat partai lain? tiada lain adalah kader Partai Golkar. Karena Partai Golkar punya banyak kader,” tutur JG.
Pertanyaan seputar gaya periklanan dan komunikasi politik muncul ke permukaan membuat semakin hangat diskusi. Dimana komunikasi massa dan media massa menjadi tumpuan dalam melakukan kampanye. Mulai dari memperkenalkan diri sampai pada pesan yang dibawa.
“Hasil survei, 10 baliho lebih dari padan 10 ribu poster. Begitulah logika kampanye,” ungkap JG, sembari menyebutkan iklan kampanye Sutrisno Bachir yang sempat dikerjakan bersama tim kreatifnya. Sutrisno Bachir akhirnya bisa menempati hasil survei yang meyakinkan untuk maju sebagai calon presiden. JG, dalam iklannya memang atraktif. Beberapa hari belakangan, sempat menyentak dengan satu halaman warna kuning di setiap media massa. Lalu sedikit tercantum namanya. Tentu saja menimbulkan pertanyaan bagi setiap pembaca media cetak. Inilah salah satu trik yang dibuat tim kreatifnya.
Politisi daerah ini agaknya patut mendengar petuah orang seperti JG. Katanya, malam itu, “Kita mesti banyak belajar! Agar bisa terjadi lompatan kemajuan,” ujarnya.
Pertemuan yang hangat, pertemuan yang berkesan. Semua orang menyuarakan aspirasi tentang apa saja. Dengan landasan, perbedaan mestilah disatukan dalam sebuah wadah agar bisa jadi warna warni yang indah. [abdullah khusairi/foto muhammaf arif pribadi]
No comments:
Post a Comment