NASIB PUAK MELAYU PASCA PEMILU

FUAD



Oleh: Fuad Mahbub Siraj
Mahasiswa ISTAC Malaysia


Pemilihan raya tahun 2008 telah selesai dilaksanakan. Pemilihan yang seharusnya diadakan bukan pada bulan Maret ini berakhir dengan kemenangan Barisan Nasional. Barisan nasional adalah salah satu dari tiga partai besar yang ada di Malaysia yang merupakan gabungan dari beberapa partai lain yang ada, kemudian diikuti oleh partai PAS yang merupakan partai Islam Malaysia sekaligus sebagai oposisi terkuat bagi pemerintah dan diikuti oleh Partai Keadilan Rakyat (PKR). Bagi pihak Barisan Nasional sendiri, kemenangan pada pemilihan raya kali ini merupakan kemenangan terburuk sepanjang 12 kali pemilihan raya. Gabungan dua partai, yakni antara PAS dan PKR membuat pemilihan raya kali ini semakin menarik dan mampu membuat barisan nasional “sesak nafas”, alhasil di beberapa bagian Malaysia Barisan Nasional mengalami kekalahan, tetapi hasil akhir tetap memperlihatkan bahwa Barisan Nasional masih tetap mendominasi pemilihan raya di Malaysia. Dengan kemenangan barisan nasional ini, Perdana Mentri Abdullah Badawi mengatakan, bahwa ia tidak akan mundur dari jabatannya sebagai perdana mentri.



Pemilihan raya memang telah berakhir, tetapi masih ada menyisakan beberapa pertanyaan penting dalam hati masyarakat, kenapa pemilihan raya yang seharusnya diadakan beberapa bulan lagi harus dipercepat pada bulan Maret ini? apakah ini adalah permainan politik karena Abdullah Badawi merasa simpati rakyat Malaysia terhadapnya sudah mulai menurun, ataukah karena disebabkan ketakutan Abdullah Badawi akan ikut sertanya Anwar Ibrahim jika pemilihan raya diadakan beberapa bulan lagi, karena pencekalan politik terhadap Anwar Ibrahim akan habis pada bulan Mei ini. Anwar Ibrahim adalah salah seorang yang sangat ditakuti keikutsertaannya pada pemilihan raya kali ini, Anwar Ibrahim adalah pesaing yang sangat berbahaya bagi Abdullah Badawi dan dua partai besar lainnya, yakni PAS dan PKR mencanangkan untuk menjadikan Anwar Ibrahim sebagai perdana mentri jika mereka mendapatkan kemenangan. Itu semua karena Anwar Ibrahim adalah orang yang sangat kritis terhadap pemerintahan Malaysia serta orang yang membawa ide-ide pembaharuan terhadap Malaysia serta Islam dan bahkan mantan perdana mentri Mahatir Muhammad sendiri telah mengakuinya. Berkaitan dengan kasus antara Mahatir dengan Anwar beberapa tahun yang lalu, Mahatir mengatakan bahwa itu semua memang permainan politik karena Anwar dianggap berbahaya bagi kenyamanan jabatannya serta bagi Barisan Nasional.


Semua jawaban terhadap pertanyaan di atas tadi hanya Abdullah Badawi serta “kelene-kelenenya” dan Tuhan saja yang tahu. Pemilihan Raya di Malaysia memang tergantung kepada keputusan perdana mentri kapan akan diadakan. Sekarang pertanyaan yang ada, apakah puak melayu mempunyai harapan terhadap pemilihan raya kali ini dan apa yang akan terjadi dengan harapan mereka tersebut serta bagaimana nasib puak melayu pasca pemilihan raya ini.


Berbicara mengenai harapan tentu saja rakyat melayu mempunyai harapan yang besar terhadap pemiihan raya kali ini. Isu utamanya adalah perubahan, perubahan Malaysia di segala bidang. Apakah itu bisa disebut reformasi? Mungkin hampir mengarah ke situ tetapi mereka belum mampu untuk itu. Reformasi hanyalah ada di dalam alam ide mereka saja. Mereke belum “cukup umur” dalam artian masih belum punya mental yang kuat untuk itu, mereka masih belum mampu untuk menyuarakan suara hati mereka kepada pemerintah, kemampuan mereka baru sebatas no action and talk only. Hasilnya dari semua itu apa, harapan yang mereka punya dan keinginan untuk perubahan pun juga hanya sampai di situ saja.


Bagaimana pun juga kesalahan bukan sepenuhnya terletak pada bangsa melayu, keadaan seperti ini telah telah tercipta sejak puluhan tahun yang lalu dan sudah menjadi darah daging mereka dan semua ini tidak lain dan tidak bukan karena mereka tidak pernah diberikan kesempatan untuk itu selama ini. Mereka tidak punya demokrasi dan demokrasi di Malaysia adalah milik pemerintah dan mereka pun tidak “mau” untuk merubahnya.


Saat ini puak melayu di Malaysia kian terpinggirkan. Ekonomi tetap berada di tangan orang-orang cina yang memang notabenenya adalah orang-orang pekerja keras, ulet dan disiplin. Sektor-sektor masyarakat lainnya di ambil alih oleh bangsa India. Lalu di mana posisi bangsa melayu? posisi mereka hanyalah sebagai penonton ketika negara mereka perlahan-lahan akan “diambil alih” oleh bangsa cina dan India dan selanjutnya mereka akan hidup dengan hanya membawa perasaan bangga bahwa Malaysia adalah milik mereka dan Malaysia adalah negara mereka tanpa kesadaran bahwa mereka sudah tidak punya apa-apa.


Hal tersebut semakin diperuncing dengan sifat malas bangsa melayu untuk bekerja dan menuntut ilmu. Mereka tidak mau untuk bekerja keras. Kita tidak akan pernah melihat bangsa melayu bekerja sebagai buruh, cleaning service, atau pekerjaan-pekerjaan yang di anggap rendah oleh sebahagian orang. Dengan alasan gengsi atau alasan-alasan klise lainnya membuat mereka hanya ingin untuk mendapatkan pekerjaan yang sifatnya santai, sedikit bekerja tetapi gaji besar dan diberikan pinjaman untuk pendidikan serta fasilitas-fasilitas lainnya. Hanya segelintir saja bangsa melayu yang berpikiran kritis dan jauh ke depan. Kemanjaan seperti ini telah mengurat mengakar dalam hati dan pikiran bangsa melayu dan karena itu perubahan hanyalah ada dalam alam ide mereka saja. Mereka tidak ingin ada persaingan memperebutkan sesuatu, mereka tidak ingin berjuang untuk bertahan hidup, mereka hanya ingin duduk-duduk saja dan menunggu supaya pemerintah mencukupi segala fasilitas mereka yang di dapat tanpa harus bekerja keras. Kemanjaan serta kemapanan seperti inilah yang akan menjadi boomerang buat mereka nantinya.


Realita seperti itu tidak bisa dipungkiri saat ini dan harapan hanyalah tinggal harapan dan seperti inilah nasib mereka pra ataupun pasca pemilihan raya. Kalaupun mereka mempunyai harapan mungkin kita perlu mempertanyakan, sampai di mana mereka ingin merealisasikan harapan mereka tersebut, apakah hanya sampai berharap saja atau sampai perjuangan yang maksimal untuk mencapainya. Bagaimana pun juga nasib mereka adalah mereka sendiri yang menentukan dan tidak harus menunggu selesai pemilihan raya karena itu hanyalah salah satu faktor pendukung saja nantinya.[]

Comments

Popular posts from this blog

METODE TAFSIR TAHLILI

RESENSI ASMARA DI ATAS HARAM

#DIRUMAHAJA