Saturday, April 12, 2008

AKAL dan JIWA

COVER-NALARWAHYU



Judul : Nalar & Wahyu
Penulis : Dr. Abu Yasid, LL.M
Penerbit: Erlangga
Cetak : Januari 2008
Tebal : 182 Halaman
Resensi : Abdullah Khusairi


Realitas kehidupan beragama terbentuk dari pemahaman wahyu. Pemahaman dan tidak menggunakan nalar sering kali menjadi dangkal dan membuat pemahaman agama menjadi kaku, sempit dan picik. Oleh karenanya, interelasi nalar dan wahyu dalam proses pembentukan syariat sangat penting.



Hubungan al-Qur'an dan Hadits, dan membutuhkan nalar dalam menta'wilnya. Agama tidak hanya bisa dinalarkan melalui teks. Karena teks al-Qur'an, menurut mufassirin, hanya 10 persen mengatur kemaslahatan secara qath'i, khusus habluminallah dan habluminannas, selebihnya hanya mengatur secara prinsip (zanni). Ada pun teknis, harus digunakan nalar dengan pendekatan keterangan Hadits dan sejarah. Yang perlu diingat adalah, tidak semua teks berdimensi syariat.



Buku ini membongkar pola yang selama ini dipahami oleh ummat tentang tata beragama, yang acap kali mempertentangkan hasil istimbat dari pada mencari solusi pemikiran baru. Padahal, al-Qur'an telah memberikan ruang kerja otak. Akal menjadi sarana yang tepat untuk menalarkan maksud-maksud ayat. Jadi, tidak serta merta memegang pendapat usang dengan taqlid.
Peran nalar dalam agama bukan ditiadakan. Masih terbuka untuk digunakan. Namun demikian, otoritas teks harus dilihat di atas konteks. Namun konteks, realitas mesti dibaca dengan bahasa kearifan, bukan dengan kedengkian dan dalil subjektif kelompok.
Teks memiliki redaksi dan substansi. Kiranya, penalaran perlu menelaah substansi dan tidak keliru memahami redaksi semata. Lalu meletakkan konteks teks dalam kerangka yang tepat. Menurut fuqaha, tidak ada ijtihad yang berhadapan dengan teks. Pelaksanaan ijtihad berkisar pada ketentuan-ketentuan hukum yang tidak terdapat dalam teks.
Buku ini memberi pemahaman, hukum-hukum lahir dari teks dengan proses pemaknaan pada sejarah. Bukan laku yang kaku dan menolak perkembangan zaman. Jika masih begitu pemahaman yang ada, maka ada kegagalan proses pemaknaan yang terjadi. []

No comments:

Post a Comment