Sunday, September 7, 2008

RESENSI-JARINGAN ISLAM





Menguak Akar Islam Radikal

Judul : Membedah Jaringan Islam JihadiCOVER-BEDAH-ISLAM
Penulis : Nur Khaliq Ridwan
Penerbit: Erlangga
Cetak : Mei 2008
Tebal : 290 Hal




Gerakan Islam garis keras yang disebut Jihadi, memang menjadi fenomena dunia. Dimana, ia lahir dari pemahaman terhadap teks aturan agama lalu melahirkan budaya gerakan. Pemahaman yang diambil dari teks, tidak membangun toleransi tetapi menegakkan ketegasan syariat. Oleh karenanya, kinerja pemikiran yang dilahirkan adalah gerakan untuk menegakkan syariat yang tentu saja membutuhkan kesepahaman dengan lingkungan. Ketika hal tersebut tidak ditemukan, maka strategi dan serangan pun dilakukan. Beragam cara yang dilakukan, salah satunya dengan bom bunuh diri.
Indonesia termasuk dari negara yang menjadi tempat gerakan tersebut hidup. International Crisis Groups (ICG) memiliki data yang banyak seputar Islam garis keras yang memiliki pelatihan khusus militer dan teknik pengeboman. Walau terdapat bantahan di sana-sini, ternyata bila dilihat dari benang merah antara kasus yang ada di negeri ini fakta-fakta tak bisa dibantah. Memang ada sebuah ideologi yang sedang bergerak masif. Memiliki hubungan baik pribadi, cita-cita, maupun struktural antara satu daerah dengan daerah lain. Buku ini membedah hasil kerja ICG Asia Tenggara yang dikomandoi oleh Sidney Jones.Paparan yang diuraikan memang merujuk —salah satunya— kepada Gerakan Negara Islam Indonesia (NII). Gerakan ini menyisakan tokoh dan semangat yang menyebar ke daerah-daerah strategis. Malahan yang menarik, justru keterlibatan Badan Koordinasi Intelijen Nasional (BAKIN) dalam komando jihad.
Dipenuhi dengan data dan fakta dari beragam sumber, buku ini benar-benar membedah jaringan gerakan Islam garis keras. Dimana, sel-sel jaringan terselubung dan teratur di pelosok tanah air. Ini sepertinya terpelihara dengan baik dan diabaikan —atau dipelihara— oleh aparat. Namun sewaktu-waktu, biasanya gerakan ini akan digerebek sesuai dengan permintaan dan target yang akan dipenuhi. Jadinya, seperti sebuah lingkaran permainan kebutuhan antara satu elemen dengan elemen lain, antara yang berkuasa dengan yang tidak, tergantung siapa paling membutuhkan.
Pada tataran ini, Islam seperti bukan sebuah agama tetapi gerakan politik yang ingin meraih tampuk kekuasaan. Namun demikian, dapat dipahami, perjuangan ideologi memang terus mereka lakukan dan cara dan pemahaman yang dimiliki. Setidaknya, dapat dilihat bagaimana laporan ICG dengan tajuk Daur Ulang Militan Indonesia, bahwa rangkaian perpecahan NII sejak kekalahan tahun 1962 memunculkan faksi-faksi seperti Ring Banten dan Batalyon Abu Bakar Ba’asyir (AAB). Salah satu kompi AAB membentuk Angkatan Mujahiddin Islam Nusantara (AMIN), memiliki kaitan khusus dengan Jamaah Islamiah (JI) dan BIN. Sungguh, ini buku yang penting sebagai rujukan melihat peta persoalan agama Islam di negeri ini. [abdullah khusairi]

2 comments:

  1. Buku Bagus. Thanks atas pinjamannya. Persoalannya sekarang perlu dicari, siapa operator di belakang semua gerakan itu?
    Laa Ashabiyah fi al Islam

    ReplyDelete